Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga avtur sebesar USD1,5 per liter. Kenaikan harga ini disinyalir berdampak pada keuangan maskapai.
Garuda Indonesia jadi salah satu maskapai yang akan melakukan penyesuaian. Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyebut masih menghitung penyesuaiannya.
Baca Juga
"Masih di hitung, kami tentu memperhatikan kepentingan publik," katanya saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (12/3/2022).
Advertisement
Irfan mengatakan, kenaikan harga avtur ini akan berdampak pada keuangan perusahaan maskapai penerbangan pelat merah itu.
Menyikapi hal ini, ia akan terus membangun koordinasi dengan Kementeri Perhubungan.
"Tentu saja akan ada kenaikan cost. Kami masih terus menganalisa dan juga berkomunikasi dengan Kementerian Perhubungan," katanya.
Pertamina Naikkan Harga Avtur
Harga minyak dunia terus tertekan di tengah konflik Rusia-Ukraina. Kondisi ini tak pelak membuat harga avtur untuk bahan bakar pesawat per 1-14 Maret naik USD 1,5 per liter.
Mengutip data Pertamina, Jumat (11/3/2022), harga avtur untuk penerbangan internasional (international flight price) dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang dibanderol USD 76,9 per liter.
Sementara untuk harga domestik penerbangan dalam negeri (domestic flight price into plane/not into plane) sebesar Rp 11.967,55 per liter.
PT Pertamina (Persero) rutin melakukan penyesuaian harga avtur secara berkala per dua pekan. Adapun jika dibandingkan periode sebelumnya per 15-28 Februari 2022, harga avtur untuk penerbangan internasional dari Bandara Soekarno-Hatta masih USD 75,4 per liter.
Sedangkan untuk domestic flight price into plane/not into plane kala itu masih dibanderol USD 11.746,95 per liter.
Kenaikan avtur ini berjalan beriringan dengan harga minyak dunia pada perdagangan Jumat (11/3/2022) pukul 9.46 WIB. Minyak Brent ditransaksikan USD 108,62 per barel, naik 0,52 persen dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Kemudian untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada kisaran USD 105,83 per barel, atau naik 0,18 persen.
Advertisement