Wujudkan Indonesia Jadi Raja Baterai Kendaraan Listrik, Luhut Rayu Australia

Indonesia bercita-cita sebagai raja baterai kendaraan listrik dunia bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama dan dukungan pihak lain.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Feb 2023, 10:15 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2023, 10:15 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menyebutkan bahwa untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai “raja” baterai kendaraan listrik dunia bukan hal yang mudah. Sebagai negara penghasil lithium, Australia menyatakan dukungannya untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen baterai lithium dunia. (Dok. Kemenko Marves)

 

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menyebutkan bahwa untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai “raja” baterai kendaraan listrik dunia bukan hal yang mudah. Oleh sebab itu, diperlukan kerja sama dan dukungan pihak lain.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri roundtable meeting yang dijembatani antara Australia Indonesia Business Council bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Perth, Australia pada Senin (13/2/2023).

“Faktor kunci dari resiliensi perekonomian Indonesia di tahun 2022 adalah pengembangan industri hilirisasi mineral yang bernilai tambah tinggi," kata Luhut dikutip Selasa (14/2/2023).

Dibandingkan dengan 18 negara dan 1 kawasan lain yang tergabung dalam G20, Indonesia merupakan salah satu negara yang tumbuh kuat dalam kondisi sulit yang terpengaruh perekonomian global.

Meskipun Indonesia kaya akan nikel, nampaknya hal ini belum mampu menjadikan Indonesia sebagai raja baterai kendaraan listrik dunia karena tidak tersedianya lithium yang notabene menjadi bahan utama pengembangan industri baterai EV. Oleh sebab itu, diperlukan kolaborasi dengan pihak lain untuk mewujudkannya.

Sebagai negara penghasil lithium, Australia menyatakan dukungannya untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen baterai lithium dunia. Kedua negara pun berencana untuk bersama-sama mengembangkan industri baterai EV dengan tetap bertanggung jawab terhadap faktor lingkungan.

“Dalam momentum ini, saya juga mengajak beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor sumber daya mineral untuk bertemu dan menjajaki langsung potensi kerja sama dengan para pengusaha lithium di negeri kanguru,” tutur Menko Luhut.

Pada kesempatan yang sama, Menko Luhut juga menuturkan bahwa saat ini, Indonesia mulai fokus melakukan transformasi ke industri bernilai tambah tinggi, seperti bidang transisi energi.

Salah satu wujudnya adalah industri kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), yang juga sering disebut sebagai kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


LG Terancam Batal Ikut Garap Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Logo LG di CES 2017
Logo LG di CES 2017. Liputan6.com/Corry Anestia

Perusahaan teknologi besar asal Korea Selatan LG melalui anak usahanya LG Energy Solution (LGES) terancam batal terlibat dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Ini menyangkut proses diskusi yang masih mandek dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.

Diketahui, Antam tengah menjalin diskusi dengan LGES dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) sebagai bagian dari konsorsium untuk mengembangan sektor hulu baterai kendaraan listrik. Hanya saja, diskusi antara Antam dan LG mengalami titik buntu sementara waktu ini.

Direktur Utama Holding BUMN Tambang atau MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkap kondisi negosiasi antara anggota holdingnya dengan LG. Dia menyebut kalau belum ada kelanjutan diskusi dari kedua perusahaan soal pembentukan perusahaan patungan atau Joint Venture (JV).

"Kami dapat info dari Antam itu LG itu masih belum jelas statusnya tapi LG mendorong anggota konsorsium yang bernama Huayou untuk melanjutkan diakusi dan negosiasi," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (6/2/2023).

LGES dan Huayou sendiri diektahui merupakan konsorsium yang dibentuk untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik. Keduanya sepakat menjalin kerja sama pada Juli 2022 lalu.

Dengan Antam, diskusi ini disebut tidak berjalan baik. Hendi menilai jika diskusi hanya dijalankan dengan Huayou, itu bukan satu hal yang setara dengan Antam. Dia menegaskan menginginkan keseluruhan konsorsium itu untuk ikut andil, artinya ada keterlibatan dari LGES yang fokus pada produksi baterai.

"Tapi kami menilai bahwa Huayou bukan counterpart yang seimbang dengan Antam untuk melanjutkan proses negosiasi. Jadi kami masih inginkan bahwa adanya konsorsium yang lengkap sampai EV battery manufakturnya, sedangkan Huayou kan pengembangan smelter," sambungnya.

 


Berharap Gandeng CATL dan LGES

PLN membangun unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Banten. (Dok PLN)
PLN membangun unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Banten. (Dok PLN)

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berharap segera kantongi perjanjian kerja sama dengan dua mitra dalam proyek baterai kendaraan listrik.

Dua mitra tersebut yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL), cucu usaha CATL, dan LG Energy Solution (LGES). Ketiganya berencana membentuk perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) dengan CBL dan LG untuk mengelola nikel kepada Indonesia Battery Corporation (IBC)sebagai bahan baku baterai.

"Kerja sama dengan LG memang kita harapkan tahun ini. Tapi kalau untuk bulan ini, JV agreement kita belum bisa sampai karena ada beberapa hal yang harus kita selesaikan dengan pihak parner.Saat ini JV agreement dalam tahap finalisasi dengan CBL," kata Direktur Pengembangan Usaha Antam Dolok R Silaban dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

IBC mengumumkan perjanjian kerangka kerja (framework agreement) tentang pengembangan proyek baterai EV terintegrasi antara IBC dengan Antam dan CBL pada April lalu. Bersamaan dengan itu, Antam dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya