Johnson & Johnson Bersama Star Energy Geothermal Hasilkan Seterum 100 Persen Nonfosil

Penerbitan Renewable Energy Certificate (REC) ini menandai komitmen kedua belah pihak atas inisiatif dalam mengatasi perubahan iklim melalui penggunaan listrik dari sumber yang dapat diperbaharui.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 07 Okt 2021, 19:41 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 11:21 WIB
Pembangkit Energi Terbarukan Star Energy Geothermal. Foto: starenergygeothermal.co.id
Pembangkit Energi Terbarukan Star Energy Geothermal. Foto: starenergygeothermal.co.id

Liputan6.com, Jakarta PT Johnson & Johnson Indonesia bersama  Star Energy Geothermal berkomitmen menghasilkan energi terbarukan. Ini ditandai dengan penyerahan sertifikat Renewable Energy Certificate (REC) yang diterbitkan Star Energy Geothermal.

Penerbitan Renewable Energy Certificate (REC) ini menandai komitmen kedua belah pihak atas inisiatif dalam mengatasi perubahan iklim melalui penggunaan listrik dari sumber yang dapat diperbaharui.

Renewable Energy Certificate (REC) yang diterbitkan untuk PT Johnson & Johnson Indonesia berasal dari PLTP Salak yang dioperasikan oleh Star Energy Geothermal.

Acara serah terima dilakukan Group Chief Strategy and Planning Officer Star Energy Geothermal, Agus Sandy Widyanto kepada Director of Supply Chain Management PT Johnson & Johnson Indonesia, Adi Prabowo, Kamis (7/10/2021).

Turut menghadiri acara secara virtual adalah Group Chief Executive Officer Star Energy Geothermal, Hendra Soetjipto Tan dan Presiden Direktur PT Johnson & Johnson Indonesia, Sawan Malik.

“Kami di Star Energy Geothermal sangat bersemangat dan berharap kemitraan kami dengan PT Johnson & Johnson Indonesia dapat menjadi contoh bagaimana perusahaan dari berbagai sektor yang berbeda dapat berkolaborasi untuk mengatasi perubahan iklim,” ujar Group Chief Strategy Officer Star Energy Geothermal, Agus Sandy Widyanto dalam keterangannya, Kamis (7/10/2021).

Saat ini, Star Energy Geothermal merupakan operator panas bumi di Indonesia yang mengelola total kapasitas terpasang listrik sebesar 875 MW di tiga pembangkit listrik panas bumi di Jawa Barat.

Ketiga pembangkit tersebut adalah PLTP Wayang Windu di Kabupaten Bandung dengan kapasitas listrik terpasang 227 MW, PLTP Darajat di Kabupaten Garut dengan kapasitas listrik terpasang 271 MW, dan PLTP Salak di Kabupaten Sukabumi dengan total kapasitas listrik terpasang 377 MW.

Director of Supply Chain Management PT Johnson & Johnson Indonesia menjelaskan jika inisiatif global telah menyatukan bisnis paling berpengaruh di dunia untuk melakukan transisi penuh dalam menggunakan energi dan listrik dari sumber yang dapat diperbaharui.

Dia menuturkan jika kolaborasi ini merupakan awal dari perjalanan untuk mewujudkan komitmen Johnson & Johnson untuk membangun rantai pasokan hijau di Indonesia.

“Setelah mengoptimalkan konsumsi listrik di fasilitas gudang kami, kami membeli Renewable Energy Certificate untuk lebih mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung perusahaan yang memproduksi listrik yang ramah lingkungan di Indonesia seperti Star Energy Geothermal,” jelas Adi Prabowo.

 

 

 

Hasilkan Listrik 1.200 MW di 2028

REC merupakan Sertifikat Atribut Energi (Energy Attribute Certificate / EAC).
REC merupakan Sertifikat Atribut Energi (Energy Attribute Certificate / EAC).

Komitmen Star Energy Geothermal untuk mengembangkan energi baru dan energi yang dapat diperbaharui diwujudkan dalam misi perusahaan untuk menghasilkan listrik 1.200 MW pada tahun 2028 dari sumber energi yang bersih dan ramah lingkungan.

Perusahaan berkomitmen untuk memajukan Indonesia dan dunia menuju bentuk energi yang lebih bertanggung jawab untuk membuat hari esok lebih cerah.

REC merupakan Sertifikat Atribut Energi (Energy Attribute Certificate / EAC). Melalui penggunaan EAC, pengguna akhir di seluruh dunia dapat membuat klaim yang dapat diandalkan tentang penggunaan energi seperti: “pabrik saya menggunakan 100% energi terbarukan”, “produk kami dibuat dengan 100% energi angin” dan “penggunaan listrik global kami memberikan nol emisi”.

Ini adalah instrumen akuntansi yang mengesahkan produksi MWh listrik bersama dengan karakteristik faktual tentang bagaimana, di mana, dan kapan listrik diproduksi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya