Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan geopolitik antara China dan Taiwan akan sangat berdampak kepada Indonesia. Hal ini karena China merupakan investor yang sangat besar bagi Indonesia.Â
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mencatat, total investasi China ke Indoensia mencapai USD 3,1 miliar hingga Semester I 2022.
Baca Juga
"Menyangkut Urusan China dan Taiwan harus kita waspadai. Karena, salah satu negara yang investasi besar di Indonesia," ujarnya dalam konferensi pers Ekonomi Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat di Kantor BKPM Jakarta, Senin (8/8/2022).
Advertisement
Saat ini, BKPM masih melakukan kajian secara mendalam terkait potensi kerugian ekonomi, khususnya sektor investasi akibat ketegangan politik antara kedua negara tersebut. "Kita lagi pelajari," tekannya.
Bahlil pun berharap, ketegangan antara kedua negara tersebut dapat segera mencair. Mengingat, China dan Taiwan merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia.
"Mudah-mudahan tidak terlalu dalam dampak dari persoalan luar negeri (China dan Taiwan) ke investasi," pungkasnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, tensi tinggi hubungan China dan Taiwan beberapa waktu terakhir potensi berdampak langsung terhadap sektor perdagangan dan investasi di Indonesia.
"Kita lihat potensi dampaknya terhadap mobilitas perdagangan dan investasi. Sejauh ini memang belum terlihat dampak yang signifikan," kata Febrio Kacaribu dalam sesi taklimat media, Senin (8/8/2022).
Untuk mencegah dampak rembetan terhadap perekonomian dari adanya konflik China dan Taiwan, Pemerintah Indonesia disebutnya telah mengedepankan diplomasi ekonomi.
Tujuannya, untuk membuka mata negara-negara yang tengah berkonflik bahwa kondisi itu telah menyebabkan negara miskin makim tertekan.
"Ini bahkan di dalam G20 kita sudah menyuarakan bagaimana banyak negara-negara miskin ini sudah masuk ke dalam krisis pangan dan nutrisi. Sehingga kita mulai suarakan suara-suara kemanusiaan," papar Febrio.
Di sisi lain, pemerintah juga akan menjaga ketahanan ekonomi internal. Diantaranya dengan melakukan diversifikasi aktivitas ekspor dan investasi.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Militer China Masih Hantui Laut dan Udara Taiwan Pasca Kunjungan Nancy Pelosi
Sebelumnya, Militer China mengatakan bahwa mereka melanjutkan latihan di laut dan udara di sekitar Taiwan pada Senin (8/8/2022).
Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan di media sosial Weibo bahwa mereka akan berlatih melakukan serangan anti-kapal selam dan serangan laut, seperti dikutip dari Channel News Asia, Senin (8/8/2022).
Militer telah melakukan serangkaian latihan angkatan laut dan udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di daerah dekat Taiwan setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke pulau itu.
Latihan itu awalnya dijadwalkan berlangsung empat hari dan berakhir pada hari Minggu.
Sebelumnya, kantor berita negara China Xinhua mengeluarkan laporan singkat yang tidak menyebutkan kesimpulan dari latihan tersebut.
Latihan tersebut menguji "taktik perang sistem di bawah kondisi berbasis informasi, dan mengasah serta meningkatkan kemampuan untuk menghancurkan target pulau penting dengan serangan presisi", tulis Xinhua mengutip perwira angkatan udara Zhang Zhi.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
China Beri Sanksi, Nancy Pelosi Tegas Bela Status Quo Taiwan
Pemerintah China mengumumkan sanksi kepada Ketua DPR AS Nancy Pelosi karena kunjungannya ke Taiwan. Kunjungan Pelosi menuai berbagai ancaman dari China.
Dilaporkan Kyodo News, Jumat (5/8/2022), sanksi akan diberikan kepada Nancy Pelosi dan keluarga dekatnya. Kementerian Luar Negeri China berkata langkah itu merupakan provokasi.
Pihak Kemlu China belum mengungkap jenis sanksi yang dimaksud.
Sebelum Nancy Pelosi tiba di Taiwan, pemerintah China berkali-kali memberikan pernyataan keras dan ancaman. Namun, perjalanan Nancy Pelosi berjalan lancar dan politisi 82 tahun itu sudah beranjak pergi dari Taiwan.
Pada konferensi pers di Jepang, Nancy Pelosi kembali mengkritik China yang berusaha untuk mengisolasi Taiwan.
"Mereka (China) mungkin mencoba mencegah Taiwan untuk berkunjung atau berpartisipasi di tempat-tempat lain, tetapi dia tidak akan mengisolasi Taiwan dengan mencegah kita mengunjungi Taiwan," ujar Nancy Pelosi pada Jumat ini.
"Kita tidak akan membiarkan mereka mengisolasi Taiwan. Mereka tidak mengatur jadwal travel kita. Pemerintah China tidak melakukan itu. Persaabatn kita dengan Taiwan kuat. Hal itu bipartisan di DPR dan Senat. Ada dkungan besar untuk perdamaian dan status quo di Taiwan," lanjutnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com