Penggalian Harta Karun Lumpur Lapindo Terhambat Alat dan Teknologi yang Belum Mutakhir

Pemerintah tak perlu terburu-buru mengejar nilai ekonomi dari lumpur Lapindo.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 31 Jan 2022, 15:20 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2022, 15:20 WIB
Wisata Lumpur Lapindo Tarik Minat Turis Mancanegara
Seniman membuatkan patung bagi warga korban kepada pemerintah di wisata lumpur lapindo, Sidoarjo, Senin (30/03/2015). Sudah 9 tahun kawasan ini terendam oleh lumpur, tidak terhitung kerugian yang diderita warga sekitar. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus meneliti adanya temuan harta karun logam yang tertanam di lumpur Lapindo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Berdasarkan informasi yang didapat sejauh ini, lokasi tersebut punya kandungan logam tanah jarang dan juga kandungan logam lainnya yang disebut critical raw material.

Namun, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menilai, unsur logam tersebut kemungkinan belum bisa dikelola dalam waktu dekat. Sebab, pemerintah masih terhambat dengan adanya alat dan teknologi yang memadai.

"Sejauh ini saya kira kita belum memiliki alat dan teknologi yang mutahir dalam mengelola lumpur lapindo," ujar Mamit kepada Liputan6.com, Senin (31/1/2022).

Menurut dia, pemerintah tak perlu terburu-buru mengejar nilai ekonomi dari lumpur Lapindo. Sebab, masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.

"Jika memang dari sisi ekonomis menguntungkan, saya kira baru kita bisa bergerak ke arah alat dan teknologi. Mengingat seharusnya ini menjadi satu kesatuan dalam mengembangkan potensi lumpur lapindo," ungkapnya.

Tak lupa, Mamit mengingatkan jika lumpur Lapindo masih menyimpan potensi bencana seperti yang terjadi bertahun-tahun lalu. Jika pemerintah terlalu ambisius mengejar keuntungan dari sana, ia takut justru kerugian yang didapat akibat bencana.

"Apalagi kita tahu bahwa lumpur Lapindo ini merupakan bencana yang cukup sulit diatasi. Harus dipikirkan juga dampaknya nanti seperti apa saat akan dikelola atau dimanfaatkan," imbuhnya.

"Menurut saya, ini masih sangat panjang untuk menuju komersiaslisasi," pungkas Mamit.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sri Mulyani Kirim Tim Penilai

Wisata Lumpur Lapindo Tarik Minat Turis Mancanegara
Seniman membuatkan patung bagi warga korban kepada pemerintah di wisata lumpur lapindo, Sidoarjo, Senin (30/03/2015). Sudah 9 tahun kawasan ini terendam oleh lumpur, tidak terhitung kerugian yang diderita warga sekitar. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Kementerian Keuangan turut menanggapi soal harta karun di Lumpur Lapindo. Kemenkeu akan mulai menghitung aset, termasuk kandungan di dalam tanah milik PT Lapindo Brantas tersebut.

Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kemenkeu Rionald Silaban mengaku telah mendengar desas-desus kandungan mineral yang ada di lumpur Lapindo. Guna memastikan hal itu, pihaknya pun akan mulai mengecek nilai kandungan mineral yang dikabarkan ada di tanah Lapindo.

“Nah pada dasarnya kita juga sudah meminta penilai untuk melakukan penilaian terhadap tanah tersebut, just in case bahwa yang bersangkutan tak bisa membayar dan kita harus terima tanah tersebut, kita sudah minta penilai melakukannya,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, ditulis Jumat (28/1/2022).

Ini, kata Rio, berkaitan dengan jumlah utang Lapindo yang menggunung terhadap negara. Namun, pihaknya mengaku belum mendapatkan hak titel terhadap tanah Lapindo yang disinyalir punya nilai berharga tersebut.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya