Mendag: Pengusaha Tempe Usul Subsidi Kedelai Rp 3.000 per Kg

Permasalahan harga kedelai impor mendapatkan jalan untuk berbagi subsidi bersama pemerintah daerah dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2022, 15:20 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2022, 15:20 WIB
Pembuat Tahu Terdampak Kenaikan Harga Kedelai
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di Pabrik Tahu Krukut, Depok, Jawa Barat, Senin (31/10/2022). Kenaikan harga kedelai yang sekarang mencapai Rp 14 ribu/kg menyebabkan produksi tahu menurun dari 2,5 - 3 kwintal kedelai/hari kini hanya 2 kwintal/hari, sementara jumlah tenaga kerja pun harus dikurangi dari enam menjadi hanya lima orang. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan terus berdiskusi dengan Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) mengenai nilai subsidi harga kedelai impor. Hal ini agar harga pangan dengan bahan baku kedelai bisa stabil.

Sebetulnya harga kedelai impor saat ini turun dari negara asal. Namun nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tengah melemah dari 14.500 per dolar AS menjadi 15.500 per dolar AS. Dengan pelemahan rupiah ini harga kedelai masih tetap tinggi di Indonesia.

"Tapi harga turun, rupiah kita juga kan melemah kursnya. Karena kan kedelai ini 99 persen impor. Oleh karena itu harganya 13 ribu per kilogram, ada yang lebih. Oleh karena itu, ini kan subsidinya Rp 1.000, nah sekarang para pengusaha, Gakoptindo mengusulkan agar ada subsidi Rp 2.000-Rp 3.000," katanya dikutip dari Antara, Senin (31/10/2022).

Permasalahan harga kedelai impor kini mendapatkan jalan untuk berbagi subsidi bersama pemerintah daerah dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 125 Tahun 2022 yang di dalamnya menetapkan cadangan pangan pemerintah (CPP) terdiri atas 11 komoditas.

Pangan pokok tertentu yang ditetapkan sebagai CPP meliputi beras, jagung, kedelai, bawang, cabai, daging unggas, telur unggas, daging ruminansia, gula konsumsi, minyak goreng, dan ikan.

"Nah tadi saya coba, kalau Rp 1.000 memang sudah enggak nendang. Akhirnya kita bisa Rp 2.000, nanti apakah dari pusat kan bisa dengan Perpres yang baru ini kan bisa juga dengan pemerintah daerah," jelasnya.

 

Gotong Royong

FOTO: Imbas Kenaikan Harga Kedelai, Produsen Tahu Kurangi Produksi
Pekerja menyelesaikan pembuatan tahu di kawasan Pondok Cabe Udik, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (15/2/2022). Produsen tahu dan tempe akan menggelar aksi mogok produksi massal pada 21-22 Februari mendatang disebabkan kenaikan harga kedelai hingga mencapai Rp 11.200/kg. (merdeka.com/Arie Basuki)

Mendag mengajak dalam situasi yang sulit di tengah inflasi atau kenaikan harga-harga secara umum, perlu ada gotong-royong bersama-sama pemerintah pusat, Gakoptindo dan pemerintah daerah agar rakyat dapat harga kedelai terjangkau, barangnya ada.

Kata dia, kalau harga kedelai impor sudah terlalu tinggi seperti saat ini, subsidi bisa berbagi dengan cara pemerintah pusat Rp 1.000 sedangkan pemerintah daerah juga bisa Rp 1.000 sehingga menjadi Rp 2.000 agar harga bisa Rp11.000-an sampai kepada perajin tahu tempe.

"Kalau misalkan naik lagi, nanti kita coba lihat, apakah pemerintah pusat bisa Rp 2.000, pemerintah daerah nanti berapa. (contoh) Kalau Denpasar itu wali kotanya bagus, kalau harga kedelai itu Rp 10 ribu, kalau lebih dia subsidi oleh Wali Kota Denpasar, karena ada anggaran cadangan yang 2 persen itu bisa dipakai," katanya.

Infografis Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Tempe Kelimpungan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Harga Kedelai Melambung, Perajin Tahu Tempe Kelimpungan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya