Perang Rusia Ukraina Tak Tahu Kapan Selesai, Impor Bahan Baku Pupuk Belum Pulih 100 Persen

Pupuk Indonesia mencari sumber bahan baku dari tempat lain yang tidak bermasalah, mulai dari Mesir, Yordania, hingga Maroko.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Jul 2023, 12:20 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2023, 12:20 WIB
Kios pupuk bersubsidi di Desa Temesi, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (3/7/2023). (Maulandy/Liputan6.com)
Kios pupuk bersubsidi di Desa Temesi, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (3/7/2023). (Maulandy/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Situasi di Eropa Timur terus memanas dengan berlanjutnya perang antara Rusia dan Ukraina. Kondisi tersebut turut berpengaruh terhadap suplai impor bahan baku pupuk di Indonesia.

SEVP Marketing Operations PT Pupuk Indonesia (Persero) Gatoet Gembiro Noegroho mengatakan, impor bahan baku pembuatan pupuk saat ini sudah membaik, namun belum pulih seutuhnya.

"Tidak 100 persen lancar seperti sebelumnya. Kan harga pernah naik, tinggi akibat perang. Sekarang belum kembali normal, tapi sudah melandai," ujar Gatoet saat berkunjung ke kios pupuk bersubsidi di Desa Temesi, Kabupaten Gianyar, Bali, Senin (3/7/2023).

Gatoet menambahkan, suplai impor bahan baku pupuk belum lancar lantaran kekhawatiran atas distribusi via laut masih cenderung tinggi.

Sebagai antisipasi, Pupuk Indonesia lantas mencari sumber bahan baku dari tempat lain yang tidak bermasalah, mulai dari Mesir, Yordania, hingga Maroko. Khususnya fosfor dan kalium untuk bahan baku pupuk NPK.

"Bahkan negara tetangga juga ada, cuman kualitasnya agak berbeda. Vietnam, Laos, Myanmar, tapi mungkin volume merekanya kecil. Kalau volume kecil otomatis harganya pasti lebih mahal, karena investasi lebih padat," imbuhnya.

Namun begitu, Gatoet tak bisa memastikan volume distribusi bahan baku pupuk impor turun hingga berapa persen. Pasalnya, secara angka itu cenderung fluktuatif.

"Lagi pun angka itu per bulan, per 3 bulan beda-beda. Jadi enggak bisa memastikan," tegas Gatoet.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemerintah Kini Bisa Pantau Distribusi Pupuk Secara Online

Ilustrasi Pupuk Bersubsidi (Istimewa)
Ilustrasi Pupuk Bersubsidi (Istimewa)

PT Pupuk Indonesia (Persero) resmi menerapkan aplikasi iPubers pada seluruh kios resmi yang berada di Bangka Belitung (Babel), Riau, dan Kalimantan Selatan (Kalsel) sejak tanggal 27 Juni 2023. Aplikasi iPubers memudahkan Pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Daerah dan Kementerian Pertanian untuk memantau proses penebusan pupuk secara real time.

SEVP Operasi Pemasaran PT Pupuk Indonesia (Persero) Gatoet Gembiro Noegroho mengatakan bahwa proses uji coba penebusan pupuk dengan aplikasi iPubers telah dilakukan di Toko Iman yang berada di Desa Pedindang, Kecamatan Pangkalan Baru, Kabupaten Bangka Tengah berjalan lancar.

“Jadi pada saat ini petani melakukan penebusan di kios itu secara otomatis di dashboard dinas pertanian daerah bahkan Kementerian Pertanian sudah bisa melihat, sebelumnya ada dokumen fisik yang disampaikan setiap bulan. Hari ini ada penebusan, hari ini juga terpantau baik dinas daerah maupun pusat,” ungkap Gatoet, Rabu (28/6/2023).

Gatoet menjelaskan bahwa penerapan iPubers merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Joko Widodo kepada Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian untuk memudahkan petani dan dalam rangka mempersiapkan rencana jangka panjang Pemerintah mengenai sistem Subsidi Langsung Pupuk (SLP) kepada petani.

“Kita berharap dengan adanya iPubers tentunya penyaluran lebih mudah, lebih transparan, kredibel, akuntabel, dan tidak ada aktivitas manual, sehingga diharapkan penyaluran itu lebih tepat sasaran dengan digitalisasi ini otomatis dinas saat melakukan verifikasi juga menjadi lebih mudah, karena live,” tambahnya.


Apresiasi

Pada kesempatan yang sama, Anggota Ombudsman Republik Indonesia, Yeka Hendra Fatika mengapresiasi Kementerian BUMN dan Kementerian Pertanian yang meluncurkan aplikasi iPubers dan telah diujicoba di Babel, Riau, dan Kalsel. Menurut dia, aplikasi ini memudahkan kios dan petani dalam penebusan pupuk bersubsidi.

“Dengan adanya integrasi iPubers ini Kementerian Pertanian pada akhirnya bisa melacak mengenai stok pupuk dan pupuk yang sudah disalurkan secara real time, ini merupakan perbaikan sistem pengawasan. Ombudsman melihat bagaimana hari ini launching dalam rangka uji coba dan ternyata hasilnya sangat memuaskan,” kata Yeka.

Yeka meminta kepada Pupuk Indonesia dan Kementerian Pertanian untuk memperluas wilayah penggunaan iPubers pada kios resmi di seluruh Indonesia. “Karena integrasi platform digital menjadi iPubers ini memudahkan kios dalam melakukan pencatatan transaksi. Ini dilakukan dalam rangka membangun sistem yang lebih transparan dan akuntabel,” ungkap Yeka.

iPubers memberikan kemudahan bagi kios dan petani dalam penebusan pupuk bersubsidi dikarenakan petani yang dapat alokasi pupuk bersubsidi hanya cukup membawa KTP dan uang tunai sesuai dengan jumlah penebusan.

Pada saat bertransaksi, KTP, petani, beserta pupuk bersubsidi yang ditebus akan difoto melalui iPubers. Setelah itu, foto langsung dilengkapi dengan informasi lokasi transaksi (geo-tagging) dan informasi waktu transaksi (time stamp). Sehingga dengan kemampuan tersebut dapat memudahkan upaya penelusuran. Apabila KTP tidak sesuai, maka petani harus melengkapinya dengan Surat Keterangan dari pemerintah desa atau kelurahan.

infografis hari tani nasional
jumlah petani indonesia turun sejak tiga tahun terakhir (liputan6/yasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya