Tak Kunjung Dapat Putra, Pasangan di China Beri 9 Putrinya Nama Bertema Saudara Laki-laki

Tradisi masyarakat Tiongkok cenderung mengutamakan kehadiran anak laki-laki.

oleh Benedikta Miranti T.V Diperbarui 20 Mar 2025, 21:56 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 21:55 WIB
Ilustrasi anak di China. (Andy Wong/AP)
Ilustrasi anak di China. (Andy Wong/AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Beijing - Sepasang suami istri di Huaian, Provinsi Jiangsu, China, memiliki sembilan anak perempuan yang semuanya memiliki nama dengan karakter "di" (弟), yang berarti "saudara laki-laki". Kisah mereka mencerminkan tradisi lama di masyarakat Tiongkok yang lebih mengutamakan anak laki-laki.

Mengutip SCMP, Kamis (20/3/2025), kisah keluarga ini menarik perhatian publik setelah salah satu anak perempuan, Xiangdi, mulai membagikan video kehidupan mereka di media sosial pada awal Maret.

Pasangan suami istri ini memiliki kesenjangan usia 20 tahun antara anak tertua dan termuda. Sang ayah, bermarga Ji, yang kini berusia 81 tahun, memberikan nama kepada semua putrinya dengan harapan suatu hari mereka akan memiliki seorang anak laki-laki.

Berikut adalah nama-nama mereka beserta maknanya:

  • Zhaodi (招弟) – "Memohon saudara laki-laki"
  • Pandi (盼弟) – "Mengharapkan saudara laki-laki"
  • Wangdi (望弟) – "Menanti saudara laki-laki"
  • Xiangdi (想弟) – "Memikirkan saudara laki-laki"
  • Laidi (来弟) – "Saudara laki-laki akan datang"
  • Yingdi (迎弟) – "Menyambut saudara laki-laki"
  • Niandi (念弟) – "Merindukan saudara laki-laki
  • "Choudi (仇弟) – "Membenci saudara laki-laki
  • "Mengdi (梦弟) – "Bermimpi memiliki saudara laki-laki"

Dari semua nama, Choudi menjadi yang paling mencolok, karena berarti "membenci saudara laki-laki", yang mencerminkan keputusasaan orang tua mereka dalam mendapatkan anak laki-laki.

 

Promosi 1

Tetap Menyayangi Putri Mereka

Ilustrasi anak di China. (Ng Han Guan/AP)
Ilustrasi anak di China. (Ng Han Guan/AP)... Selengkapnya

Meskipun berharap memiliki anak laki-laki, keluarga ini tetap mencintai dan merawat putri-putri mereka dengan baik. Xiangdi berbagi bahwa sang ayah, meskipun hanya seorang petani miskin, memastikan bahwa semua anak perempuannya bisa bersekolah.

"Ayah saya selalu berkata kepada ibu, 'Apa salahnya punya anak perempuan? Saya justru suka anak perempuan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk membiayai pendidikan mereka’," kenangnya.

Kini, mereka adalah keluarga besar yang hidup bahagia bersama.

"Saudara perempuan adalah sahabat terbaik saya seumur hidup. Saya sangat bahagia memiliki mereka," tulis Xiangdi di media sosial.

 

Pandangan Tradisional yang Berubah di China

Ilustrasi bendera Republik China. (Pixabay)
Ilustrasi bendera Republik China. (Pixabay)... Selengkapnya

Di China, keinginan untuk memiliki anak laki-laki masih umum, terutama di pedesaan. Secara tradisional, anak laki-laki dianggap sebagai penerus keluarga dan bertanggung jawab merawat orang tua di usia tua.

Bahkan, ada pepatah yang mengatakan bahwa "seorang putri yang menikah seperti air yang telah disiram ke luar", menandakan bahwa setelah menikah, seorang perempuan tidak lagi menjadi bagian dari keluarga asalnya.

Namun, dalam beberapa dekade terakhir, pandangan ini mulai berubah. Di kota-kota besar, banyak pasangan justru lebih memilih memiliki anak perempuan. Salah satu faktornya adalah tingginya harga mahar pernikahan, yang membuat memiliki anak perempuan dianggap lebih menguntungkan.

Kisah keluarga Ji menimbulkan beragam reaksi di media sosial China.

"Nama-nama mereka benar-benar luar biasa. Betapa gigihnya sang ayah!" tulis seorang netizen.

Sementara yang lain bercanda, "Mereka menyerah terlalu cepat! Mungkin anak ke-10 akan lahir sebagai laki-laki, haha."

INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak
INFOGRAFIS JOURNAL_ Beberapa Gejala Permasalahan Kesehatan Mental pada Anak (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya