Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bali, Wayan Koster memahami, pandemi Covid-19 menyebabkan kontraksi yang sangat dalam bagi perekonomian Bali. Ini karena perekonomian Bali sangat tergantung pada satu sektor, yaitu pariwisata.
Padahal, bisnis pariwisata sangat rentan terhadap perubahan faktor eksternal, seperti gangguan keamanan (bom Bali 1 dan 2), bencana alam (letusan Gunung Agung), termasuk pandemi Covid-19.
Baca Juga
"Kejadian ini mengakibatkan perekonomian Bali sangat terpuruk," ujarnya, Senin (1/11/2021).
Advertisement
Bertitik tolak dari pengalaman tersebut, kini Bali mulai menata ulang perekonomiannya. Katanya, Bali akan kembali mengandalkan perekonomiannya pada enam sektor, yakni sektor pertanian (termasuk peternakan dan perkebunan), sektor kelautan dan perikanan, sektor industri, sektor industri kecil menengah (IKM), UMKM dan Koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital, serta sektor pariwisata.
“Namun, ke depan pariwisata akan kami posisikan sebagai sumber pendapatan tambahan atau bonus bagi perekonomian Bali. Dan, ini harus dikelola agar berpihak terhadap sumber daya lokal Bali,” katanya, tegas.
Gubernur Wayan Koster juga menekankan, pengembangan perekonomian Bali mengakomodasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), termasuk teknologi digital, yang harus dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif dan digital.
“Perkembangan Iptek, termasuk teknologi digital, harus dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian Bali agar menjadi lebih berkualitas, bernilai tambah, berdaya saing, dan berkelanjutan,” ucapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Visi EKONOMI KERTHI BALI
Seluruh konsep tersebut oleh Gubernur Wayan Koster disebut sebagai konsep pembangunan EKONOMI KERTHI BALI. Konsep tersebut merupakan implementasi visi membangun Bali Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.
Visi EKONOMI KERTHI BALI adalah untuk mewujudkan keseimbangan/keharmonisan alam, krama dan kebudayaan Bali yang sesuai dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi, yang mencakup enam sumber utama kesejahteraan/kebahagiaan kehidupan manusia, yakni penyucian jiwa (Atma Kerthi), penyucian laut (Segara Kerthi), penyucian sumber air (Danu Kerthi), penyucian tumbuh tumbuhan (Wana Kerthi), penyucian manusia (Jana Kerthi), dan penyucian alam semesta (Jagat Kerthi).
Dengan konsep EKONOMI KERTHI BALI, maka akan terjadi hubungan langsung antar sektor unggulan, menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru, meningkatkan kapasitas perekonomian, menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali, sehingga secara nyata memberi manfaat bagi peningkatan kesejahteraan dan kebahagiaan krama Bali secara sakala-niskala.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement