Liputan6.com, Jakarta - Kurs dolar Amerika Serikat atau kurs USD terhadap Rupiah masih di kisaran Rp. 15.000 memasuki awal pekan.
Melansir laman resmi Bank Indonesia, Senin (13/2/2023) kurs jual USD terhadap Rupiah hari ini berdiri di Rp 15.215,70 per USD, dan kurs beli Rp 15.064,30.Â
Nilai jual Poundsterling Inggris kini berada di Rp 18.458,17 per pound dan kurs beli Rp 18.268,48. Sedangkan kurs jual Euro hari ini Rp16.353,83, dan kus beli Rp 16.185,08.
Advertisement
Kurs jual mata uang dolar Australia atau AUD saat ini sebesar Rp 10.573,39 per AUD dan kurs beli Rp 10.465,17 per AUD.
Adapun mata uang negara ekonomi besar kawasan Asia, Yen Jepang dengan kurs jual Rp 11.687,30 per 100 Yen dan kurs beli Rp 11.570,12 per 100 Yen. Sementara kurs jual Yuan China kini berada di Rp 2.238,43 dan Rp 2.215,83 untuk kurs beli.
Kemudian kurs jual Won Korea Selatan senilai Rp 12,06 dan kurs beli Rp 11,93 per Won, dan kurs jual dolar Hong Kong sebesar Rp 1.938,40 per HKD dan kurs beli Rp 1.919,04 per HKD.
Melihat kurs mata uang di Asia Tenggara, kurs jual dolar Singapura atau SGD hari ini sebesar Rp 11.488,75 dan kurs beli Rp 11.370,14 per SGD. Ringgit Malaysia hari ini memiliki kurs jual Rp 3.517,27 per Ringgit dan kurs beli Rp 3.479,05 per Ringgit.Â
Sementara itu, Kurs jual Peso Filipina dipatok Rp 279,60 dan kurs beli Rp 276,64 per PHP, serta kurs beli Baht Thailand sebesar Rp 452,85 per Baht dan kurs beli Rp 448,08.
Rupiah Hari Ini Tergelincir, Nyaris Sentuh 15.200 per Dolar AS
Sementara itu, nilai tukar rupiah tergelincir pada awal perdagangan Senin 13 Februari 2023. Diketahui, rupiah melemah seiring perkembangan beberapa data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lebih kuat atau membaik.
Kurs rupiah pada Senin dibuka melemah 64 poin atau 0,42 persen ke posisi 15.198 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.134 per dolar AS.
"Rupiah kembali menyentuh ke atas 15.100 atau melemah terhadap dolar AS karena lebih dipengaruhi oleh sentimen eksternal," kata Analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri dikutip dari Antara, Senin (13/2/2023).
Pelemahan rupiah terjadi terutama setelah dolar AS kembali diminati pasar dan indeks dolar AS yang kembali meningkat ke level 103-104 yang mengindikasikan penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama.
Reny menuturkan setelah rilis data tenaga kerja AS yang menunjukkan perbaikan secara konsisten, dolar AS kembali menguat. Tingkat pengangguran AS tercatat sebesar 3,4 persen pada Januari 2023 yang merupakan level terendahnya selama 53 tahun sejak 1969.
Selain itu, data ketenagakerjaan nonpertanian atau non farm payrolls (NFP) AS meningkat dua kali lipat dari ekspektasi pasar.
Menurut Reny, perkembangan data ekonomi AS yang lebih kuat itu menimbulkan spekulasi di pasar bahwa Bank Sentral AS (The Fed) masih akan meningkatkan suku bunga acuannya pada tahun ini sampai inflasi AS benar-benar menuju target 2 persen. Sementara bagi rupiah, kondisi tersebut menjadi sentimen negatif.
Advertisement
Prediksi Rupiah
Reny memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah hari ini akan berada pada level 15.050 per dolar AS sampai dengan 15.175 per dolar AS.
"Sebagai pelaku pasar tentunya kita harus dapat mengantisipasi faktor risiko seperti perubahan policy stance dari The Fed yang akan menimbulkan capital flight dan juga pelemahan perekonomian global," ujarnya.
Pada Jumat (10/2/2023), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup turun 37 poin atau 0,25 persen ke posisi 15.134 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.097 per dolar AS. Â