Liputan6.com, Jakarta - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau PT SMF mencatat kinerja positif sepanjang 2020. Hal ini terutama dalam penyaluran dana dari pasar modal ke penyalur KPR di sektor pembiayaan.
Berdasarkan hasil laporan keuangan 2020 Perseroan (audited) dari 2005 hingga akhir 2020, secara total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan mencapai Rp 69,15 triliun. Total aset SMF hingga akhir 2020 sebesar Rp 32,57 triliun.
Pencapaian kinerja yang positif tersebut ditopang dari kegiatan sekuritisasi sebesar Rp 631 miliar, penyaluran pinjaman sebesar Rp 6,43 triliun, serta penerbitan surat utang sebesar Rp 7,27 triliun. Laba bersih pada 2020 mencapai Rp 470 miliar.
Advertisement
Kinerja kegiatan usaha dan keuangan SMF sepanjang 2020 di atas RKAP perusahaan, kecuali untuk pendanaan termasuk penerbitan surat utang dan pinjaman lainnya. Untuk pendanaan ini mencapai 98,17 persen dari RKAP 2020.
Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, SMF selama 2020 telah menerbitkan surat utang sebesar Rp 7,27 triliun melalui penerbitan obligasi PUB V Tahap III sebesar Rp 4 triliun, PUB V Tahap IV Rp 2,11 triliun, sukuk mudharabah PUB I Tahap II Rp 346 miliar, MTN IX sebesar Rp 700 Miliar dan MTNS X sebesar Rp 110 miliar.
Posisi (outstanding) surat utang SMF mencapai Rp 18,16 triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp 1,5 triliun.
Untuk transaksi sekuritisasi, sejak 2009 sampai 31 Desember 2020, SMF telah berhasil memfasilitasi 14 kali transaksi sekuritisasi dengan total nilai akumulatif Rp 12,78 triliun. Sedangkan untuk kerja sama pembiayaan, SMF telah bekerja sama dengan Bank Umum, Bank Syariah, Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan Perusahaan Pembiayaan.
Direktur utama SMF, Ananta Wiyogo, mengatakan dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 1,08 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP).
"Ini menggambarkan sebaran dari penyaluran dana sampai Desember 2020 untuk kurang lebih 1,08 juta debitur, terdiri dari 65 persen pinjaman, 12 persen KPR FLPP, 22 persen sekuritisasi, dan 0,14 persen pembelian KPR," tutur Ananta dalam konferensi pers pencapaian kinerja PT SMF tahun 2020 dan strategi 2021 pada Senin (5/4/2021).
Sebaran wilayahnya terbagi atas 84,20 persen wilayah barat, 15,12 persen wilayah tengah dan sisanya sebesar 0,68 persen wilayah timur.
"Jadi masih banyak ketimpangan di barat, belum sampai merata ke seluruh Indonesia," sambungnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penugasan Khusus
Selain itu, SMF juga merealisasikan beberapa program penugasan khusus dari pemerintah, yaitu Program Penurunan Beban Fiskal pada Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Program Pembiayaan Homestay di Destinasi Pariwisata Prioritas, dan Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh.
Mengenai Program Penurunan Beban Fiskal pada Program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), SMF bekerja sama dengan BLU PPDPP Kementerian PUPR. SMF dalam hal ini menyediakan dana pendamping untuk KPR FLPP sebesar 25 persen dari total pembiayaan.
Terkait Program Pembiayaan Homestay, SMF sepanjang 2020 telah bersinergi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam merealisasikan Program Pembiayaan Homestay di Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) yang terletak di Desa Kemuning (Karanganyar, Jawa Tengah), Desa Mertak (Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat), dan Desa Sarongan (Banyuwangi, Jawa Timur).
Sementara itu, untuk realisasi Program Peningkatan Kualitas Rumah di Daerah Kumuh, SMF telah merealisasikan program di Kelurahan Bira (Makassar, Sulawesi Selatan), Kelurahan Krapyak (Pekalongan, Jawa Tengah), dan Kelurahan Mauk, (Tangerang, Banten).
Advertisement