Kontribusi Pertamina Rp 307,2 Triliun ke Negara Bisa Danai Pembangunan

Sepanjang 2022, kontribusi PT Pertamina (Persero) terhadap penerimaan negara sebesar Rp 307,2 triliun, yang terdiri dari pajak, dividen, PNBP, minyak mentah dan/atau kondensat bagian negara, dan signature bonus.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Mei 2023, 23:25 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2023, 20:52 WIB
Gedung Pertamina. Dalam rangka memberi kesempatan bagi para pencari kerja, Pertamina Group membuka program internship 2022. Dok Pertamina
Gedung Pertamina. Dalam rangka memberi kesempatan bagi para pencari kerja, Pertamina Group membuka program internship 2022. Dok Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Kontribusi PT Pertamina terhadap negara yang mencapai Rp307,2 triliun dinilai membuktikan BUMN tersebut memberikan kontribusi tak sedikit untuk negara dan rakyat Indonesia.

Ini diungkapkan Anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru. "Semakin besar kontribusi yang diberikan Pertamina, maka semakin besar pula penerimaan negara. Dengan demikian negara dan masyarakat Indonesia mendapat manfaat dari hasil kinerja Pertamina selama ini,” ujar Nasyirul melansir Antara di Jakarta, Selasa (9/5/2023).

Legislator yang akrab disapa Gus Falah itu menambahkan, kontribusi dari perusahaan pelat merah itu dapat digunakan untuk mendanai pembangunan nasional dan beragam program kerakyatan.

Hal itu menunjukkan, orientasi dari kinerja Pertamina selama ini adalah kesuksesan pembangunan dan kesejahteraan rakyat.

"Kontribusi Pertamina itu membuktikan bahwa perusahaan fokus dalam meningkatkan kinerja, termasuk kinerja operasional selama 2022. Produksi minyak dan gas mereka kan kita lihat tumbuh 8 persen dari 2021," ujarnya menanggapi kinerja Pertamina selama 2022.

Sepanjang 2022, kontribusi PT Pertamina (Persero) terhadap penerimaan negara sebesar Rp 307,2 triliun, yang terdiri dari pajak, dividen, PNBP, minyak mentah dan/atau kondensat bagian negara, dan signature bonus.

Jumlah setoran ke negara tersebut meningkat 83 persen dibandingkan pada 2021. Khusus setoran pajak, Pertamina pada 2022 membayarkan pajak Rp219,06 triliun atau meningkat 88 persen dibandingkan pada 2021.

Pada 2022, BUMN energi ini mencatatkan laba bersih 3,8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp56,6 triliun meningkat 86 persen dibandingkan pada 2021.

Hal ini, lanjut Anggota DPR Dapil Jatim X itu, karena Pertamina sadar betul, bahwa baik buruknya kinerja mereka berdampak pada pembangunan nasional dan kesejahteraan rakyat.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pengamat Ungkap Faktor Penyebab Pertamina Bisa Raih Laba Rp 56,6 Triliun

Gedung Pertamina. Dok Pertamina
Gedung Pertamina. Dok Pertamina

PT Pertamina (Persero) menunjukkan kinerja positif yang ditandai dengan raihan laba bersih USD 3,8 miliar atau Rp56,6 triliun atau meningkat 86 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Raihan positif bisa diraih perusahaan di tengah ketidakpastian global.

Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan Bandung Acuviarta Kartabi memaparkan sejumlah faktor penyebab kinerja Pertamina yang positif ini.

"Di tengah berbagai ketidakpastian, BUMN energi tersebut meraih laba bersih USD 3,8 miliar yang merupakan terbesar sepanjang sejarah," kata dia melansir Antara di Jakarta, Kamis (20/4/2023).

Menurut dia, laba bersih terbesar sepanjang sejarah itu, antara lain karena strategi efisiensi yang dilakukan Pertamina. Selain itu, korporasi juga menerapkan strategi nilai lindung (hedging) di tengah nilai tukar yang dinamis.

Selain perolehan laba bersih yang tinggi, katanya pula, Pertamina Group juga berkontribusi terhadap penerimaan negara sebesar Rp307,2 triliun, yang terdiri atas pajak, dividen, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), minyak mentah dan/atau kondensat bagian negara, dan signature bonus.

Jumlah setoran ke negara tersebut meningkat 83 persen dibandingkan 2021. Khusus setoran pajak, pada 2022 Pertamina juga membayarkan pajak Rp 219,06 triliun atau meningkat 88 persen dibandingkan 2021.

Dia menyatakan pula, kinerja positif tersebut diraih di tengah berbagai ketidakpastian, di antaranya kondisi geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina, volatilitas harga minyak, dan dinamisnya nilai tukar rupiah.

 


Dukungan Pemerintah

Gedung PT Pertamina.
Gedung PT Pertamina.

Oleh karena itu dukungan pemerintah juga tak bisa dikesampingkan. Melalui Kementerian Keuangan, pemerintah melakukan perubahan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 159/2022, sehingga dana kompensasi bisa cair lebih cepat. Kondisi tersebut, katanya lagi, sangat membantu kapital Pertamina pada setiap lini bisnisnya.

“Makanya, kita apresiasi. Ini kinerja Pertamina yang bagus. Dari pertumbuhan laba, kemudian kinerja masing-masing lini bisnis menunjukkan tren positif di tengah beragam ketidakpastian pada 2022,” kata dia.

Untuk itu, Acuviarta optimistis, pada 2023 Pertamina mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja, dengan catatan, menjadikan keberhasilan saat ini sebagai momentum untuk melakukan transformasi secara konsisten, terutama penguatan di berbagai lini bisnis.

Apalagi, ujarnya, bahwa pada 2023 nilai tukar rupiah relatif stabil. Bahkan dalam dua minggu terakhir, juga terjadi penguatan nilai tukar.

“Terlebih, juga diharapkan ada kestabilan harga minyak dunia. Dibarengi dengan strategi efisiensi Pertamina, antara lain dalam memperkuat lini distribusi migas dan juga pengelolaan geothermal, diharapkan kinerja positif Pertamina terus meningkat pada 2023," ujarnya lagi.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya