Harga Minyak Stabil Usai Pecahkan Rekor di Perdagangan Sebelumnya

Harga minyak telah meningkat dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi dari para analis, termasuk OPEC dan sekutunya, bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Jun 2021, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2021, 08:00 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak hanya berubah sedikit pada penutupan perdagangan kamis. Hal ini terjadi setelah kenaikan dua hari berturut-turut yang membawa harga minyak berjangka ke level tertinggi dalam satu tahun, akibat penurunan persediaan.

Mengutip CNBC, Jumat (4/6/2021), harga minyak Brent berjangka untuk pengiriman Agustus turun 23 sen atau o,3 persen menjadi USD 71,12 per barel. Sedangkan harga minyak mentah AS turun 14 sen menjadi SD 68,69 per barel.

Harga minyak mentah Brent menyentuh level tertinggi sejak September 2019 di USD 71,99 per barel di awal sesi. Sedangkan harga WTI naik setinggi USD 69,40 per barel. Terkuat sejak Oktober 2018, setelah naik 1,5 persen di sesi sebelumnya.

Persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi untuk penurunan 2,4 juta barel. Sementara stok bensin tumbuh 1,5 juta barel dan stok sulingan melonjak 3,7 juta barel.

"Ini adalah laporan yang beragam karena kenaikan persediaan untuk bahan bakar bensin dan solar dan penurunan permintaan tersirat untuk bensin dan bahan bakar sulingan," analis Again Capital New York, John Kilduff.

Harga minyak telah meningkat dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi dari para analis, termasuk Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun 2021.

Pada Selasa kemarin, OPEC+ sepakat untuk melanjutkan rencana mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli. langkah ini untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi. Kesepakatan ini memberikan dorongan kepada harga minyak.

Pertemuan OPEC+ berlangsung 20 menit, tercepat dalam sejarah, menunjukkan kepatuhan yang kuat di antara anggota dan keyakinan bahwa permintaan akan pulih setelah pandemi Covid-19 menunjukkan tanda-tanda mereda.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Minyak Mentah Naik Dipicu Peluang Kenaikan Permintaan saat Musim Panas

lustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, harga minyak mentah dunia memperpanjang kenaikannya, dipicu tanda-tanda pemulihan permintaan dari AS ke Eropa memicu optimisme di antara produsen dan analis di pasar minyak mentah.

Kontrak harga minyak berjangka di New York melonjak 1,6 persen. Patokan global minyak mentah Brent ditutup di atas angka psikologis USD 70 per barel selama dua hari berturut-turut untuk pertama kalinya dalam lebih dari dua tahun.

West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli naik USD 1,11 menjadi USD 68,83 per barel. Brent untuk pengiriman Agustus naik USD 1,10 untuk mengakhiri sesi di USD 71,35 per barel, tertinggi sejak Mei 2019.

"Minyak dalam permintaan yang kuat saat ini, dengan ekonomi di seluruh dunia terbuka," ujar Daniel Yergin, Sejarawan minyak dan wakil ketua di konsultan IHS Markit Ltd., seperti melansir laman Bloomberg, Kamis (3/6/2021).

Minggu ini, menteri energi Arab Saudi juga mengatakan gambaran permintaan telah menunjukkan tanda-tanda perbaikan dan Fatih Birol dari Badan Energi Internasional mengatakan dia melihat pemulihan konsumsi yang kuat dalam enam bulan ke depan.

“Ada banyak ruang untuk kenaikan (harga minyak) di sini,” kata Bob Yawger, kepala divisi berjangka di Mizuho Securities.

“Musim panas dan pembukaan kembali ekonomi adalah bullish untuk permintaan, sementara tampaknya jauh lebih kecil kemungkinannya kita akan memiliki barel Iran dalam waktu dekat daripada minggu lalu," lanjut dia.

Patokan berjangka AS berada di level tertinggi sejak Oktober 2018. Para pedagang melihat harga minyak bergerak lebih tinggi dengan kebangkitan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 kemungkinan masih beberapa bulan lagi dan data real-time mengkonfirmasi rebound permintaan musim panas sedang berlangsung di beberapa negara.

Permintaan bensin AS mencapai level tertinggi sejak pandemi dimulai minggu lalu, menurut Descartes Labs, sementara lalu lintas di jalan-jalan Inggris lebih tinggi daripada tingkat pra-pandemi untuk pertama kalinya.

Struktur dasar minyak juga telah menguat. Selisih antara dua kontrak Desember terdekat untuk West Texas Intermediate ditutup pada level terkuat sejak September 2019. Ukuran itu menunjukkan ekspektasi yang meningkat untuk ketatnya pasar.

Namun, pemulihan konsumsi yang solid di beberapa bagian Asia tetap sulit dipahami. Penjualan bensin di India, pasar sepeda motor dan skuter terbesar di dunia, anjlok ke level terendah dalam setahun karena gelombang kedua infeksi COVID-19 yang menghancurkan konsumsi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya