Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita baikenjamin, pemerintah bakal melanjutkan pemberian insentif kendaraan listrik, yang saat ini sedang difinalkan.
"Pasti jadi, (pemberian insentif kendaraan listrik) pasti jadi. Masih finalisasi, tapi pasti jadi," ujar Menperin Agus Gumiwang di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/1/2023).
Baca Juga
Kendati demikian, ia belum bisa merinci detil kelanjutan dari proses pemberian diskon harga, baik untuk mobil listrik maupun motor listrik.
Advertisement
Senada, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menyatakan, pemerintah masih mengkaji kebijakan pemberian insentif harga, yang secara alokasi anggaran sebesar Rp 5 triliun. "Nanti akan diputuskan segera," imbuhnya.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan, Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan para menteri jajarannya, Jumat (13/1/2023) telah membahas strategi soal ekosistem kendaraan listrik.
Khususnya dalam memanfaatkan segala potensi sumber daya alam yang ada, seraya menghasilkan industri yang bernilai tambah.
"Bagaimana kita bisa memanfaatkan sumber alam kita untuk bisa menghasilkan industri besar yang memberi nilai tambah yang banyak. Ekspor oriented. Nilai tambah yang paling optimal," ungkapnya.
Meski begitu, Menteri ESDM juga belum bisa membocorkan kapan pemberian insentif kendaraan listrik bakal terlaksana. "Bentar lagi lah, sabar," pungkasnya.
Â
Kendaraan Listrik Diguyur Insentif, Mobil Konvensional Tak Laku di 2023?
Pemerintah berencana memberikan insentif untuk pembelian kendaraan listrik dengan rentang beragam. Mulai dari Rp 80 juta untuk mobil listrik, Rp 40 juta untuk mobil listrik berbasis hybrid, Rp 8 juta untuk motor listrik, dan Rp 5 juta untuk motor konversi.
Kendati begitu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menilai, penjualan mobil konvensional di 2023 ini masih tetap akan tinggi.
"Kendaraan ICE (Internal Combustion Engine) masih tetap akan baik penjualannya," kata Jongkie kepada Liputan6.com, Rabu (11/3/2023).
Mengutip data penjualan mobil selama Januari-November 2022, angka penjualan wholesales atau dari pabrikan ke dealer hampir mencapai 1 juta unit.
Selama periode 11 bulan tersebut, angka penjualan mencapai 942.499 unit. Itu naik 151.970 unit (19,7 persen), atau dari 790.529 unit dibandingkan periode yang sama 2021 lalu.
Â
Advertisement
Bakal Terus Diminati
Jongkie beralasan, penjualan mobil berbahan bakar minyak bakal terus diminati lantaran masih lebih bisa menjangkau daya beli masyarakat luas.
"Daya beli masyarakat Indonesia msh pada kendaraan bermotor (KBM) roda empat dengan harga Rp 300 juta kebawah. Sementara mobil yang mengadopsi battery electric vehicle (BEV) yang diminati (5 pintu, 7 seat) harganya masih mahal, Rp 800 jutaan," tuturnya.
Di sisi lain, pemerintah telah menetapkan target untuk lebih memasifkan pemakaian mobil listrik dan motor listrik. Salah satunya, mematok target penggunaan 80 persen kendaraan listrik pada 2030 mendatang.
Menjawab rencana tersebut, Jongkie belum bisa berkomentar lebih banyak. "Tunggu perkembangan mobil-mobil BEV yang akan datang," tandasnya.