Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo membeberkan capaian penyelenggaraan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP tahun 2023.
"Sampai dengan 3 April 2023, penyelenggaraan event GNPIP telah terealisasi di 10 KPwDN atau 21,7 persen dari total 46 KPwDN, tersebar di 3 kawasan Sumatera (23,0 persen), 6 kawasan Jawa (42,8 persen) dan 1 Sulampua (10 persen)," demikian paparan Perry Warjiyo dalam acara Kick Off Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Jawa 2023, yang disiarkan Rabu (5/4/2023).
Sampai dengan 3 April 2023, capaian penyelenggaraan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan untuk event Pasar Murah telah menyentuh 6,947 titik (148,8 persen), Pangan Mandiri mencapai 53 ribu bibit (20,2 persen), event Replikasi Best Practices di 22 klaster (22,0 persen), Hilirisasi Pangan meluncurkan 7 program (9,5 persen), dan Pupuk Organik 22 program (19,5 persen).Â
Advertisement
Adapun Alsintan dan Saprotan yang mencapai senilai Rp. 3,3 miliar (9,4 persen) Kerja Sama Antar Daerah 97 KAD (89,8 persen), Distribusi Pangan 34 program (17,9 persen), Digitalisasi Data 13Â program (22,4 persen) Capacity Building TPID 35 program (30,4 persen), Diversifikasi dan Olahan Pangan 19 kegiatan (15,6 persen), Koordinasi Kelembagaan 249 kegiatan (54Â persen), dan Ekspektasi Inflasi mengeluarkan 135 program (37,9 persen).
Dalam kesempatan itu, Perry Warjiyo juga mengungkapkan bahwa digitalisasi pangan, kendala produksi dan distribusi, ketahanan pangan dan hilirisasi pangan masih menjadi tantangan utama program TPIP/TPID dan GNPIPI dalam pengendalian inflasi.
"GNPIP itu apasih? apa yang harus kita lakukan? caranya adalah dengan (menghadirkan) pasar murah, kerjasama antar daerah atau KAD, subsidi ongkos angkut, gertam cabai dan replikasi model bisnis, alsintan dan saprotan, digitalisasi data dan informasi, serta koordinasi dan komunikasi," terang Perry Warjiyo. Â
Himbauan Gubernur BI Perry Warjiyo Soal Inflasi 2023
Dalam kesempatan itu, Perry Warjiyo juga mengungkapkan prospek dan tantangan pengendalian inflasi di tahun 2023 ini.
"Inflasi IHK 2023 diprakirakan kembali ke sasaran 3 persen kurang lebih 1 persen dengan beberapa tantangan," demikian paparan Perry Warjiyo.
Gubernur BI juga mengutip data IMF yang mencatat bahwa inflasi global masih berada di angka yang tinggi, namun berhasil turun signifikan dari 8,8 persen tahun lalu menjadi 5,2 persen tahun ini.
Terkait inflasi inti, Perry Warjiyo mengatakan, permintaan domestik menguat, ekspektasi inflasi perlu terus dikelola, juga dampak nilai tukar Rupiah terhadap inflasi perlu dijaga, serta transmisi harga impor ke harga jual domestik.
Dengan situasi harga pangan yang bergejolak, Perry Warjiyo mengingatkan bahwa "risiko kekeringan perlu diwaspadai, fluktuasi produksi (antarwaktu dan antardaerah) masih terjadi, kenaikan permintaan Horeca".
Â
Advertisement
Pentingnya Ketahanan Pangan
Dengan demikian, dia menyerunkan pentingnya mendorong ketahanan pangan dan produksi pangan dengan agrifarming, dan digitalisasi.
Memasuki musim libur Lebaran, Gubernur BI juga menghimbau pasar pasar untuk segera memastikan bahwa stok dagangan bahan pangan sudah cukup tersedia.Â
"Yang punya barang ojo disimpen, rakyat membutuhkan. Beras, minyak goreng, telur, ayam, apapun buat opor harus ada di pasar, sehingga ini betul betul supply nya ada," ujar dia.