Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) meresmikan Tajak Pengeboran Slim Hole Panas Bumi Sumur CKK-01 Kabupaten Sukabumi. Tujuannya untuk memanfaatkan sumber panas bumi di Indonesia sekaligus untuk menarik investor.
“Ini adalah pertama kali program yang dilakukan Pemerintah untuk mengidentifikasi sumber daya panas bumi yang ada,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam peresmian Tajak Pengeboran Slim Hole Panas Bumi Sumur CKK-01 di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (3/9/2021).
Baca Juga
Menteri ESDM menyebut Indonesia mempunyai potensi energi panas bumi (Geothermal) sebesar 3.000 Mega Watt (MW) di seluruh Indonesia. Namun, saat ini geothermal di Indonesia baru dimanfaatkan 2.100 MW.
Advertisement
“Masih banyak lagi yang harus kita lakukan dan manfaatkan,” imbuhnya.
Lanjut dia menjelaskan, dunia saat ini membutuhkan sumber energi yang bersih untuk menggantikan energi fosil, karena energi fosil menyebabkan emisi karbon yang berdampak pada perubahan iklim.
“Untuk itu bisa memanfaat ini dengan baik. Khususnya untuk program yang kita lakukan sebetulnya ada 8 lokasi yang kita lakukan, di Jawa Barat dilakukan 2, di Cikakak 1 dan Cikakak 2, satu lagi di Nusa tenggara timur,” ujarnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Incar Wilayah Timur
Oleh karena itu, pihaknya akan memanfaatkan sumber-sumber panas bumi di wilayah Timur, karena selama ini di wilayah Timur belum terkelola dengan baik dan masyarakat di sana juga memerlukan energi yang bersih.
Adapun dalam pelaksanaannya, kata Menteri ESDM, Pengeboran Slim Hole Panas Bumi Sumur CKK-01 di Kabupaten Sukabumi membutuhkan waktu 1-2 bulan. Momen tersebut dilakukan untuk memperoleh data-data yang nantikan akan diberikan kepada calon investor.
“Bahwa pengerjaan ini akan memakan waktu 1-2 bulan, kita bisa menghasilkan data-data yang akurat untuk memastikan investor untuk berinvestasi. Tujuannya data-data yang jelas akan memberikan kemudahan bagi investor untuk melakukan kajian-kajian keekonomian,” pungkasnya.
Advertisement