Liputan6.com, Jakarta - Archipelagic and Island States (AIS) Forum akan menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang pertama pada 11 Oktober 2023, di Bali.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ayodhia Kalake, menjelaskan Konferensi Tingkat Tinggi AIS forum ini merupakan mandat dari pertemuan keempat tingkat menteri AIS forum yang telah dilaksanakan di Bali pada tanggal 5 Desember 2022 yang lalu.
Kemudian sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat kabinet, menyampaikan KTT AIS forum akan diselenggarakan pada 11 Oktober 2023 di Bali dan akan mengundang 51 negara partisipan AIS forum.
Advertisement
Ayodhia berharap para kepala negara/pemerintahan akan berkumpul, berdiskusi, dan menyatakan komitmen global dalam menangani isu-isu terkait kelautan dan ekonomi biru.
"Insyaallah KTT AIS forum ini akan dilaksanakan pada 11 Oktober 2023 di Bali, dan juga secara paralel akan dilakukan pertemuan tingkat menteri AIS forum pada 10 Oktober 2023 yang akan menjadi pertemuan untuk menyiapkan dokumen ataupun hal-hal khusus lainnya yang berkaitan dengan KTT AIS tersebut," kata Ayodhia dalam Media Briefing: Road to the 1st High Level Meeting, di Jakarta, Kamis (220/7/2023).
Adapun Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum yang pertama ini ditujukan untuk memperkuat pondasi dan kerangka kerja sama AIS Forum dalam membuka peluang baru untuk berkolaborasi dan berpartisipasi demi mengatasi permasalahan global, seperti perubahan iklim dan penanganan sampah plastik.
Selain itu, KTT ini juga menciptakan kesempatan penting bagi negara-negara pulau dan kepulauan untuk mengembangkan strategi komprehensif dalam pengelolaan sektor kelautan dengan prinsip ekonomi biru.
Â
Kolaborasi antar Negara
Lebih lanjut, Ayodhia menjelaskan dibentuknya AIS forum adalah untuk mendorong kolaborasi antar negara pulau dan kepulauan seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan juga permasalahan yang dihadapi khususnya pada sektor pembangunan kelautan, mitigasi perubahan iklim, dan penanggulangan pencemaran di laut.
"AIS forum ini merupakan wujud leadership Indonesia dikancah dunia internasional, kita sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan juga kekuatan ekonomi sejak G20 menempatkan Indonesia pada posisi dan peran strategis untuk menjalankan kolaborasi dengan negara-negara kepulauan," ujarnya.
Menurutnya, keterlibatan Indonesia ini akan menjadi suatu langkah yang sangat penting, khususnya di dalam salah satu upaya mewujudkan lautan dunia berkelanjutan, dan akan menjadi pelaku utama perjuangan masyarakat dunia untuk melawan dampak perubahan iklim.
Â
Advertisement
Sumber Kehidupan
Sebab laut yang sehat dan tidak tercemar akan menjadi sumber kehidupan dan mata pencaharian yang baik, karena banyak manusia yang menggantungkan kehidupannya pada laut.
"Apabila kerjasama dengan negara-negara pulau dan kepulauan ini berjalan baik, AIS akan menjadi kekuatan sendiri di kancah dunia menjadi organisasi multiregional diseluruh samudera dan juga negara pulau kepulauan akan memiliki peran yang lebih besar lagi, dan strategis di dalam menentukan arah kebijakan tata kelautan dunia," pungkasnya.