Pembangunan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 1.1 Capai 40 Persen, Ditarget Kelar Desember 2023

Dalam proyek tol Yogyakarta Solo ini, Adhi Karya mengerjakan dua paket pembangunan.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2022, 17:16 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2022, 17:16 WIB
Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta Internasional Airport (YIA) Kulon Progo sepanjang 96,57 km.
Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Bandara Kulon Progo sepanjang 96,57 km. Foto: PUPR

Liputan6.com, Jakarta PT Adhi Karya (Persero) Tbk menyebutkan progres pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Solo Seksi 1.1 telah mencapai sekitar 40 persen.

"Untuk Tol Yogyakarta-Solo, kami mendapatkan kontrak di paket Seksi 1.1. Progres saat ini sudah terealisasi sekitar 40 persen," ujar Direktur Operasi I Adhi Karya A Suko Widigdo melansir Antara di Jakarta, Senin (12/9/2022).

Dia optimistis pihaknya dapat merampungkan pembangunan jalan tol seksi tersebut pada Desember 2023.

Dalam proyek tol ini, Adhi Karya mengerjakan dua paket pembangunan untuk Paket 1.1 Ruas Kartasura-Klaten sepanjang 22,3 km dan Paket 2.2 Ruas Monjali-Gamping sepanjang 14 km.

Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Yogyakarta Internasional Airport (YIA) Kulon Progo mencapai sepanjang 96,57 km yang terbagi dalam tiga seksi.

Seksi 1 meliputi Solo-Purwomartani dengan panjang 49,25 kilometer, Seksi 2 sepanjang 38,13 kilometer untuk ruas Simpang susun (SS) Purwomartani-JC (Junction) Sleman, dan Seksi 3 sepanjang 8,75 kilometer untuk JC Sleman-Purworejo.

Jalan tol yang menghubungkan Provinsi Jawa Tengah dengan DI Yogyakarta ini diharapkan semakin memperlancar konektivitas perekonomian masyarakat karena tersambung dengan Jalan Tol Trans-Jawa ruas Semarang-Solo.

Selain itu, juga meningkatkan aksesibilitas menuju kawasan pariwisata seperti Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Borobudur.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan kehadiran jalan tol yang terhubung dengan kawasan-kawasan produktif dapat mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing Indonesia untuk menarik investasi serta meningkatkan akselerasi pengembangan destinasi wisata.

 

Mekanisme Pembebasan Lahan Tol Jogja-Solo di DIY

Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Bandara Kulon Progo sepanjang 96,57 km. Foto: PUPR
Pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Bandara Kulon Progo sepanjang 96,57 km. Foto: PUPR

Pengadaan lahan sebagian trase pembangunan jalan tol Jogja-Solo ditargetkan akan selesai tahun ini. Pemerintah pusat menganggarkan sebanyak Rp5 triliun untuk pembebasan lahan Tol di wilayah DIY termasuk tol Jogja Solo dengan proses pemberian ganti rugi dilakukan secara bertahap.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Project Management Unit Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan DIY Rani Sjamsinarsi usai bertemu dengan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam agenda melaporkan perkembangan proyek pembangunan jalan tol Jogja–Solo, Jogja-Bawen dan Jogja- Kulon Progo, di Gedhong Gadri, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta Selasa (30/08/2022).

“Jogja-Solo di tahun 2022 ini masih dalam proses pengadaan lahan yang direncanakan dari perbatasan masuk DIY  di Tamanmartani sampai dengan Maguwo, dan dari on/off Trihanggo (di Ring Road Utara) sampai dengan Junction Sleman. Harapannya, tahapan pembangunan mengikuti lahan yang telah dibebaskan ini. Sedangkan untuk tol elevated diatas Ring Road Utara menjadi tahap terakhir,” papar Rani.

 

Minta Pusat Kebut Proyek

Jalan Tol Solo - Ngawi
Gerbang tol Ngemplak menjadi salah satu pintu masuk jalan tolo Solo - Ngawi dari Kota Solo.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Rani mengatakan, saat ini pembebasan lahan tol Jogja-Bawen berjalan cukup baik, oleh karena itu pihaknya mengejar pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan pembebasan lahan untuk Jogja-Solo.

Sebab, proyek pembangunan Jalan Tol ini adalah proyek nasional yang didanai oleh negara untuk pembebasan lahannya, sedangkan konstruksi fisiknya oleh Investor. 

Khusus proses pengadaan lahan mengikuti ketentuan Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum dan juga harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan Keistimewaan DIY, khususnya trase tol tidak diijinkan  melewati situs ataupun area-area yang harus dilestarikan. 

“Ini adalah program pemerintah pusat, kita yang di daerah mendukung tapi bagaimana kemudian dukungan itu tidak tidak membawa dampak kurang baik bagi DIY. Kita berusaha semaksimal mungkin untuk kemanfaatan bagi DIY, apalagi kita bersama tahu lalu lintas di jalan-jalan utama kita  sudah sangat padat,” ujar Rani.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya