Liputan6.com, Jakarta - Dewan Dana Moneter Internasional (IMF) sepakat memberikan suntikan dana sebesar USD 1,17 miliar atau setara Rp 17,4 triliun untuk program bailout Pakistan.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis (1/9/2022) Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail mengatakan, IMF juga setuju untuk memperpanjang program satu tahun dan menambah dana USD 1 miliar (Rp 14,8 triliun).
Baca Juga
Dana tersebut diharapkan bisa membantu Pakistan yang tengah dilanda berbagai krisis seperti banjir, cadangan devisa yang jatuh ke tingkat yang hanya mencakup satu bulan ekspor, melebarnya defisit neraca berjalan serta lonjakan inflasi.
Advertisement
"Dewan IMF telah menyetujui kebangkitan program Extended Fund Facility (EEF) kami. Kami sekarang harus mendapatkan tahap 7 dan 8 sebesar USD 1,17 miliar," kata Ismail di Twitter.
Sementara itu, perwakilan residen IMF di Islamabad tidak menanggapi permintaan komentar terkait suntikan dana tersebut.
Sebagai informasi, Program Extended Fund Facility Pakistan selama 36 bulan senilai USD 6 miliar, yang dimulai pada 2019, telah terhenti pada awal tahun 2022 ini karena berjuang untuk memenuhi target yang ditetapkan oleh pemberi pinjaman.
Dewan IMF dijadwalkan untuk mengambil tinjauan Pakistan dalam pertemuan pada Senin.
Ismail mengungkapkan, pemerintah berupaya mengembalikan program tersebut ke jalurnya melalui langkah-langkah ekonomi korektif untuk menyelamatkan Pakistan dari gagal bayar utang atau default.
Lebih lanjut Ismail mengatakan, dewan dana juga telah setuju untuk meningkatkan ukuran program sebesar US$1 miliar dan memperpanjang menjadi satu tahun.
Lampu hijau dari dewan IMF akan membuka jalan pendanaan multilateral dan bilateral lainnya untuk Pakistan, yang sedang menunggu tagihan kesehatan yang bersih dari pemberi pinjaman.
Â
Â
Â
Â
Â
Kerugian Ekonomi dari Banjir Bandang di Pakistan Capai Rp 148,7 T
Pejabat Pakistan mengeluarkan perkiraan awal terkait kerugian yang disebabkan oleh bencana banjir di negara itu.Â
Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (30/8/2022) Perkiraan awal tentang kerugian yang disebabkan oleh bencana banjir di Pakistan mencapai lebih dari USD 10 miliar atau setara Rp 148,7 triliun.
Kementerian perencanaan Pakistan pun mengharapkan datangnya bantuan internasional dalam mengatasi dampak banjir bandang di negara tersebut.
"Saya pikir kerugiannya akan menjadi besar. Sejauh ini, pada perkiraan awal, lebih tinggi dari USD 10 miliar," kata Menteri Perencanaan Pakistan Ahsan Iqbal.
Sebagai informasi, banjir bandang yang disebabkan oleh hujan monsun telah menghanyutkan jalan, jembatan, dan fasilitas infrastruktur lainnya di sejumlah wilayah di Pakistan.Â
Banjir Pakistan ini menewaskan sedikitnya 1.000 orang dalam beberapa pekan terakhir, dengan lebih dari 33 juta orang terdampak, atau lebih dari 15 persen dari 220 juta penduduk Pakistan.
"Sejauh ini kita telah melihat 1.000 kematian. Kerusakan hampir mencapai satu juta rumah. Masyarakat benar-benar kehilangan mata pencaharian mereka sepenuhnya," ungkap Iqbal di kantornya.
Menurunya, banjir kali ini merupakan bencana terburuk dibanding banjir sebelumnya di Pakistan pada tahun 2010.Â
Iqbal menyebut, kemungkinan diperlukan waktu hingga lima tahun untuk membangun kembali dan merehabilitasi wilayah Pakistan yang terdampak banjir, sementara dalam waktu dekat akan dihadapkan dengan kekurangan pangan akut.
"Secara harfiah, sepertiga dari Pakistan berada di bawah genangan air sekarang, yang telah melampaui setiap batas, yang pernah kita lihat di masa lalu," kata Menteri Perubahan Iklim Pakistan, Sherry Rehman.
"Kami belum pernah melihat bencana yang seperti ini," bebernya.
Advertisement
Lahan Pertanian Terendam Banjir, Pakistan Pertimbangkan Impor Sayuran dari India
Harga pangan telah melonjak di Pakistan karena lahan pertanian yang terendam banjir dan jalan yang tidak bisa dilalui.
Dalam upaya meredam kekurangan pangan, Menteri Keuangan Pakistan Miftah Ismail mengatakan negara itu sedang mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari India.
Pertimbangan itu datang meski kedua negara bertetangga itu sudah lama tidak melakukan aktivitas perdagangan.
"Kami dapat mempertimbangkan untuk mengimpor sayuran dari India," kata Ismail kepada media lokal Geo News TV, menambahkan kemungkinan sumber impor makanan lainnya bakal datang dari Turki dan Iran.
Perdana Menteri India Narendra Modi pun turut menyampaikan keprihatinannya dengan kerusakan dan kerugian yang disebabkan oleh banjir di Pakistan.
"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami kepada keluarga para korban, yang terluka dan semua yang terkena dampak bencana alam ini dan berharap untuk pemulihan awal normal," kata PM Narendra Modi dalam postingannya di Twitter.
China Hingga Kanada Tawarkan Dana Bantuan ke Pakistan yang Dilanda Banjir
Sementara itu, China mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Pakistan yang dilanda banjir, yaitu uang tunai senilai USD 300.000 tunai atau setara Rp 4,4 miliar dan 25.000 tenda.
China sejauh telah mengirim 4.000 tenda, 50.000 selimut, dan 50.000 terpal tahan air ke Pakistan.
Presiden China Xi Jinping juga dikabarkan telah menelepon rekannya dari Pakistan Pervez Musharraf untuk menyampaikan belasungkawa atas banjir yang parah, menurut media pemerintah China.
Adapun Kanada yang juga mengumumkan dana bantuan kemanusiaan untuk Pakistan sebesar USD 5 juta atau setara Rp 74,3 miliar.Pemandangan Udara Saat BanjirÂ
Advertisement