Mendag Lutfi Ajak China Bentuk Kelompok Kerja Kelancaran Perdagangan

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral secara virtual dengan Mendag China, Wang Sentai

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 09 Apr 2021, 15:15 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2021, 15:15 WIB
Dihadapan DPR, Mendag dan BKPM Bahas Pelaksanaan Investasi di Masa Pandemi
Mendag Muhammad Lutfi hadir pada rapat kerja di ruang rapat Komisi VI DPR RI, kompleks parlemen, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Rapat kerja ini membahas realisasi anggaran tahun 2020, rencana kegiatan dan anggaran sesuai daftar isian pelaksanaan anggaranTahun 2021. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) RI Muhammad Lutfi melakukan pertemuan bilateral secara virtual dengan Mendag China, Wang Sentai secara virtual pada Kamis, 8 Februari 2021.

Pertemuan ini diadakan untuk membahas beberapa isu perdagangan yang menjadi kepentingan bersama. Diantaranya terkait ekspor produk unggulan Indonesia ke China, serta upaya peningkatan hubungan perdagangan kedua negara, salah satunya melalui pembentukan kelompok kerja peningkatan kelancaran perdagangan (Working Group on Promotion of Smooth Trade/WGPST).

"Pertemuan bilateral Indonesia dan China ini membahas beberapa upaya peningkatan perdagangan dan langkah-langkah untuk mempererat kerja sama perdagangan kedua negara. Langkah konkret dari upaya tersebut ditandai dengan dilakukannya penandatanganan terms of reference (ToR) pembentukan WGPST," jelas Mendag Lutfi dalam keterangan tertulis, Jumat (9/4/2021).

Penandatangan ToR tersebut dilakukan oleh Plt Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI, Kasan dan Direktur Jenderal Departemen Asia, Kementerian Perdagangan Tiongkok, Peng Gang.

Pertemuan pertama kelompok kerja dimaksud direncanakan untuk dilakukan segera pada tahun ini.

WGPST merupakan forum kerja sama bilateral antara Indonesia dan Tiongkok yang bertujuan untuk mempererat hubungan kemitraan strategis kedua negara di bidang perdagangan.

Secara struktur, WGPST berada di bawah kerangka forum High Level Economic Dialogue yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), total perdagangan kedua negara di tahun 2020 tercatat sebesar USD 71,41 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Tiongkok tercatat sebesar USD 31,78 miliar, dan impor Indonesia dari Tiongkok sebesar USD 39,63 miliar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perdagangan Indonesia dengan China Capai USD 100 Miliar di 2024

FOTO: Ekspor Impor Indonesia Merosot Akibat Pandemi COVID-19
Aktivitas bongkar muat kontainer di dermaga ekspor impor Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (5/8/2020). Menurut BPS, pandemi COVID-19 mengkibatkan ekspor barang dan jasa kuartal II/2020 kontraksi 11,66 persen secara yoy dibandingkan kuartal II/2019 sebesar -1,73. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Pemerintah Indonesia dan China berkomitmen menargetkan tingkat perdagangan dalam waktu tiga tahun ke depan. Di mana dari yang saat ini hanya USD 31 miliar menjadi USD 100 miliar pada 2024.

"Pertama target baru 3 tahun ke depan, kita akan meningkatkan perdaganan kedua negara dari 31 miliar menjadi 100 miliar pada tahun 2024," kata Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam konferensi pers, secara virtual, Jumat (2/4/2021).

Kedua negara juga akan mendalami kesepakatan kerja sama perdagangan dibangun sejak 2011 lalu yakni Bilateral Economic and Trade Cooperation (BETC) menjadi Trade and Investment Framework Agreement (TIFA).

"TIFA ini akan menjadi jenjang lebih tinggi. Kemungkinan kita akan membicarakan untuk memperdalam kegiatan perdagangan kedua negara dengan skema Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA," jelas dia.

Dia menambahkan, pemerintah Indonesia dan China juga sepakat untuk memperbaiki neraca dagang kedua negara.

Mendag Lufi melanjutkan, pemerintah China juga membuka kesempatan Indonesia untuk melakukan ekspor sarang burung walet. Dalam hal ini setidaknya ada lima perusahaan yang akan mengimpor sarang burung walet dari Indonesia dengan nilai USD 1,13 miliar.

"Dan juga ditambah dengan ekspor dan investasi untuk furniture dari shang dong wood and furniture yang jumlahnya lebih dari 200 juta dollar, dan investasi yang mendatangkan 150 perusahaan di Kalimantan Barat dengan lebih dari 3.000 pekerja, dan ini total semuanya adalah USD1,38 miliar atau lebih dari Rp20 triliun," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya