Liputan6.com, Islamabad - Pasukan Pakistan berhasil membebaskan lebih dari 300 sandera dari sebuah kereta penumpang yang dibajak oleh separatis di Provinsi Balochistan pada Selasa (11/3/2025).
Menurut juru bicara militer, operasi penyelamatan ini menewaskan 33 separatis. Namun, sebelum operasi dimulai, kelompok Baloch Liberation Army (BLA) telah membunuh 21 sandera sipil dan empat personel militer. Angka-angka ini belum diverifikasi oleh BBC.
Advertisement
Baca Juga
Saat ini, pasukan militer terus melakukan pencarian di area tersebut untuk memastikan tidak ada ancaman yang tersisa. Juru bicara militer menyebutkan bahwa kereta mengangkut sekitar 440 penumpang ketika diserang.
Advertisement
Beberapa laporan dari pejabat keamanan menyatakan bahwa sebagian separatis mungkin telah melarikan diri dari kereta dan membawa sejumlah penumpang ke daerah pegunungan sekitarnya. Militer terus berupaya menemukan penumpang yang berhasil melarikan diri selama serangan, meskipun jumlah pasti penumpang yang masih hilang belum diketahui.
BLA, kelompok di balik serangan ini, telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh pemerintah Pakistan serta beberapa negara Barat, termasuk Inggris dan Amerika Serikat (AS).
Mereka adalah salah satu kelompok pemberontak yang menuntut otonomi yang lebih besar atau kemerdekaan untuk Balochistan, provinsi terbesar di Pakistan. Mereka menuduh pemerintah pusat mengeksploitasi sumber daya mineral kaya di provinsi tersebut sambil mengabaikan pembangunannya.
Meskipun sebelumnya mereka telah menyerang kamp militer, stasiun kereta api, dan kereta api, ini adalah pertama kalinya mereka membajak kereta penumpang.
Menurut pejabat terkait, setidaknya 100 penumpang di kereta adalah anggota pasukan keamanan. Para separatis dilaporkan mengancam akan membunuh sandera jika otoritas tidak membebaskan tahanan politik Baloch dalam waktu 48 jam. Selama serangan, militan meledakkan sebagian rel dan menembaki kereta di dekat terowongan gunung.
Saksi mata menggambarkan suasana mencekam di dalam kereta saat serangan terjadi.
"Kami menahan napas selama penembakan, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya," ungkap Ishaq Noor, salah seorang penumpang, kepada BBC.
Komunikasi dengan penumpang saat itu dilaporkan sangat sulit karena area terpencil tersebut tidak memiliki jaringan internet atau sinyal ponsel.
Beberapa penumpang yang berhasil turun dari kereta pada Selasa malam harus berjalan hampir empat jam untuk mencapai stasiun kereta api terdekat.
Operasi penyelamatan melibatkan helikopter dan ratusan pasukan. Lebih dari 100 penumpang berhasil dibebaskan pada Rabu (12/3) pagi. Pembajakan ini berlangsung lebih dari 30 jam dan informasi terkait serangan serta operasi penyelamatan dijaga ketat oleh otoritas.