Liputan6.com, Jakarta - Saat Ramadhan dan Lebaran biasanya menjadi berkah bagi pemilik atau pengusaha warung makan. Namun dia tahun ini tak begitu. Usaha di sektor makanan dan minuman (mamin) seperti kedai atau kafe rumahan masih seret.
Hal inilah yang dirasakan oleh Iwan Kurniawan. Pemilik Kedai Warung Emak ini mengaku selama Ramadhan tahun ini belum cukup mendongkrak penjualan makanan dan minuman. Sekalipun ada kenaikan, masih jauh dari harapan.
Baca Juga
Iwan mengatakan selama Ramadhan omzet penjualan di tempatnya hanya naik sekitar 20 persen. Kenaikan ini masih terbilang kecil. Karena jika dibandingkan bulan-bulan puasa sebelum pandemi, kenaikan bisa mencapai 80 persen bahkan 100 persen.
Advertisement
"Kenaikan sih ada, tetapi tidak seperti tahun-tahun sebelum terdampak Covid-19," ujarnya kepada Merdeka.com, Senin (10/5/2021).
Dia menambahkan kebijakan pemerintah dalam larangan mudik Lebaran tahun ini juga tidak memberikan efek besar. Hal ini tercermin dari masih sepinya jumlah kunjungan. "Tidak berpengaruh sama sekali," imbuhnya.
Seperti diketahui, kebijakan larangan mudik Lebaran tahun diharapkan bisa mendorong sektor-sektor ritel dan wisata lokal. Dengan demikian, dapat mendorong perekonomian daerah.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
50 Warung di Jabodetabek Terapkan Layanan Pesan Antar
Sebelumnya, melalui akun instagram resmi Kementerian Koperasi dan UKM, hingga kini sudah mencapai 50 warung untuk dilakukan uji coba proses pesan-antar di wilayah Jabodetabek, yang sebelumnya pada pekan pertama April masih berjumlah 8 warung.
Sebelumnya menteri koperasi dan UKM Teten Masduki sudah menyampaikan bahwa Gerakan # BelanjaDiWarungTetangga sebagai kolaborasi antara kementrian koperasi dan UKM dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berbagai komunitas masyarakat.
Dengan target program ke depan berjumlah 30 ribu warung yang menjual komoditi pangan beras, telor, minyak, gula, sarden, kurma, dan tepung dengan harga wajar, untuk bergabung dalam gerakan ini.
“Sebagai tahap awal, Jabodetabek adalah kawasan yang pertama dilakukan pendataan oleh para relawan dan komunitas. Pelaku UKM warung yang sudah diverifikasi, nanti bisa mengakses aplikasi online, untuk melakukan proses pemesanan bahan baku dari 9 BUMN (klaster pangan). Saat ini sudah mulai dilakukan ujicoba proses pesan-antar untuk 50 warung di Jabodetabek, untuk memastikan semua sistem berjalan baik,” tulis keterangan di akun instagram resmi @kemenkopukm, Senin (20/4/2020).
Nantinya, diharapkan dengan program ini kementrian koperasi dan UKM ingin memastikan bahwa bahan baku pokok tersedia aman dengan harga normal di warung terdekat, proses pesan & antar melalui aplikasi online, menghindari kontak fisik, dan embangun gerakan pembelian di warung sekitar kita.
Selain itu juga dibantu oleh beberapa jejaring warung yang sudah terkoneksi dengan platform online, seperti Warung Pintar dan jejaring warung yang dikoordinasi koperasi, para relawan & komunitas pendukung, juga masih terus mengumpulkan data terkait warung-warung yang ada di lingkungan sekitar #SobatKUKM supaya bisa ikut terdaftar.
Lanjut, dalam unggahannya, kementrian koperasi dan UKM mengajak Anda yang memiliki warung atau warung masyarakat dilingkungan Anda yang belum ikutan, boleh langsung isi form di www.warungtetangga.org.
Tapi ingat! Ini hanya untuk wilayah Jabodetabek dahulu. Lalu data apa saja yang dibutuhkan untuk mendaftarkan warung? yakni Pemilik warung cukup diminta NIK pemilik Warung dan foto warung saja.
Sementara, untuk kriteria pelaku usaha yang bisa bergabung dalam program ini, yakni pemilik warung atau kelontong/warung sembako/warung makan. Kemudian sang pemilik warung berusia di atas 18 tahun. Lalu lokasi warung berada di area Jabodetabek untuk tahap ujicoba, dan mempunyai ponsel android dan dapat terhubung dengan internet.
Advertisement