Momen Mudik Bisa Dongkrak Penggunaan Kendaraan Listrik di Indonesia

Ketersediaan infrastruktur penunjang kendaraan listrik, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), merupakan faktor pendorong utama peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik (EV) di Indonesia

oleh Septian Deny Diperbarui 20 Mar 2025, 17:10 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2025, 17:10 WIB
PLN memastikan SPKLU siap melayani dan memudahkan untuk masyarakat menggunakan mobil listrik selama periode mudik Lebaran 2023. (Dok PLN)
PLN memastikan SPKLU siap melayani dan memudahkan untuk masyarakat menggunakan mobil listrik selama periode mudik Lebaran 2023. (Dok PLN)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kepala Center of Food, Energy and Sustainable Development INDEF Abra Talattov menilai bahwa ketersediaan infrastruktur penunjang kendaraan listrik, seperti Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), merupakan faktor pendorong utama peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan listrik (EV) di Indonesia terutama saat arus mudik dan balik Lebaran 2025.

“Keberadaan SPKLU sangat penting untuk menjaga momentum peralihan dari kendaraan berbasis bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik. Upaya negara menyediakan 3.558 unit SPKLU secara nasional menjadi modalitas penting untuk mendukung pengguna kendaraan listrik saat mudik,” ujar Abra.

Abra menjelaskan, dengan semakin banyaknya SPKLU di jalur strategis, pengguna kendaraan listrik kini dapat merasakan kemudahan dan efisiensi, bahkan lebih baik daripada kendaraan konvensional. Saat ini, paparnya, ketersediaan SPKLU yang memadai selama mudik tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pemilik kendaraan listrik, tetapi juga berperan besar dalam meningkatkan minat masyarakat untuk beralih ke EV.

“Hal itu terbukti dengan peningkatan signifikan penjualan mobil listrik di Indonesia pada 2024, yang melonjak 153% dari 17.051 unit pada 2023 menjadi 43.188 unit pada 2024,” katanya. Namun demikian, Abra menekankan bahwa ketersediaan SPKLU saja tidak cukup. Masyarakat juga memerlukan informasi yang memadai tentang lokasi SPKLU agar mereka tidak merasa cemas kehabisan daya saat di perjalanan.

“Masalah ini telah teratasi dengan dukungan teknologi melalui aplikasi PLN Mobile, yang dilengkapi fitur Trip Planner untuk membantu pengguna EV merencanakan rute perjalanan dan menemukan lokasi SPKLU terdekat,” katanya.

Seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna kendaraan listrik, jelas Abra, konsumsi listrik per kapita juga diperkirakan akan terus meningkat. “Hal ini dapat menjadi solusi terhadap kondisi over supply listrik nasional. Pada 2023, konsumsi listrik di SPKLU tercatat sebesar 2,4 juta kWh, dan diproyeksikan meningkat 370% menjadi 9,1 juta kWh pada 2024,” katanya.

 

Promosi 1

Pergeseran ke Kendaraan Listrik

SPKLU
PT Jasamarga Related Business (JMRB) menyebut telah melakukan pergantian tipe socket charging di SPKLU dari AC Charging ke Fast charging agar pengisian daya baterai kendaraan listrik bisa lebih cepat. (ist)... Selengkapnya

Pergeseran dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik, menurutnya, akan mengalihkan kebutuhan energi yang sebelumnya dipenuhi oleh BBM ke listrik. Ini membuka peluang besar bagi sektor ketenagalistrikan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Peningkatan konsumsi listrik juga dapat mendorong pengoptimalan sumber energi terbarukan. Di samping itu, peningkatan konsumsi listrik per kapita akibat meningkatnya jumlah pengguna EV juga dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.

“Negara bakal memperoleh potensi pendapatan lebih besar, yang nantinya dapat digunakan untuk pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan, termasuk ekspansi jaringan listrik ke daerah-daerah terpencil,” tutupnya.

PLN Prediksi Pemudik Mobil Listrik Lebaran 2025 Naik 5 Kali Lipat

616 Unit SPKLU Hadir Layani Pengguna Kendaraan Listrik di Mudik Lebaran 2023
Pemudik mengisi daya mobil listrik di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) PT PLN (Persero) di Rest Area KM 228 Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Brebes, jawa Tengah, Selasa (18/4/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Sebelumnya, PT PLN (Persero) memperkirakan jumlah mobil listrik (Ev) yang akan melakukan perjalanan Mudik di Lebaran 2025 mencapai 21.570 unit. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, angka ini naik 5 kali lipat.

"Ada hal yang sangat menarik, di mana pertumbuhan dari jumlah pengendara mobil listrik kira-kira meningkat 5 kali lipat," kata Direktur Distribusi PLN Adi Priyanto, dalam konferensi pers di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (20/3/2025).

Untuk mengantisipasi kenaikan jumlah pemudik yang menggunakan mobil listrik ini, PLN bersama mitra menyediakan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) sejumlah 3.558 unit di 2.412 lokasi. Di mana 1.000 Unit SPKLU di 615 lokasi tersedia di Ruas Jalur Mudik Sumatera-Jawa.

"Angka ketersediaan SPKLU di jalur mudik ini meningkat sekitar 7,5 kali lipat dari tahun lalu pada area dengan okupansi tinggi, sehingga pemudik tetap aman dan nyaman mengisi ulang tanpa antrian," ujarnya.

PLN mengimbau pemudik dengan mobil listrik untuk mengunduh aplikasi PLN Mobile. Hal ini untuk memudahkan informasi terkait lokasi SPKLU terdekat yang dapat diakses melalui fitur Road Trip Planner di PLN Mobile.

PLN juga menyiapkan fitur khusus layanan darurat 24 jam melalui PLN Mobile untuk memberikan rasa aman dan nyaman pemudik menggunakan kendaraan Listrik (EV). Layanan ini tersedia melalui call center 123, WhatsApp 087771112123, hingga aplikasi mobile.

"Layanan tersebut bisa digunakan sebagai sarana apabila dalam kondisi darurat. Sehingga kami bisa meluncur kemudian melayani dengan mobile charger dimanapun dia berada," tandasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Masyarakat Diprediksi Mudik Lebaran Mulai Tanggal Ini

Antrean Kendaraan Pemudik Padati Dermaga Pelabuhan Merak
Anteran kendaraan saat menanti waktu naik kapal penyeberangan di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (6/4/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mewanti-wanti Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melayani mudik lebaran 2025. Terutama pada aspek keamanan penumpang. Adapun pergerakan arus mudik Lebaran 2025 diprediksi akan dimulai pada Jumat, 21 Maret 2025.

Ada beberapa faktor yang menurutnya perlu diperhatian. Misalnya, terkait keamanan dan keselamatan, dia meminta BUMN untuk serius dan tak memandang sepele persoalan tersebut.

“Dari mulai kereta, satu rangkaian bisa 6 kereta atau lebih, di mana 1 kereta bisa memuat 60-300 orang. Kapal laut memuat 3 ribu orang. Pesawat memuat 150-300 orang. Kemudian bus bisa memuat 50 orang," ujar Menhub Dudy dalam keterangannya, ditulis Rabu (19/3/2025).

"Jadi bisa kita lihat berapa besar masyarakat yang kita angkut. Di pundak kita semua ada tanggung jawab mengantarkan masyarakat sampai tujuan dengan selamat,” imbuhnya.

Kemudian, meski Lebaran merupakan tradisi tahunan, Menhub Dudy meminta BUMN sektor transportasi tetap memperhatikan penyelenggaraan angkutan Lebaran hingga aspek terkecil.

“Kita harus memperhatikan betul aspek sekecil apapun dalam penyelenggaraan angkutan Lebaran. Ini adalah bagian dari tanggung jawab kita masing-masing sebagai penyelenggara transportasi,” sebut Menhub Dudy.

Dia turut berharap, seluruh stakeholder pelaksana angkutan Lebaran 2025 dapat bekerja sama dan bersinergi dengan menghilangkan sekat-sekat yang ada. Hal tersebut dirasa penting untuk mencapai tujuan melayani masyarakat dan penyelenggaraan angkuran Lebaran yang lancar dan aman.

”Kami dari Kemenhub sangat terbuka. Kami siap dihubungi setiap hari, 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Hal apa yang dibutuhkan operator atau para pelaksana di lapangan, kami akan dukung,” kata Menhub Dudy.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya