Bos BI Beberkan Apa Saja Capaian Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan

Sampai dengan 3 April 2023, penyelenggaraan event GNPIP telah terealisasi di 10 KPwDN atau 21,7 persen dari total 46 KPwDN.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Apr 2023, 13:27 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2023, 13:27 WIB
Foto dok. Youtube Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menghadiri acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Jawa 2023 di Purwakarta, Rabu (5/4/2023). (Foto dok. Youtube Bank Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan capaian penyelenggaraan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP tahun 2023.

"Sampai dengan 3 April 2023, penyelenggaraan event GNPIP telah terealisasi di 10 KPwDN atau 21,7 persen dari total 46 KPwDN, tersebar di 3 kawasan Sumatera (23,0 persen), 6 kawasan Jawa (42,8 persen) dan 1 Sulampua (10 persen)," demikian paparan Perry Warjiyo dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Jawa 2023, yang disiarkan Rabu (5/4/2023).

Sampai dengan 3 April 2023, capaian penyelenggaraan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan untuk event Pasar Murah telah menyentuh 6,947 titik (148,8 persen), Pangan Mandiri mencapai 53 ribu bibit (20,2 persen), event Replikasi Best Practices di 22 klaster (22,0 persen), Hilirisasi Pangan meluncurkan 7 program (9,5 persen), dan Pupuk Organik 22 program (19,5 persen). 

Adapun Alsintan dan Saprotan yang mencapai senilai Rp. 3,3 miliar (9,4 persen) Kerja Sama Antar Daerah 97 KAD (89,8 persen), Distribusi Pangan 34 program (17,9 persen), Digitalisasi Data 13  program (22,4 persen) Capacity Building TPID 35 program (30,4 persen), Diversifikasi dan Olahan Pangan 19 kegiatan (15,6 persen), Koordinasi Kelembagaan 249 kegiatan (54 persen), dan Ekspektasi Inflasi mengeluarkan 135 program (37,9 persen).

Dalam kesempatan itu, Perry Warjiyo juga mengungkapkan bahwa digitalisasi pangan, kendala produksi dan distribusi, ketahanan pangan dan hilirisasi pangan masih menjadi tantangan utama program TPIP/TPID dan GNPIPI dalam pengendalian inflasi.

"GNPIP itu apasih? apa yang harus kita lakukan? caranya adalah dengan (menghadirkan) pasar murah, kerjasama antar daerah atau KAD, subsidi ongkos angkut, gertam cabai dan replikasi model bisnis, alsintan dan saprotan, digitalisasi data dan informasi, serta koordinasi dan komunikasi," terang Perry Warjiyo.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Himbauan Gubernur BI Perry Warjiyo Soal Inflasi 2023

BI Turunkan Suku Bunga Acuan ke 5,25 Persen
Gubernur BI Perry Warjiyo (tengah) didampingi DGS Destry Damayanti (kiri) dan Deputi Gubernur Erwin Rijanto (kanan) memberi keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur di Kantor BI, Jakarta, Kamis (19/9/2019). BI menurunkan suku bunga acuan BI7DRR menjadi 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam kesempatan itu, Perry Warjiyo juga mengungkapkan prospek dan tantangan pengendalian inflasi di tahun 2023 ini.

"Inflasi IHK 2023 diprakirakan kembali ke sasaran 3 persen kurang lebih 1 persen dengan beberapa tantangan," demikian paparan Perry Warjiyo.

Gubernur BI juga mengutip data IMF yang mencatat bahwa inflasi global masih berada di angka yang tinggi, namun berhasil turun signifikan dari 8,8 persen tahun lalu menjadi 5,2 persen tahun ini.

Terkait inflasi inti, Perry Warjiyo mengatakan, permintaan domestik menguat, ekspektasi inflasi perlu terus dikelola, juga dampak nilai tukar Rupiah terhadap inflasi perlu dijaga, serta transmisi harga impor ke harga jual domestik.

Dengan situasi harga pangan yang bergejolak, Perry Warjiyo mengingatkan bahwa "risiko kekeringan perlu diwaspadai, fluktuasi produksi (antarwaktu dan antardaerah) masih terjadi, kenaikan permintaan Horeca".

 


Pentingnya Ketahanan Pangan

20160503-Pasar- Inflasi Masih Terkendali Hingga Juni-Jakarta-Angga Yuniar
Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dengan demikian, dia menyerunkan pentingnya mendorong ketahanan pangan dan produksi pangan dengan agrifarming, dan digitalisasi.

Memasuki musim libur Lebaran, Gubernur BI juga menghimbau pasar pasar untuk segera memastikan bahwa stok dagangan bahan pangan sudah cukup tersedia. 

"Yang punya barang ojo disimpen, rakyat membutuhkan. Beras, minyak goreng, telur, ayam, apapun buat opor harus ada di pasar, sehingga ini betul betul supply nya ada," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya