Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan bila Indonesia akan mulai melarang ekspor bijih bauksit mulai Januari 2023. Larangan ekspor bauksit ditujukan untuk mendukung hilirisasi industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri.
Melansir laman Kementerian Perindustrian, Kamis (22/12/2022), menjelaskan jika bauksit merupakan bahan mentah yang diolah menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) dan selanjutnya menghasilkan alumunium ingot.
Advertisement
Pengolahan bauksit bernilai tambah ini bermuara pada industri antara dan hilir seperti kabel, pipa, alat rumat tangga, konstruksi, furnitur, alat olah raga, otomotif dan bahkan memasok industri aviasi alias penerbangan.
Selain itu, bauksit dapat diolah menjadi chemical grade alumina yang dimanfaatkan untuk pemurnian air, kosmetika, farmasi, keramik dan plastic filler.
Sehingga, industri ini menggerakkan industri lain yang menyerap tenaga kerja, memberikan pendapatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar, menggerakkan ekonomi daerah dan pendapatan devisa.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut mendampingi Presiden Joko Widodomengatakan bahwa sampai saat ini, terdapat 4 fasilitas pemurnian bauksit yang existing di dalam negeri dengan kapasitas produksi alumina 4,3 juta ton per tahun.
Selain itu, terdapat 8 fasilitas pemurnian bauksit dalam tahap pembangunan dengan kapasitas input 27,41 juta ton per tahun dan kapasitas produksi 4,98 juta ton per tahun.
“Pelarangan seluruhnya bauksit mentah termasuk yang dicuci. Selama ini kan bauksit bisa dicuci kemudian di ekspor, nah sekarang yang dicuci pun tidak boleh. Harus diproses di Indonesia, dan itu mulai Juni tahun 2023. Nah saat sekarang, jumlah daripada impor aluminium oleh Indonesia itu USD2 miliar. Jadi tentu dengan adanya pabrik nanti berproses di Indonesia, USD2 miliar ini menjadi penghematan devisa,” tutur Menko Airlangga.
Pemerintah Bisa Hemat Rp 31 Triliun
Pemerintah berhitung larangan ekspor bauksit bisa memberikan penghematan bagi negara sebesar USD 2 miliar setara Rp 31,1 triliun. Penghematan ini didapat bila bauksit terlebih dulu diproses di dalam negeri sebelum diekspor.
Ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers perihal pelarangan ekspor bauksit di Istana Merdeka, Rabu (21/12/2022).
“Pelarangan seluruhnya bauksit mentah termasuk yang dicuci. Selama ini kan bauksit bisa dicuci kemudian di ekspor, nah sekarang yang dicuci pun tidak boleh. Harus diproses di Indonesia, dan itu mulai Juni tahun 2023. Nah saat sekarang, jumlah daripada impor aluminium oleh Indonesia itu USD2 miliar. Jadi tentu dengan adanya pabrik nanti berproses di Indonesia, USD2 miliar ini menjadi penghematan devisa,” tutur Menko Airlangga.
Dia menyebutkan, sampai saat ini, terdapat 4 fasilitas pemurnian bauksit yang existing di dalam negeri dengan kapasitas produksi alumina 4,3 juta ton per tahun.
Selain itu, terdapat 8 fasilitas pemurnian bauksit dalam tahap pembangunan dengan kapasitas input 27,41 juta ton per tahun dan kapasitas produksi 4,98 juta ton per tahun.
Pemerintah akan melakukan pelarangan ekspor bijih bauksit mulai Juni 2023. “Saya ulangi, mulai Juni 2023 Pemerintah akan memberlakukan pelarangan ekspor bijih bauksit dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri,” ungkap Presiden.
Larangan ekspor bauksit muncul setelah sebelumnya pemerintah melakukan pelarangan ekspor bijih nikel pada 1 Januari 2020.
Advertisement
Inilah Negara Produsen dan Pemilik Cadangan Bauksit Terbesar Dunia
Pemerintah kembali mengambil gebrakan dengan mengumumkan larangan ekspor bauksit mulai Juni 2023. Nantinya, semua bijih bauksit harus diolah terlebih dulu sebelum diekspor ke negara lain.
Pelarangan ekspor berlaku untuk seluruh bauksit mentah termasuk yang dicuci. Ini disampaikan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini.
“Saya ulangi, mulai Juni 2023 Pemerintah akan memberlakukan pelarangan ekspor bijih bauksit dan mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri,” ungkap Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Rabu (21/12/2022).
Usut punya usut, Australia ternyata merupakan negara produsen bauksit terbesar di dunia. Produksinya diperkirakan mencapai 110 juta metrik ton pada 2021.
Melansir laman statista, negara penghasil bauksit utama lainnya setelah Australia adalah China. Kemudian Guinea sebagai negara penghasil bauksit paling dominan pada 2021.
Produksi bauksit masing-masing negara menghasilkan 110 juta, 86 juta, dan 85 juta metrik ton bauksit pada tahun lalu.
Meskipun merupakan penghasil bauksit terbesar ketiga, Guinea memiliki cadangan bauksit terbesar di dunia, yaitu sebesar 7,4 miliar metrik ton pada tahun 2021.