Penetrasi Baru 4 Persen, IFG Yakin Industri Asuransi Masih Terus Tumbuh

Sejauh ini penetrasi sektor asuransi dinilai masih relatif kecil di Indonesia yaitu tidak lebih dari 4 persen di akhir 2021. Oleh sebab itu ia melihat bahwa prospek industri asuransi masih terbuka lebar.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Mar 2023, 19:45 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2023, 19:45 WIB
Senior Research Associate Indonesia Financial Group Progress (IFG Progress) Ibrahim Kholilul Rohman (Kanan) pada acara Editor’s Gathering Indonesia Financial Group (IFG) 2023 pada Selasa (21/03/2023).
Senior Research Associate Indonesia Financial Group Progress (IFG Progress) Ibrahim Kholilul Rohman (Kanan) pada acara Editor’s Gathering Indonesia Financial Group (IFG) 2023 pada Selasa (21/03/2023). (Dok IFG)

Liputan6.com, Jakarta - Prospek industri asuransi di Indonesia masih sangat menjanjikan. Industri asuransi masih akan tumbuh tinggi selama beberapa tahun ke depan menyusul sejumlah peluang yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Senior Research Associate IFG Progress Ibrahim Kholilul Rohman menjelaskan, sejauh ini penetrasi sektor asuransi dinilai masih relatif kecil di Indonesia yaitu tidak lebih dari 4 persen di akhir 2021. Oleh sebab itu ia melihat bahwa prospek industri asuransi masih terbuka lebar. 

Ibrahim mengatakan, salah satu pendorong utama pertumbuhan industri asuransi dalam negeri adalah adanya perbaikan dari sisi regulasi dengan hadirnya Undang-Undang Cipta Kerja khususnya P2SK untuk sektor keuangan.

"UU tersebut memberi prioritas pada pengembangan industri asuransi dan dana pensiun melalui berbagai inovasi, memperkuat pengawasan, dan mendukung asuransi dan dana pensiun sebagai salah satu sumber alternatif pembiayaan yang menjanjikan bagi pembangunan," jelas dia seperti ditulis Rabu (22/3/2023).

Di lain pihak, pemanfaatan digitalisasi dalam melakukan pemasaran produk asuransi kepada masyarakat bakal mendorong peningkatan penetrasi asuransi di tengah masyarakat. Dengan digitalisasi, masyarakat jadi lebih mudah memahami dan mengakuisisi berbagai produk asuransi yang ditawarkan.

Salah satu sektor yang cukup menjanjikan adalah bertumbuhnya ekonomi berbasis digital melalui hadirnya marketplace, yang mendorong adanya transaksi digital. Ke depan, kebutuhan akan hadirnya asuransi yang menjamin transaksi tersebut akan makin meningkat bersamaan dengan risiko yang bertumbuh sejalan dengan makin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat untuk berbelanja online.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Segmen UMKM

Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)
Ilustrasi Asuransi (iStockphoto)

Di sisi lain, pasar asuransi dari segmen UMKM juga masih terbuka lebar. Pemerintah saat ini terus memberikan dukungan bagi UMKM melalui penyaluran KUR dan PEN, yang dari tahun ke tahun terus meningkat.

Penyaluran dukungan pemerintah itu membutukan garansi melalui perusahaan asuransi, di samping kesadaran individual pelaku UMKM untuk membeli produk asuransi lainnya dalam menjamin risiko usahanya.

Dengan kondisi ekonomi yang stabil hingga kuartal pertama tahun ini dan tidak ada sentimen negatif yang signifikan di sepanjang tahun ini, pertumbuhan industri asuransi dalam negeri diperkirakan akan terus meningkat.

"Bercermin dari prospek pertumbuhan pendapatan premi, peningkatan pendapatan investasi karena memulihnya kondisi capital market Indonesia dan semakin termoderasinya tingkat klaim secara umum akibat situasi ekonomi nasional yang mulai stabil, bahkan cenderung bertumbuh positif,” ujar dia.

 


Tantangan Utama

Ibrahim menambahkan, tantangan utama industri asuransi dalam negeri pada tahun ini adalah bayang-bayang resesi ekonomi global, yang berimbas pada ekonomi dalam negeri.

Sejumlah sektor usaha yang menggantungkan pertumbuhan usahanya pada kegiatan ekspor impor bakal akan terganggu karena permintaan pasar luar negeri yang menurun.

Namun, pasar dalam negeri yang turut ditopang oleh belanja rumah tangga dan UMKM yang relatif lebih lincah, akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional lebih baik dari negara-negara lain.

Infografis Sanksi Berat Penunggak Iuran BPJS Kesehatan
Infografis Sanksi Berat Penunggak Iuran BPJS Kesehatan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya