Sejumlah Investasi Dikantongi Jokowi dan Barisan Menteri dari Lawatan ke Luar Negeri

Sejumlah investasi dibawa pulang Jokowi dan para menteri, terutama investasi untuk pengembangan sektor energi baru terbarukan (EBT).

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Nov 2021, 16:35 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2021, 16:35 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi saat menghadiri KTT Luar Biasa G20 secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan sejumlah menteri melakukan kunjungan kerja ke luar negeri beberapa waktu lalu. Diantaranya menghadiri perpindahan presidensi G20 di Italia, dilanjut konferensi perubahan iklim PBB atau COP26 di Glasgow, Skotlandia, serta menghampiri pimpinan Uni Emirat Arab di Dubai.

Dalam rangkaian kunjungan itu, turut mengiringi Jokowi, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, serta Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia.

Sejumlah investasi dibawa pulang Jokowi dkk pulang dari lawatannya tersebut. Terutama investasi untuk pengembangan sektor energi baru terbarukan (EBT). Bahkan, ada upaya Menteri Erick yang menggandeng maskapai internasional Emirates sebagai upaya menyelamatkan Garuda Indonesia.

Pengembangan Vaksin

Menteri BUMN Erick Thohir sempat berbincang dengan mantan bos Microsoft, Bill Gates di sela-sela Conference of the Parties 26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia. Perbincangan keduanya membahas tentang investasi miliarder itu untuk pengembangan vaksin di Indonesia.

Pertemuan ini juga dihadiri Bersama dengan Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Bill Gates diketahui berminat menanamkan investasi di Biofarma.

Bill Gates berencana menanamkan investasi di Biofarma yang dikhususkan untuk pengembangan dan produksi vaksin mRNA. Jika hal itu terealisasi, maka secara langsung akan mendorong produk bioteknologi tanah air semakin berkembang dan kemandirian kesehatan Indonesia segera terwujud.

"Pertemuan khusus dengan Bill Gates untuk membahas minatnya berinvestasi di Biofarma dalam alih teknologi dalam pengembangan vaksin mRNA. Biofarma terbuka akan hal itu. Ini merupakan pengakuan atas kapasitas Biofarma yang berperan besar dalam proses produksi dan distribusi vaksin COVID-19 sehingga program vaksinasi nasional berjalan lancar dan mendapat apresiasi dunia internasional," jelas Erick Thohir di Glasgow, dikutip Rabu (3/11/2021).

Langkah ini memberi angin segar bagi upaya Indonesia untuk melakukan pengembangan vaksin di dalam negeri yang masih terus dipercepat. Artinya, rencana Biofarma sebagai Holding Farmasi BUMN untuk memproduksi vaksin COVID-19 mRNA pun kian mendekati kenyataan.

 

Pembangunan Infrastruktur

Jokowi selfie dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron
Jokowi selfie dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sela-sela KTT G20 Hamburg, Jerman. (Instagram/Marlisa Soepeno)

Pemerintah Uni Arab Emirate menyatakan siap berinvestasi di Indonesia. Negara ini berkomitmen menanamkan investasi hingga mencapai USD 32,7 miliar, atau sekitar Rp 457 triliun ke Indonesia.

Masuknya komitmen ini diyakini akan memajukan infrastruktur vital dan proyek-proyek strategis nasional. Prospek masa depan ekonomi Indonesia, terutama di sektor-sektor industri yang dikelola BUMN, mampu mendatangkan modal yang akan digunakan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

Hal itu diungkapkan Menteri BUMN, Erick Thohir usai menghadiri pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, UEA, Rabu (3/11/2021).

Dalam pertemuan juga dihadiri beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju 2 dan juga jajaran menteri, serta pengusaha UEA.

"Kepercayaan pemerintah dan kalangan pengusaha UEA akan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang besar itu mendukung keinginan kita membangun infrastruktur vital dan strategis dengan modal, bukan utang," jelas Erick Thohir di Dubai.

Jadi mayoritas investasi itu akan dialokasikan ke berbagai BUMN dan mendukung prioritas strategis Kementerian. Dari potensi investasi USD 32,7 miliar, sebanyak USD 18 miliar akan dialokasi kepada BUMN, diantaranya melalui Pertamina, PLN dan Pelindo.

Hal itu bertujuan untuk mendukung transformasi di ketiga BUMN itu dalam melakukan percepatan investasi, inovasi model bisnis, dan pengembangan teknologi.

 

Energi Baru Terbarukan

Sri Mulyani dan Joko Widodo
Sri Mulyani mendampingi Jokowi bertemu dengan investor dalam CEOs Forum yang diselenggarakan di Glasgow, Inggris (Foto: Instagram Sri Mulyani)

Kementerian BUMN mencanangkan beberapa proyek besar terhadap ketiga BUMN itu. Proyek tersebut antara lain, Pembangunan energi terbarukan untuk Indonesia berama PLN, revitalisasi refinery Pertamina yang akan meningkatkan kapasitas dan refineries di Indonesia.

Kemudian pengembangan infrastruktur pelabuhan di seluruh kepulauan Indonesia melalui Pelindo dan Pembangunan digital competitiveness.

"Melihat minat dan komitmen besar sejumlah investor global dan negara ke Indonesia harus dijawab dengan mempersiapkan SDM kita, sebagai human capital sehingga investasi dana dan modal ini bisa mencapai sasaran. Kita juga harus membenahi biaya logistik kita yang masih tinggi," ujar Erick Thohir.

Pihak UEA sudah berulang kali melakukan kerjasama dengan Indonesia. Di bidang energi, kerja sama antara PT PLN dan Pertamina dengan dua BUMN milik pemerintah UEA, yakni Masdar dan Abu Dhabi National Oil Company (Adnoc).

Kemudian Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yang telah berkomitmen melakukan investasi ke Indonesia Investment Authority (INA).

 

Hilirisasai Sumber Daya Alam

Menteri BUMN, Erick Thohir
Menteri BUMN, Erick Thohir hadir pada pertemuan bilateral antara Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dengan Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Istana Al-Shatie, Abu Dhabi, UEA, Rabu (3/11/2021).

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia dalam lawatan ke Uni Emirat Arab, melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan perusahaan pengolahan gas dan kimia asal Amerika Serikat, Air Products and Chemicals Inc (APCI) di Dubai pada Kamis (4/11). Penandatangan itu pun disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Investasi mega proyek senilai USD 15 miliar atau setara Rp 210 triliun ini dilakukan dalam bidang industri gasifikasi batu bara dan turunannya.

Kesepakatan investasi besar dan berjangka panjang ini berupa pendirian fasilitas gasifikasi untuk konservasi batu bara bernilai rendah menjadi produk kimia bernilai tambah tinggi seperti methanol, DME (Dimethyl Ether), dan bahan kimia lainnya.

Kementerian Investasi/BPKM mengatakan, kerja sama ini ditujukan untuk mendorong hilirisasi sumber daya alam dan meningkatkan substitusi impor. Hal ini merupakan perwujudan dari arah kebijakan Presiden Jokowi terkait transformasi ekonomi.

“Ini adalah sebagai bentuk penerjemahan visi besar Presiden RI termasuk dalam transformasi ekonomi dan hilirisasi industri. Total nilai investasi yang disepakati tadi mencapai USD15 miliar,” kata Bahlil, dikutip dari rilis Kementerian Investasi/BPKM, Sabtu (6/11/2021).

APCI, dalam kesepakatan tersebut akan melakukan kerja sama dengan BUMN dan pengusaha nasional di beberapa lokasi, seperti Sumatera, Kalimantan, Maluku, dan Papua, yang merupakan komitmen pemerintah dalam menerapkan model investasi yang kolaboratif dan inklusif, jelas Bahlil.

“Dalam konteks ini, kita langsung menindaklanjuti dengan perusahaan-perusahaan tersebut. Realisasinya akan mulai berjalan awal tahun 2022 nanti. Jadi saya pikir ini angka yang baik, tinggal bagaimana kita mengawal pada tindakan teknisnya,” ujarnya.

Penandatanganan nota kesepahaman itu pun juga disambut dengan dengan suka cita oleh Presiden, Chairman, sekaligus CEO dari Air Products and Chemicals Shefi Ghasemi.

“Kami merasa sangat senang bahwa pada hari ini telah ditandatangani nota kesepahaman, apalagi disaksikan secara langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Ini memberikan motivasi yang semakin kuat bagi kami untuk dapat segera merealisasikan investasi di Indonesia. Terima kasih atas dukungan penuh dari Kementerian Investasi selama ini. Kami siap untuk segera menindaklanjuti,” tutur Shefi Ghasemi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya