Liputan6.com, Jakarta Presiden Jokowi menemui para CEO industri otomotif asal Jepang. Pertemuan ini dilakukan di sela-sela kunjungannya di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2021 di Ice BSD City.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi tampak didampingi Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dan Ketua Gaikindo, Yohannes Nangoi. Agus membeberkan Presiden Jokowi membahas posisi Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 selama 1 tahun ke depan.
Baca Juga
"Bapak Presiden dengan para produsen dari Jepang tentu membicarakan bagaimana posisi Indonesia saat ini. Khususnya saat Indonesia jadi Presiden G20 (dengan) isu sentral yang akan diusung dengan melakukan transfer menjadi green economy," tutur Agus saat ditemui di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Rabu (17/11/2021).
Advertisement
Kepada para produsen, Jokowi menjelaskan Indonesia memiliki visi menjadi negara green country. Sehingga industri otomotif diminta untuk terus berinovasi untuk mengikuti arah visi Indonesia di masa yang akan datang.
"Bapak Presiden mempunyai visi agar Indonesia menjadi green country termasuk nanti turunannya salah satunya adalah industri otomotif yang teknologinya tidak pernah stagnan," kata dia.
Agus menjelaskan selama ini industri otomotif selalu melakukan berbagai inovasi mengikuti perkembangan zaman. Saat ini industri otomotif pun tengah mengikuti perkembangan zaman dengan menciptakan teknologi yang rendah emisi.
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tantangan Jokowi
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kata Agus memberikan tantangan bagi para produsen otomotif untuk mengembangkan teknologinya.
Tentunya hal ini akan didukung Pemerintah untuk memberikan kesempatan para produsen mencoba berbagai inovasi teknologi yang ada.
"Challenge-nya dari Bapak Presiden ke CEO produsen adalah tentu pemerintah memberikan kesempatan atau ruang sebesar-besarnya kepada produsen baik untuk penggunaan teknologi elektrik seperti PHEV, EV, maupun sekarang yang sudah ada teknologi berbasis hidrogen," tuturnya.
Hanya saja, kata Agus, pemerintah akan memprioritaskan produsen yang mengembangkan teknologi listrik EV untuk diproduksi. Alasannya, Indonesia memiliki banyak bahan baku dan ingin memaksimalkan hilirisasi sumber daya alam.
"Catatanya Indonesia memprioritaskan EV karena kita punya sumber atau material yang banyak nikel, kobalt, ada banyak di Indonesia dan tentu itu akan sangat kita manfaatkan sampai hilirisasi teknologi baterai, prioritas," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement