Cukai Rokok untuk Kendalikan Konsumsi, Bukan Sumber Pendapatan Negara

Kebijakan tarif cukai dinilai tidak bisa melindungi masyarakat sepenuhnya dari ancaman bahaya rokok

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Sep 2021, 18:15 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2021, 18:15 WIB
20160930- Bea Cukai Rilis Temuan Rokok Ilegal-Jakarta- Faizal Fanani
Petugas memperlihatkan rokok ilegal yang telah terkemas di Kantor Dirjen Bea Cukai, Jakarta, Jumat (30/9). Rokok ilegal ini diproduksi oleh mesin dengan total produksi 1500 batang per menit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Dewan Pembina Komnas Pengendalian Tembakau, Faisal Basri menilai dalam rangka pengendalian konsumsi rokok pemerintah tidak bisa bersikap netral.

Sebab kebijakan tarif cukai tidak bisa melindungi masyarakat sepenuhnya dari ancaman bahaya rokok. Tercermin dari prevalensi perokok anak yang setiap tahun semakin bertambah.

"Kebijakan cukai rokok enggak efektif melindungi rakyat Indonesia, enggak boleh netral, negara harus adil," kata Faisal dalam diskusi Kenaikan Cukai Rokok: Antara Pembatasan Dampak Negatif dan Pemasukan Negara, Jakarta, Kamis (2/9/2021).

Pemerintah mengklaim kebijakan peningkatan tarif cukai bisa mengurangi jumlah pertumbuhan perokok anak. Sebab harganya akan menjadi lebih mahal dan tidak bisa dibeli anak-anak. Di sisi lain penerimaan negara dari produk-produk hasil cukai tembakau (CHT) bisa lebih optimal.

Menanggapi itu, Faisal menilai kebijakan cukai rokok bukan untuk mengoptimalisasikan penerimaan negara. Sebaliknya pemerintah harus mencari sumber pendapatan negara lain ketimpang mengandalkan hasil cukai rokok.

"Cukai dibuat untuk mengendalikan, bukan optimalisasi penerimaan negara. Targetnya bukan untuk penerimaan negara. Negara harus kreatif untuk ciptakan kegiatan ekonomi bernilai tinggi, goods, jangan andalkan cukai," kata dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tarif Cukai Tak Akan Pernah Turun

Petugas Bea Cukai Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal Lintas Provinsi
(Foto:Dok.Bea Cukai)

Harus diakui, tarif cukai tidak akan pernah turun. Tercermin dari pendapatan negara dari cukai tetap tumbuh positif di tengah melemahnya perputaran ekonomi akibat pandemi.

"Cukai memang enggak pernah turun, di berbagai negara penerimaan turun semua kecuali cukai yang naik semua," kata dia.

Maka momentum pandemi ini kata Faisal seharusnya bisa dimanfaatkan pemerintah untuk menekan angka produksi rokok karena berkurangnya konsumsi masyarakat. Khususnya bagi perokok anak yang jumlahnya terus naik dari tahun ke tahun.

"Kebijakan pemerintah sekarang bagus dan efektif kalau jumlah produksi rokok turun, jumlah perokok turun dan terutama anak-anak," kata dia mengakhiri.

 

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya