Liputan6.com, Jakarta Indonesia merupakan negara penghasil sarang burung walet terbesar di dunia dengan jumlah produksi sarang burung walet mencapai lebih dari 80 persen dari total produksi dunia.
Walet sarang putih (aerodramus fuciphagus) yang merupakan jenis burung walet penghasil sarang yang bisa dikonsumsi adalah burung endemik kawasan asia tenggara, sehingga hanya bisa dijumpai dan dibudidayakan di Indonesia dan negara sekitarnya seperti Malaysia, Vietnam, Thailand dan sekitarnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor sarang burung walet Indonesia mencapai USD 517,03 juta dengan volume 1.505,5 ton pada 2021. Melihat potensi ekonomi yang dihasilkan maka Sarang burung walet menjadi salah satu komoditas ekspor andalan di sektor peternakan Indonesia yang diharapkan pemerintah untuk terus meningkat tiap tahun nya.
Advertisement
PT Esta Indonesia sebagai salah satu eksportir terbesar sarang burung walet di indonesia, menjawab tantangan pemerintah dengan mengembangkan berbagai teknologi terapan melalui riset bersama CV Nore Inovasi untuk meningkatkan kualitas produksi sarang burung walet dari Hulu hingga ke Hilir produksi sarang burung walet.
Director Research & Manufacturing Development PT Esta Indonesia Dian Rochyati mengatakan, PT Esta Indonesia berkomitmen dalam mengembangkan teknologi untuk mendukung berkembangnya industri sarang burung walet di indonesia.
Jika sebelumnya berhasil mengembangkan teknologi dalam memproses sarang burung walet dengan tanpa melibatkan bahan kimia, ramah lingkungan dan tetap menghasilkan produk yang berkualitas tinggi sesuai dengan standar pengolahan bahan pangan internasional, Rumah budidaya walet smart ini adalah salah satu teknologi yang dikembangkan perusahaan untuk menjaga kualitas dan juga meningkatkan produktifitas di Hulu industri ini yaitu budidaya.
“Rumah Budidaya Walet Smart kami menggunakan berbagai teknologi untuk menjaga Rumah budidaya tetap ideal bagi berkembangnya burung walet, dari mulai suhu udara, tingkat kelembaban, pencahayan dan faktor-faktor lainnya," kata dia.
"Dan dengan menggunakan sensor yang kami gabungkan dengan sistem AI, kami juga dapat menghitung jumlah populasi dan hasil petik yang mana semua teknologi di dalam Rumah Smart walet ini dapat dikontrol dan diawasi langsung secara online melalui aplikasi dan software IOT yang kami kembangkan bersama CV Nore Inovasi, sehingga memudahkan untuk memantau dan mengontrol rumah walet secara otomatis dan realtime di rumah walet yang lokasinya tersebar di berbagai daerah," lanjut dia.
Aplikasikan Teknologi
Rumah Budidaya Walet Smart yang dibangun di Desa Donggulu, kabupaten Parigi Moutong, propinsi Sulawesi Tengah menjadi Pilot Project yang akan di terapkan juga di berbagai daerah.PT Esta Indonesia menargetkan untuk mengaplikasikan teknologi Rumah Budidaya Walet Smart di 30 lokasi di berbagai daerah pada tahun 2023.
"Kami juga memastikan rumah budidaya walet smart ini juga ramah lingkungan, selain penanaman tumbuhan yang dapat mendukung ketersediaan pakan alami walet. Kami juga mengembangkan speaker walet desibel rendah dengan frekuensi khusus yang efektif dan tidak menghasilkan polusi suara yang kerap menjadi masalah dan keluhan terhadap rumah-rumah budidaya walet konvensional yang ada saat ini," tutup dia.
Advertisement
Sarang Burung Walet, Harta Karun Pendongkrak Ekspor Indonesia
Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam beberapa waktu belakangan gencar mensosialisasikan tentang ekspor sarang burung walet. Sering disebut ‘emas putih’ sebagai harta karun Indonesia, komoditas ekspor satu ini istimewa karena memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi.
Sarang burung walet ini sebenarnya dalah air liur burung walet yang dijadikan sarang ketika sudah berubah menjadi padat atau mengering. Ini menjadi salah satu komoditas langka karena hanya dihasilkan di beberapa negara, Indonesia menjadi salah satunya yang beruntung. Maka dari itu, komoditas ini memiliki nilai jual yang tinggi.
Mengutip dari data Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, angka produksi sarang burung walet di Indonesia mencapai 75 persen, menjadikan Indonesia negara produsen terbesar di dunia.
Sepanjang 2022, Indonesia telah berhasil mengekspor sebanyak 1.418 ton sarang burung walet ke dunia, dengan nilai ekspor mencapai 590,57 juta dolar AS. Ada peningkatan sebanyak 14,1 persen dibandingkan tahun lalu dengan nilai sebesar 517,54 juta dolar AS. Capaian ini termasuk tinggi dalam catatan ekspor sarang burung walet Indonesia, berkat kontribusi dari para pengusaha lokal, menurut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Ada beberapa kota yang dikenal sebagai penghasil sarang burung walet di Indonesia, yaitu Demak, Semarang, Rembang, Magelang, Banjarmasin, dan Medan. Sementara itu, umumnya Indonesia mengekspor komoditas ini ke Tiongkok, Hong Kong, Vietnam, Singapura, Amerika Serikat, dan Australia serta Taiwan.
Jadi Produk Makanan dan Minuman
Hasil dari panen sarang burung walet dapat dijadikan produk makanan dan minuman. Bahan ini juga dipercaya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, seperti mencegah penuaan, meningkatkan konsentrasi, hingga melawan kanker.
Hal ini juga didukung oleh Mendag Zulhas mengingat komoditas ini termasuk langka dan Indonesia beruntung karena bisa menjadi salah satunya.
"Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dan bekerja sama mendukung kebijakan pemerintah. Kita semua tetap harus terus fokus bekerja keras dalam mempertahankan capaian yang sudah membanggakan dan memperbaiki hal-hal yang masih perlu diperhatikan,” pungkasnya, dikutip dari situs resmi Kementerian Perdagangan.
Advertisement