Menkeu: APBN dan BLU Jadi Instrumen Penting Pulihkan Ekonomi

APBN dan keuangan negara termasuk BLU harus mampu menjadi penjaga keselamatan rakyat di tengah pandemi atau krisis apapun.

oleh Tira Santia diperbarui 30 Mar 2022, 12:30 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2022, 12:30 WIB
FOTO: Menhan - Menkeu Minta Persetujuan Komisi I Jual KRI Teluk Mandar dan Penyu
Menteri Keuangan Sri Mulyani rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/1/2022). Rapat meminta persetujuan DPR untuk penjualan eks KRI Teluk Mandar 514 dan KRI Teluk Penyu 513. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, menyebutkan bahwa peran APBN dan Badan Layanan Umum (BLU) adalah sebagai shock absorber ketika Indonesia dihantam pandemi Covid-19. APBN dan BLU menjadi instrumen yang sangat penting untuk memberi dukungan terhadap pemulihan ekonomi.

Sri Mulyani menjelaskan, kondisi perekonomian Indonesia masih dalam proses pemulihan. Selama pandemi ini keuangan negara melalui APBN menjadi instrumen sangat penting perannya, begitupun dengan BLU.

“BLU merupakan bagian dari keuangan negara, dalam situasi dimana masyarakat perekonomian sosial mengalami guncangan dan ancaman yang nyata seperti terjadinya pandemi yang tidak hanya menjadi ancaman kesehatan,” kata Menkeu dalam Rakor Badan Layanan Umum (BLU) 2022, Rabu (30/3/2022).

Menurutnya, konsekuensi dari Pandemi memberikan pengaruh sosial dan ekonomi dan keuangan, maka keuangan negara melalui APBN dan BLU berfungsi dan diharapkan hadir menjadi instrumen yang mampu mengurangi shock.

“Inilah yang sering saya sebutkan bahwa keuangan negara APBN dan BLU itu berperan sebagai shock absorber, dan shock stabilizer yang kemudian mampu melindungi masyarakat, dan ekonomi kita,” ujarnya.

Pasalnya, masyarakat Indonesia perlu dilindungi dari ancaman kesehatan yang bisa menimbulkan kematian, masyarakat perlu untuk dilindungi dari kejatuhan kondisi sosial melalui jaring pengaman sosial, perlu juga didukung agar mereka mampu terus bekerja.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Fungsi Shock Absorber

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan Indonesia akan belajar dari Malaysia dalam mengelola ekonomi syariah. Merdeka.com/Yayu
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan Indonesia akan belajar dari Malaysia dalam mengelola ekonomi syariah. Merdeka.com/Yayu

Dari sisi ekonomi perlu dipulihkan, sehingga kesempatan kerja berjalan dan juga masyarakat Indonesia akan memiliki kemampuan untuk memperbaiki kesejahteraan, sekaligus terciptanya keadilan yang makin kuat.

“Itu adalah fungsi shock absorber, guncangan terjadi sama seperti kita naik mobil kita tidak pernah bisa memprediksi apakah akan hujan apakah akan ada petir? Apakah ada lubang Apakah jalannya berlumpur? Namun kita harus mampu mobil kita dijaga sehingga pada saat terjadi shock penumpang di dalam mobil menjadi relatif aman,” jelas Menkeu.

Tidak berarti bahwa mereka pasti merasakan guncangan, namun mobilnya harus kuat dan aman. itulah yang Menkeu maksud, bahwa keuangan negara termasuk BLU di dalamnya berfungsi seperti mobil yang menjaga penumpang dalam arti rakyat Indonesia yang sedang menuju perjalanan mencapai cita-cita bernegara.

“Oleh karena itu, APBN dan keuangan negara bekerja dalam tiga tujuan yang penting. Tiga tujuan yang tiga-tiganya sama-sama penting. Pertama dari APBN dan keuangan negara termasuk BLU harus mampu menjadi penjaga keselamatan rakyat, itu yang disebut dari sisi kesehatan, keselamatan dari sisi sosial,” katanya.

Kedua, keuangan negara termasuk BLU harus mampu menjadi pelindung dari perekonomian dan ikut memulihkan perekonomian.

Tujuan ketiga yang penting adalah keuangan negara termasuk BLU harus terus dijaga kesehatannya. Karena kalau BLU dan keuangan negara sendiri sakit, maka dua instrument penting itu tidak bisa melakukan fungsi melindungi masyarakat dan perekonomian.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya