Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, untuk mencapai target visi Indonesia Maju di 2045 tidak semudah yang dibayangkan. Perlu persiapan yang matang dan juga usaha keras untuk mewujudkan visi tersebut.
"Mencapai Indonesia Maju tidak seperti Candi Roro Jonggrang yang dibuat dalam waktu semalam. Dia membutuhkan suatu persyaratan dan persiapan," kata Sri Mulyani dalam webinar Akselerasi Indonesia Maju melalui Penanaman Midal dan Insentif Fiskal, Kamis (1/4/2021).
Bendahara Negara itu mengatakan persiapan yang dilakukan untuk mencapai Indonesia antara lainbagaimana membangun kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu juga membangun infrastruktur dalam negeri.
Advertisement
"Bagiaman kita harus terus mampu tak hanya mengadopsi menggunakan tapi jadi inventer dari teknologi. Bagaimana sektor publik, birokrasi harus diperbaiki kualitasnya dari sisi produktivitas, pelayanan dan tata kelola," jelas Sri Mulyani.
Selain itu, syarat lain agar bisa menjadi negara maju adalah bagaimana Indonesia memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Dengan wilayah lautan yang lebih luas dari daratan, tentu hal ini bisa menjadi potensi yang luar biasa besar dari Indonesia.
"Enggak hanya prasyarat untuk Indonesia saja, semua negara kalau mau jadi high income country, advance country sejahtera dan adil mereka harus menyiapkan dengan strategi policy seperti yang sudah saya sampaikan, elemen manusia, institusi, infrastruktur, teknologi, dan sumber daya termasuk keuangan negara," ungkap Sri Mulyani.
Jebakan Kelas Menengah
Sri Mulyani menambahkan, tidak banyak negara yang mampu meyusun strategi dan mampu keluar dari jebakan negara menengah (middle income trap). Bahkan di Asia hanya Singapura, Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang yang mampu keluar dari middle income trap.
"Di Eropa enggak banyak kecuali negara yang masuk dalam high income country. Di latin Amerika belum ada kecuali Cile yang bisa masuk dan kalau dilihat dalam tabel betapa banyak negara mereka bisa mencapai status middle income tapi sudah 20-25 tahun stuck in the middle makanya disebut middle income trap," pungkas dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement