Liputan6.com, Jakarta JobStreet Indonesia mempublikasi data yang menunjukan, 64 persen perusahaan masih merekrut karyawan fresh graduate sepanjang tahun 2022.
Merujuk data tersebut, Country marketing manager JobStreet Indonesia, Sawitri Hertoto menyampaikan agar para fresh graduate terus meningkatkan keterampilan seiring porsi rekrutmen yang cukup besar.
Baca Juga
"64 persen perusahaan masih menghire fresh graduate in the past 12 bulan ini," ujar Sawitri saat konferensi pers virtual, Rabu (7/12/2022).
Advertisement
Sawitri menyampaikan kriteria tertinggi yang dinilai perusahaan untuk merekrut fresh graduate yaitu pengalaman berkaitan dengan posisi yang dilamar atau pengalaman saat mengikuti Kampus Merdeka. Sebagaimana diketahui, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi memiliki program Kampus Merdeka
Kampus Merdeka merupakan bagian dari program Merdeka Belajar. Tujuannya yaitu mempersiapkan karier yang komprehensif bagi generasi terbaik Indonesia.
Kampus Merdeka memberikan seluruh mahasiswa kesempatan untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai langkah persiapan karier.
"Pemerintah memenuhi (kebutuhan industri) dengan Kampus Merdeka, itu menjadi performance karena tidak bisa ya kita mengharapkan pengalaman kerja dari fresh graduate," ujarnya.
Kualitas Diri
Kriteria selanjutnya yang menjadi pertimbangan perusahaan merekrut fresh graduate yaitu kualitas diri. Kemudian, hasil penilaian dari serangkaian tes yang diikuti. Lalu, sikap fresh graduate selama menjalani sesi wawancara, dan terakhir ekspektasi gaji.
Dia juga menyampaikan bahwa perusahaan sangat mempertimbangkan para fresh graduate yang memiliki top skill critical thinking, dan problem solving.
"Dan juga tentunya kemampuan untuk beradaptasi terhadap kultur dari perusahaan Itu jadi soft skill seperti itu yang para mahasiswa harus banyak belajar. Jadi jangan manja lah," imbuhnya.
Advertisement
Turun Jauh, Jumlah Pengangguran Akibat Covid-19 Jadi Cuma 4,15 Juta Orang
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, pada Agustus 2022 jumlah pengangguran yang sementara tidak bekerja dan mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 turun signifikan, yakni hanya 4,15 juta orang.
“Kita bisa bandingkan Agustus 2020, Agustus 2021, Agustus 2022 yang paling menyedihkan kita bersama Agustus tahun 2020 total pekerja yang terdampak covid itu 29,12 juta orang, menurun pada Agustus 2021 sebanyak 21,32 juta orang dan alhamdulillah di Agustus 2022 ini kita lihat bahwa penduduk usia kerja yang dampak covid-19 turun sangat signifikan menjadi 4,15 juta orang,” kata Menaker saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (8/11/2022).
Menaker menegaskan kembali, maka pada Agustus 2022 jumlah pengangguran pekerja yang sementara tidak bekerja dan mengalami pengurangan jam kerja karena covid-19 ini turunnya sangat signifikan.
Lebih lanjut, berdasarkan data BPS terkait perbaikan penciptaan lapangan kerja pasca pandemi covid-19 terdapat perubahan angka sebesar 4,25 juta orang. Dimana penciptaan lapangan kerja ini masih didominasi oleh lapangan usaha tersier dan sektor informal.
Penduduk bekerja menurut lapangan usaha terbesar di sumbang oleh sektor primer 42,23 juta orang, sekundernya ada 28,47 juta orang, dan tersier 66,60 juta. Maka, total penduduk yang bekerja ada 135,30 juta, selisishnya ada 4,25 juta orang.
“Jadi, secara umum penciptaan lapangan kerja pasca pandemi covid-19 meningkat 4,25 juta orang,” ungkapnya.
Namun, penciptaan pertumbuhan penyerapan dikontribusikan terbesar di lapangan usaha tersier dan sektor informal. Tercatat sektor informalnya 80,24 juta orang dan formalnya 55,06 juta orang.
“Begitu juga berdasarkan data BPS tingkat pengangguran secara agregat berbagai kategori seperti jenis kelamin, tempat tinggal, kelompok umur 25-59 tahun dan tingkat pendidikan mengalami penurunan pada Agustus 2022 secara yoy,” pungkas Ida Fauziyah.
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com