Kementan Gandeng BUMN Pertani Kejar Penyerapan Gabah Petani Kendal

Pertani ingin agar harga gabah petani tidak anjlok saat panen raya karena hasil panen gabah petani yang memiliki kualitas yang baik.

oleh Andina Librianty diperbarui 07 Apr 2021, 19:15 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2021, 19:15 WIB
Musim Kemarau, Harga Gabah Kering Naik
Petani melakukan panen padi jenis Ciherang di kawasan Pantai Sukawayana, Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Minggu (1/12/2019). Saat ini harga gabah kering mencapai Rp 5600/ kg dari harga semula Rp Rp 4700/kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Ketahan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian dan PT Pertani melakukan kolaborasi dalam program penyerapan gabah petani di Kendal, Jawa Tengah.

Kerjasama ini diatur melalui perjanjian antara Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) (Persero) untuk mewakili PT Pertani (Persero) karena penunjukannya sebagai ketua klaster pangan BUMN.

Kepala BKP Agung Hendriari mengatakan, PT Pertani sebagai BUMN Pangan yang juga bergerak di bidang perberasan mempunyai potensi sarana dan prasarana PT Pertani (Persero) yang cukup besar serta seperti dryer dan Rice Milling Unit (RMU) yang tersebar secara nasional.

"Dengan kapasitas dryer rata-rata 30 ton per hari dan kapasita RMU 2-3 ton per jam, serta peluang pasar beras yang masih terbuka lebar khususnya antar pulau, saya yakin PT Pertani bisa menyerap gabah petani hingga 300 ribu ton," ujar Agung dalam keterangan yang diterima Liputan6.com, Rabu (7/4/2021).

Agung menambahkan, penyerapan gabah oleh Pertani bersifat komersial, sehingga pihaknya dapat membeli di atas HPP.

"Penyerapan Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) itu sifatnya public service obligation (PSO) dan harga telah ditentukan pemerintah. Sedangkan Pertani ini kita dorong penyerapan secara komersial," tuturnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kesejahteraan Petani

Hiruk-pikuk Petani Gorontalo Sambut Musim Panen dengan Bergotong royong
Petani menggiling saat musim panen padi di sawah Desa Bube Baru, Kecamatan Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo (15/3). Mulai dari menyabit padi hingga sudah menjadi bulir gabah itu semua mengunakan tenaga manusia. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertani (Persero) Maryono mengatakan, sebagai BUMN klaster pangan, Pertani konsen terhadap kesejahteraan petani pasca melalui pembelian harga di atas harga pokok penjualan (HPP).

Hal ini dilakukan guna mendukung kesejahteraan para petani agar petani tidak trauma dan dapat terus melakukan budidaya di panen yang akan datang.

"Hari ini kita off take dengan harga Rp 4.300. Di Banyuwangi dan Karawang harganya juga sama, untuk Provinsi Jawa Tengah sendiri kita sudah serap 3.000 ton," terang Maryono.

Pihaknya ingin agar harga gabah petani tidak anjlok saat panen raya karena hasil panen gabah petani yang sudah diserap oleh PT Pertani (Persero) memiliki kualitas yang baik.

Oleh karenanya, diharapkan program ini dapat turut membantu kesejahteraan petani di daerah. Adapun, program yang diselenggarakan di Unit Penggilingan Padi PT Pertani (Persero) Kendal ini juga merupakan tindak lanjut atas arahan Kementan untuk bersama dalam menggalakan gerakan penyerapan gabah petani.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya