Faisal Basri: Pemulihan Ekonomi Indonesia Paling Lambat

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuratla II-2021 sebesar 7,07 persen dinilai belum cukup

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2021, 15:30 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2021, 15:30 WIB
Faisal Basri Sebut Indonesia Defisit Perdagangan di Tiga Sektor
Pengamat ekonomi Faisal Basri saat memaparkan tentang Holding BUMN Migas di Jakarta Selatan, Jumat (16/3). Menurutnya, Indonesia defisit perdagangan di sektor manufaktur, makanan dan minuman, serta migas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuratla II-2021 sebesar 7,07 persen dinilai belum cukup. Pencapaian Indonesia keluar dari resesi ini seharusnya bisa lebih awal.

Ekonom senior Faisal Basri menyebut kecepatan pemulihan ekonomi nasional pada kuartal II-2021 dibandingkan periode yang sama taun lalu sangat lambat.

Kecepatan ekonomi Indonesia hanya 14 persen, lebih rendah dibandingkan dengan Singapura yang mampu memulihkan perekonomiannya hingga 27 persen.

"Singapura kecepatan recovery-nya 27 persen, sementara Indonesia hanay 14 persen," kata Faisal Basri, Jumat (6/8/2021).

Faisal sengaja membandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2020 karena tahun lalu hampri semua negara di dunia mengalami kontraksi pada triwulan kedua.

Termasuk Indonesia yang mengalami kontraksi -5,39 persen. Kala itu kontraski ekonomi Indonesia menjadi yang lebih baik dibandingkan berbagai negara lain yang terkontraksi hingga 2 digit, termasuk Singapura.

"Saya bandingkan perekonomian kuartal II-2021 dengan kuartal II-2020 karena pada waktu itu semua negara merosot ekonomi yang dalam atau kontraksi. Jadi kalau saya kurangi perekonomian 2021 dan 2020, maka Indonesia ini paling lambat," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Indonesia Lebih Baik dari Vietnam

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi 2
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Singapura pun menjadi negara dengan pemulihan ekonomi yang paling cepat. Disusul Uni Eropa, Filipina, Amerika Serikat, China dan lain-lain. Sementara Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam. Namun yang perlu dicatat, tahun lalu Vietnam tidak mengalami resesi ekonomi.

"Indonesia hanya lebih baik dari Vietnam, tapi perlu dicatat, Vietnam tidak pernah mengalami resesi tahun lalu," kata dia.

Belum lagi, berbagai data menunjukkan Indonesia dinilai lamban dalam proses pemulihan ekonomi. Bloomberg menyatakan Indonesia menjadi negara paling buncit dari 53 negara. Majalan Economict mencatat Indonesia sebagai negara terendah ketiga dalam kinerja penanganan pemulihan ekonomi, termasuk nikei yang memeringkatkan Indonesia diurutan 110 dari 120 negara dengan penangan pandemi terburuk.

Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, pertumbuhan ekonomi nasional kuartal II-2020 mencapai 7,07 persen (yoy). Sementara secara triwulan tumbuh 3,3 persen (qtq).

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya