Wanti-Wanti PLN ke Pengusaha Batu Bara, Soal Apa?

PLN berharap agar Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara (ASPEBINDO) berpartisipasi aktif dalam menjaga ketahanan energi primer.

oleh Tira Santia diperbarui 17 Feb 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2022, 14:30 WIB
FOTO: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Setelah Indonesia Longgarkan Larangan Ekspor
Alat berat (kanan) digunakan untuk memuat batu bara ke truk di Pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) Marunda, Jakarta, 17 Januari 2022. Indonesia melonggarkan larangan ekspor batu bara. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta PLN berharap agar Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara (ASPEBINDO) berpartisipasi aktif dalam menjaga ketahanan energi primer, untuk kelistrikan termasuk memenuhi kontrak dan Domestic Market Obligation (DMO).

“Agar kebutuhan batu bara untuk pembangkitan tetap terpenuhi dan terjaga aman secara berkelanjutan,” kata Direktur Energi Primer PT PLN Hartanto Wibowo, dalam Indonesia Energy Outlook 2022, Kamis (17/2/2022).

Hartanto ingin, agar PLN dan stakeholders lain berkolaborasi untuk membangun ekosistem bisnis yang sehat dalam rangka menjaga kedaulatan energi nasional.

Kemudian, mengembangkan model bisnis dan inovasi untuk merespon perubahan landskap sektor energi, seperti transisi energi, pengembangan pembangkit EBT termasuk baterai dan carbon capture, electrifying lifestyle (electric vehicle, kompor induksi), co-firing, dan pengembangan teknologi digital.

Menurutnya, ketahanan dan Kedaulatan Energi memerlukan orkestrasi berbagai pihak baik dari Regulator, BUMN, Pelaku Usaha, dan stakeholder lainnya.

“Kedaulatan energi nasional itu hanya akan mungkin kita capai kalau kita seluruh stakeholder dalam sektor ini bekerjasama berkolaborasi untuk mencapai tujuan utama yang kita cita-citakan,” ucapnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kebutuhan Energi Primer

FOTO: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Setelah Indonesia Longgarkan Larangan Ekspor
Gambar udara menunjukkan seorang pekerja berdiri di atas truk bermuatan batu bara di Pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) Marunda, Jakarta, 17 Januari 2022. Indonesia melonggarkan larangan ekspor batu bara. (ADEK BERRY/AFP)

Dalam kesempatan ini, dia menyampaikan, bahwa kebutuhan energi primer dalam 10  tahun kedepan Energi Baru Terbarukan (EBT) akan tumbuh secara signifikan, namun kebutuhan baru bara masih akan menjadi dominan.

“Jadi bauran energi pada tahun 2025 itu diproyeksikan sekitar 60,9 persen berasal dari batubara dan dari EBT akan mencapai 23 persen, dan itu akan bertambah di tahun 2030 EBT akan meningkat menjadi 24,8 persen dan fossil fuel dari batubara akan turun di bawah 60 persen menjadi 59,4 persen,” ujarnya.

Tentu dengan peningkatan seperti itu kebutuhan energi primer khususnya batu bara juga akan terus meningkat. Tahun ini, kebutuhan batu bara antara 115 juta sampai 125 juta Metrik Ton dan  akan meningkat secara berkelanjutan dan konsisten mencapai angka 153 juta metrik ton di tahun 2030.

Oleh karena itu, PLN berharap komitmen disisi pengusaha termasuk yang tergabung dalam Aspebindo, untuk tetap berkomitmen memenuhi kontrak dengan PLN dan DMO sesuai keputusan Menteri ESDM. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya