Kredit Perbankan Mulai Positif, Pendorong Sektor UMKM

Dilihat dari kategori bank, pertumbuhan kredit ditopang oleh BPD dan bank BUMN yang masing-masing mengalami pertumbuhan 6,73 persen dan 5,37 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jul 2021, 19:35 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2021, 19:35 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - Penyaluran kredit industri perbankan mulai tumbuh di tengah pandemi Covid-19. Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), kredit perbankan tumbuh 0,59 persen (yoy) di Juni 2021. Sedangkan sebelumnya atau Mei 2021, kredit perbankan minus 1,28 persen.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menjelaskan, mulai tumbuhnya penyaluran kredit perbankan ini karena mulai pulihnya kinerja dan aktivitas korporasi, rumah tangga dan UMKM.

"Di perbankan ada satu perbaikan, kalau kita lihat data Juni 2021 overall kredit sudah mulai tunjukan positif baik secara mtm maupun yoy. Pertumbuhan kredit ditopang oleh kredit UMKM dan kredit konsumsi," ujar Destry di Jakarta, Jumat (30/7/2021).

Kredit UMKM lebih cepat mengalami recovery bila dibandingkan segmen korporasi. Oleh sebab itu, untuk menggenjot kredit dan mendukung pemulihan ekonomi, Bank Indonesia bersama OJK dan LPS terus melakukan sinergi kebijakan.

Dilihat dari kategori bank, pertumbuhan kredit ditopang oleh BPD dan bank BUMN yang masing-masing mengalami pertumbuhan 6,73 persen dan 5,37 persen. Meski demikian, bank asing dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) masih mengalami tantangan dalam menyalurkan kreditnya karena masih tumbuh negatif masing-masing -25,01 persen dan -2,90 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Waktu yang Tepat

Ilustrasi bank
Ilustrasi bank (Sumber: Istockphoto)

Melihat kondisi itu, menurut Destry, pertumbuhan kredit perbankan tinggal menunggu waktu/ timing yang tepat saja. Sebab tingkat premi risiko perbankan juga telah mengalami penurunan dari 1,69 persen di April 2021 menjadi 1,60 persen di Mei 2021.

Premi risiko perbankan mengindikasikan persepsi risiko perbankan terhadap dunia usaha yang cenderung membaik. Penurunan premi risiko tersebut juga mendorong penurunan suku bunga kredit baru di hampir semua kelompok bank, kecuali kelompok BUSN.

Sementara di pasar kredit, penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan terus berlanjut, yaitu menurun sebesar 169 bps sejak Mei 2020 menjadi 8,86 persen pada Mei 2021.

Selain itu, lanjutnya, likuiditas perbankan juga sangat longgar sehingga siap menyalurkan kredit. Kondisi likuiditas yang longgar tercermin pada rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang tinggi, yakni 32,95 persen dan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 11,28% (yoy).

"likuiditas ample dengan cukup tingginya penempatan dana di BI likuidity ada cuma timingnya aja. Premi risiko perbankan juga sudah turun. Jadi timingnya sudah mulai kelihatan bank akan mnyalurkan kredit," jelasnya.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya