Rekor 28 Bulan Beruntun, Neraca Perdagangan RI Surplus USD 5,7 Miliar di Agustus 2022

Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022, memperpanjang rekor selama 28 bulan berturut-turut. Kali ini, neraca perdagangan surplus sekitar USD 5,76 miliar.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 15 Sep 2022, 12:02 WIB
Diterbitkan 15 Sep 2022, 12:02 WIB
Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Neraca perdagangan Indonesia diproyeksi masih akan mencatatkan surplus yang tinggi pada Maret 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan pada Agustus 2022, memperpanjang rekor selama 28 bulan berturut-turut. Kali ini, neraca perdagangan surplus sekitar USD 5,76 miliar.

Capaian ini diperoleh lantaran angka ekspor per Agustus 2022 yang sebesar USD 27,91 miliar masih lebih tinggi dibanding nilai impor pada bulan yang sama, sebesar USD 22,15 miliar.

Kendati demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor tersebut mengalami kenaikan sebesar 3,77 persen secara bulanan atau month to month (MtM) dibanding Juli 2022, yang sebesar USD 21,35 miliar.

"Secara tahunan, angka impor Agustus 2022 juga meroket 32,81 persen dibanding Agustus 2021 yang sebesar 16,68 persen," terang Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Kamis (15/9/2022).

Untuk ekspor sendiri, Indonesia membukukan angka ekspor sebesar USD 27,91 miliar pada Agustus 2022. Angka tersebut naik 30,15 persen secara tahunan atau year on year (YoY) dibanding Agustus 2021.

Setianto mengatakan, ekspor Indonesia secara month to month naik 9,17 persen dibanding bulan sebelumnya, yakni sebesar USD 25,56 miliar pada Juli 2022.

"Dilihat secara year on year, ekspor di bulan Agustus meningkat sebesar 30,15 persen dibandingkan Agustus 2021 yang sebesar USD 21,44 miliar," jelas dia.

Adapun nilai USD 27,91 miliar ini terdiri dari ekspor barang nonmigas dan migas. Untuk komoditas non migas meningkat 8,24 persen secara bulanan, sementara untuk migas meningkat 25,59 persen secara month to month.

 


Neraca Perdagangan Surplus USD 4,22 Miliar di Juli 2022

Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap menjadi pendorong utama terjadinya surplus yang besar karena mendorong kinerja ekspor Indonesia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, Indonesia kembali mencatat surplus neraca perdagangan pada Juli 2022, memperpanjang rekor selama 27 bulan berturut-turut. Kali ini, neraca perdagangan surplus sekitar USD 4,22 miliar.

Capaian ini diperoleh lantaran angka ekspor per Juli 2022 yang sebesar USD 25,57 miliar masih lebih tinggi dibanding nilai impor pada bulan yang sama, sebesar USD 21,35 miliar.

Kendati demikian, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor tersebut mengalami kenaikan sekitar 1,64 persen secara bulanan atau month to month (mtm) dibanding Juni 2022, yang sebesar USD 21 miliar.

"Secara year on year (YoY), angka impor Juli 2022 melonjak 39,86 persen dibanding Juli 2021 yang sebesar USD 15,26 miliar," terang Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Senin (15/8/2022).

Di sisi lain, nilai ekspor Indonesia secara bulanan pada Juli 2022 juga terpangkas sebesar 2,20 persen, dari sebelumnya USD 26,15 miliar per Juni 2022 menjadi USD 25,57 miliar pada Juli 2022.

Setianto menjelaskan, penurunan angka ini terjadi akibat harga dan volume ekspor migas yang terpangkas pada Juli 2022 silam.

"Untuk penurunan ekspor migas lebih dikarenakan oleh nilai minyak mentah yang turun 60,06 persen, dan volume turun 60,82 persen," ungkap dia.

Tak hanya komoditas migas, ekspor barang non migas yang melemah juga turut memberikan andil terhadap nilai ekspor Juli 2022 yang mengecil.

"Jadi kalau dilihat di grafik, perkembangan mtm dan YoY terkait ekspor kita memang lebih dikarenakan oleh secara persentase turunnya komoditas untuk migas yang turun minus 11,24 persen. Sementara non migas turun 1,64 persen," bebernya.


Nilai Ekspor

Proyeksi Neraca Perdagangan Indonesia
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022). Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan Indonesia akan mencatat surplus sebesar US$2,89 miliar pada Maret 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, nilai ekspor Indonesia secara bulanan (month to month/mtm) pada Juli 2022 turun sebesar 2,20 persen, dari sebelumnya USD 26,15 miliar per Juni 2022 menjadi USD 25,57 miliar pada Juli 2022.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, penurunan angka ini terjadi akibat harga dan volume ekspor migas yang terpangkas pada Juli 2022 silam.

"Untuk penurunan ekspor migas lebih dikarenakan oleh nilai minyak mentah yang turun 60,06 persen, dan volume turun 60,82 persen," terangnya, Senin (15/8/2022).

Tak hanya komoditas migas, ekspor barang non migas yang melemah juga turut memberikan andil terhadap nilai ekspor Juli 2022 yang mengecil.

"Jadi kalau dilihat di grafik, perkembangan mtm dan YoY terkait ekspor kita memang lebih dikarenakan oleh secara persentase turunnya komoditas untuk migas yang turun minus 11,24 persen. Sementara non migas turun 1,64 persen," bebernya.

Bila dirinci lebih dalam, penurunan ekspor non migas Indonesia per Juli 2022 terhadap Juni 2022 karena komoditas besi dan baja sebesar 11,51 persen penurunannya.

Lalu, timah dan barang daripadanya terpangkas 54,02 persen, nikel dan barang daripadanya turun 15,53 persen.

"Kemudian kapal perahu dan struktur terapung ini penurunannya sebesar 82,30 persen," ujar Setianto.

Infografis Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya