Liputan6.com, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebutkan, penyerapan gas bumi di dalam negeri masih rendah, ini menjadi salah satu masalah dalam pengembangan lapangan migas.
Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus mengatakan, gas bumi yang ada di sumur tidak bisa diproduksi dan dikomersialisasikan jika belum terdapat kepastian pasar yang menyerapnya. Kondisi ini menjadi tantangan dalam mengembangkan lapangan migas.
Baca Juga
"Ini tantangan besar bagi kita semua bagaimana POD (Plan of Development/rencana pengembangan lapangan migas) yang sudah disetujui bisa dikomersialisasikan dan diproduksi dalam waktu dekat," kata Taslim, di Jakarta, Rabu (22/9/2021).
Advertisement
Taslim menyebutkan, saat ini terdapat beberapa lapangan gas yang memiliki kandungan besar, namun gasnya belum bisa dikomersialisasikan sebab belum ada kepastian pembelinya.
Serapan gas dalam negeri pun masih terbilang rendah, bahkan dari 2012 sampai saat ini pertumbuhan kebutuhan gas dalam negeri lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan industri retail pada rata-rata 1,02 perse per tahun.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sulit Capai Target
Menurut Taslim, jika kondisi serapan gas bumi di dalam negeri terus rendah. Akan memberatkan pencapaian target produksi gas sebesar 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030.
Kepala Divisi Monetisasi Minyak & Gas SKK Migas, Agus Budiyanto, menambahkan, antara pasokan dan kebutuhan gas harus terjadi keseimbangan, untuk meningkatkan penyerapan gas di dalam negeri bisa dilakukan dengan meninggkatkan pembangunan infrastruktur gas dan penggunaan gas bumi pada sektor rumah tangga.
"Pemanfaatan gas bagi rumah tangga perlu sangat ditingkatkan termasuk jaringan infrastrukturnya," tutupnya.
Advertisement