Liputan6.com, Jakarta - Insiden bagasi penumpang yang dibobol kembali terjadi di maskapai grup Lion Air. Kali ini terjadi di maskapai Batik Air.
Koper salah satu penumpang Batik Air Leni Sidabutar dibobol. Gembok merek Tumi dibobol, dan Leni mengaku kehilangan hanphone senilai Rp 3 juta. Kejadian yang dialami tersebut viral di media sosial Tiktok usai unggahan video Leni yang menunjukkan protes karena handphone yang ada di dalam koper hilang. Video tersebut diunggah di akun TikTok @deskhi.
Dalam video yang diunggah pengacara Deskhi tersebut menulis keterangan "Penumpang Batik Air international kehilangan barang di kopernya, handphone hilang, barang barang diacak-acak, koper dibongkar, tidak mau bertanggung jawab".
Advertisement
Selain itu, deskhi juga unggah video yang diberikan keterangan "naik batik air internasional, hand phone, dan koper dijebol dan barang hilang, dijanjikan akan diganti tgl 14 april 2023 oleh orang yang mengaku manager batik air, tapi kami dibohongin tidak ada penggantian sampai 15 april 2023, jadi sudah 2 kali kami dibohongi oleh pihak Batik air, pertama pak haris pegawai batik air juga"
Pada video berikutnya deshki diketahui seorang pengacara. Lewat videonya di akun @deskhi, ia menceritakan kronologi barang hilang dalam penerbangan Batik Air internasional yang dialami kliennya Leni Sidabutar.
Pada awal video ia mengenalkan dirinya dan menyampaikan mengenai unggahan video yang menunjukkan keributan di Bandara Soekarno Hatta.
“Saya Deskhi dari Kantor Deskhi and Partner.Kemarin kami sempat posting keributan yang terjadi di Bandara Soekarno Hatta khususnya di Bandara Internasional di bagian lost and found milik Batik Air. Karena klien saya yang bernama Leni Sidabutar kehilangan handphone, yang pertama itu handphone dan gembok merek Tumi dijebol, barang di dalamnya acak-acakan berantakan,” ujar dia dikutip dari akun @deskhi.
Kronologi Barang Hilang dalam Penerbangan Batik Air
Ia menuturkan, kliennya kemudian diantar ke bagian lost and found seiring kehilangan barang yang terjadi. Leni dibawa oleh petugas Asadi ke bagian lost and found Batik Air.
"Di bawah ke bagian lost and found karena klien kami datang dari Amerika, transit di Singapura, datang untuk lagi ke Indonesia capek. Ia mengatakan, datang ke pak Haris, saya cari dulu barang yang hilang karena untuk saat itu dia bingung barang hilang apa saja karena acak-acakan, yang semestiny a barang di tas di dalam bagasi seharusnya tidak hilang, tak acak-acakan, tapi koper di jebol, kata pak Haris iya nanti balik saja, dengan santun dia berkata balik saja, setelah itu kalau ada lapor ke saya,” ujar dia.
Kliennya Leni pergi ke penginapan. Setelah sampai di penginapan, Leni baru sadar kehilangan handphone yang dibeli seharga Rp 3 juta.
"Murah sebenarnya handphone karena handphonenya dia hilang, lapor dong. Karena diberikan nomor telepon pak Haris.Dia lapor ke pak Haris. Itu tidak ditanggapi sama sekali. Tidak seperti di bandara ngomong baik-baik, enak. Tidak ada tanggapan apa-apa. Maka Bu Leni datang ke kantor kami, ke deskhi and partner, dia datang mengadukan hal ini,” ujar dia.
Deskhi menambahkan, pihaknya pun mengecek ke bandara dan berniat komunikasi kepada pihak yang bertanggung jawab.
"Ternyata di sana kami dipertemukan dengan orang katanya entah manajer asisten manajer, bu Eva. Bu Eva tidak bisa menjelaskan, tidak ada barang yang hilang. Pak Haris menyangkal yang dikatakan bu Leni, menyangkal didesain untuk berbohong berikan keterangan palsu, akhirnya kami tekan di situ menekan. Ada bu Eva, ada avsec, ada Iqbal mengatakan kepada kami, kepada saya juga, Rivian rekan saya ada bu Leni yah udah pulang kami ganti, handphone Rp 3 juta dan gembok merek Tumi sekitar USD 30 dirupiahkan sekitar Rp 400 ribu, itu kejadian sekitar hari Senin kejadian. Selasa, Rabu ke sana. Sampai sekarang hari ini (Senin lagi) belum diganti juga,” ujar dia.
Deskhi mengaku, kalau setelah videonya viral, kliennya Leni Sidabutar dihubungi pihak Batik Air. Ia menuturkan, pihak Batik Air meminta untuk memberikan paspor, tiket penerbangan dan kuitansi.
Advertisement
Jenis dan Kategori Barang yang Masuk dalam Bagasi Kabin
Grup Lion Air pun kembali mengeluarkan rilis secara tidak langsung menanggapi hal tersebut. Grup Lion Air menyampaikan kembali imbauan dan mewajibkan kepada seluruh penumpang agar memperhatikan penempatan barang berharga dalam mempersiapkan rencana perjalanan dan selama dalam penerbangan.
"Lion Air Group menyarankan penumpang dilarang meletakkan barang berharga pada bagasi tercatat (bagasi yang didaftarkan saat check-in), agar penumpang meletakkan barang-barang berharga di atas tempat duduknya dan menjaga bagasi kabinnya, bukan di dalam bagasi tercatat,” ujar Corporate Communicatiosn Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro.
Ia menambahkan, hal ini sesuai dengan ketentuan yang sudah tertulis dalam tiket dan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 77 Tahun 2011.
Adapun jenis dan kategori barang berharga untuk dimasukkan ke dalam bagasi kabin adalah sebagai berikut:
- Laptop, tablet dan bentuk komputer portable lainnya.
- Kamera, peralatan fotografi dan lensa.
- Perhiasan dan barang-barang berharga lainnya, seperti emas, berlian dan perak.
- Dokumen penting, seperti paspor, tiket pesawat dan dokumen bisnis.
- Barang elektronik lainnya, seperti smartphone, iPod dan charger.
- Obat-obatan atau suplemen yang diperlukan selama perjalanan.
- Uang tunai, kartu kredit dan dokumen keuangan lainnya.
Alasan Penumpang Harus Letakkan Barang dalam Bagasi Kabin
Alasan penumpang harus meletakkan barang-barang berharga di dalam bagasi kabin, karena:
- Pertama, penumpang yang membawa barang berharga ke dalam kabin pesawat, dapat menjaga barang miliknya sendiri.
- Kedua, penumpang secara mudah mengakses dan memantau barang mereka selama penerbangan serta memudahkan mengambil barang-barang berharga apabila dibutuhkan serta ketika turun dari pesawat.
- Ketiga, penumpang berkontribusi menciptakan suasana penerbangan lebih aman dan nyaman.
"Penumpang wajib menyampaikan informasi yang aktual kepada petugas check-in bahwa tidak ada barang berharga di dalam bagasi tercatat dan barang berharga sudah dibawa ke dalam bagasi kabin,” ujar Danang.
Lion Air Group menegaskan, pihak maskapai tidak bertanggungjawab atas kerusakan atau kehilangan barang berharga yang terdapat di dalamnya apabila penumpang tetap membawa barang bawaan kategori berharga di dalam bagasi tercatat (bagasi yang didaftarkan saat check-in).
Advertisement