PLN Pasok Listrik Hijau 400 MWh ke Universitas Pendidikan Ganesha di Bali

Seluruh lapisan masyarakat harus mendukung terwujudnya penurunan emisi dengan bersama-sama meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 08 Jul 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 20:30 WIB
PT PLN (Persero) siap memasok energi hijau setara 400 megawatt hour (MWh) ke Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Bali. (Dok PLN)
PT PLN (Persero) siap memasok energi hijau setara 400 megawatt hour (MWh) ke Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Bali. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) siap memasok energi hijau setara 400 megawatt hour (MWh) ke Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) di Bali melalui layanan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC).

Melalui kesepakatan pemanfaatan REC ini, Undiksha menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) pertama di Indonesia yang resmi menggunakan listrik berbasis energi hijau mulai 1 Juni 2022.

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali, I Wayan Udayana mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya mendukung pencapaian bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025. Ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.

"EBT adalah suatu keniscayaan dan menjadi komitmen baik pemerintah maupun PLN. Tentu komitmen ini juga sejalan dengan local wisdom Bali yaitu tri hita karana, dimana masyarakat harus hidup berdampingan dengan lingkungan," tutur Udayana, Jumat (8/7/2022).

Menurut dia, seluruh lapisan masyarakat harus mendukung terwujudnya penurunan emisi dengan bersama-sama meningkatkan penggunaan energi ramah lingkungan.

"Wujud nyatanya sudah dicontohkan dengan baik oleh Undiksha yang merupakan institusi pendidikan dan independen di masyarakat sehingga selaiknya ikut serta mengkampanyekan penggunaan energi bersih," imbuhnya.

Kerja sama ini juga menunjukkan, Bali dapat menjadi tujuan pariwisata yang mengedepankan penggunaan energi yang bersih dan masyarakatnya mendukung.

"Bali dapat menjadi pilot project untuk pariwisata ramah lingkungan sebagai bagian dari upaya menekan Net Zero Emission. Salah satu langkahnya adalah dengan memanfaatkan REC," tambahnya.

Udayana menuturkan, REC yang dibeli telah dipastikan dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi standar internasional. Sehingga pelanggan dapat melakukan klaim bahwa penggunaan listrik berasal dari sumber pembangkit yang berbasis EBT dan diakui secara internasional.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

PLN Suplai 404 MWh Energi Hijau ke Perusahaan Data Center Ekagrata

Pemanfaatan Tenaga Surya Sebagai Sumber Energi Listrik Alternatif
Teknisi mengecek panel pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Selasa (6/8/2019). PLTS atap ini bertujuan menghemat pemakaian listrik konvensional sekaligus menjadi energi cadangan saat listrik padam. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

PT Sebelumnya, PLN (Persero) juga telah memberikan layanan sertifikat energi baru terbarukan (EBT) atau Renewable Energy Certificate (REC) kepada perusahaan data center PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC).

General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya Doddy B Pangaribuan menjelaskan, EDGE DC membeli 404 unit REC PLN atau setara dengan penggunaan listrik yang berasal dari energi hijau sebesar 404 Mega Watt hour (MWh).

"Artinya kita turut menjalankan sustainable development, pengembangan bisnis berbasis teknologi yang tetap mengedepankan keberlanjutan lingkungan," kata Doddy, Minggu (15/5/2022).

Pada 2022, PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya telah memasok 9.231 unit REC atau setara 9.231 listrik MWh, baik kepada individu maupun korporasi.

REC merupakan produk kerjasama PLN dan Clean Energy Investment Accelerator (CEIA), yang merupakan bukti kepemilikan sertifikat berstandar internasional untuk produksi tenaga listrik yang dihasilkan dari pembangkit energi terbarukan.

Energi hijau dari PLN ini menggunakan sistem pelacakan elektronik dari APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat, untuk memastikan setelah sertifikat diterbitkan, tidak dapat dibeli atau dijual ke pihak lain. Seluruh proses juga telah diverifikasi untuk memenuhi standar internasional.

 

Berkembang Pesat

Menurut Doddy, saat ini bisnis data center berkembang pesat di Indonesia, khususnya di Jakarta. Meningkatnya penggunaan aplikasi berbasis online, berkembangnya bisnis berbasis digital, membuat Jakarta menjadi tempat yang prospektif untuk melakukan bisnis data center.

Proyeksi pada 2022 ini, ada penambahan pemasangan listrik baru untuk data center dengan daya total sebesar 300 Mega Volt Ampere (MVA), dan akan terus bertambah.

"Secara pasokan daya kami siap, karena daya mampu pasokan listrik di Jakarta sekitar 8.000 Megawatt. sedangkan beban puncak tertinggi yang pernah dicapai yaitu 5.300 Megawatt, artinya masih ada cadangan daya 2.700 Megawatt," tuturnya.

 

infografis Otak-Atik Daya Listrik Rumah Tangga
infografis Otak-Atik Daya Listrik Rumah Tangga
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya