Liputan6.com, Jakarta Setiap pelamar kerja sebaiknya harus benar-benar memperhatikan sikap dan tutur kata ketika sedang wawancara kerja bersama tim perekrut.
Hal ini dilakukan agar dapat memberikan kesan pertama yang baik dan akhirnya berhasil diterima kerja di perusahaan yang diimpikan.
Baca Juga
Seorang pekerja bernama Ann Hiatt, menceritkan pengalaman saat 2002 silam dirinya berhasil bekerja di perusahaan yang didirikan miliarder Jeff Bezos yaitu Amazon.
Advertisement
Saat itu Bezos mewawancarai Hiatt untuk pertama kalinya dan dia pun berhasil lolos. Akhirnya dia mampu menempati posisi sebagai mitra bisnis eksekutif.
Kemudian pada 2006, Hiatt beralih ke Google dan memegang jabatan sebagai kepala staf dan mitra bisnis eksekutif.
Keberhasilannya tersebut tentu berkat jerih payahnya sendiri. Selain itu, dia pun mampu memberikan kesan pertama yang baik ketika wawancara kerja sebelum akhirnya bergabung dengan dua perusahaan ternama itu.
Dari pengalamannya itulah kemudian Hiatt membagikan tips yang harus dilakukan untuk memberikan kesan pertama yang baik bagi tim perekrut agar bisa lolos wawancara kerja. Apa saja tipsnya?
Berikut ini tips-tips memberikan kesan pertama yang baik kepada tim perekrut ketika wawancara kerja seperti melansir laman CNBC, Senin (24/7/2023).
1. Ceritakan kisah tak terlupakan di balik hobi dan minat
Hiatt bercerita bahwa orang-orang yang dipekerjakannya di Google sangat unik. Mereka memiliki hobi yang menarik, ilmu pengetahuan yang dalam, dan gairah di luar pekerjaan mereka.
Nilai tambahnya lagi, mereka melakukan sesuatu lebih besar dari yang dikatakan. Bukan hanya berbicara “Saya suka berkebun” atau “Saya suka membuat furnitur”, mereka akan memperkenalkan bagaimana mulai mencintai atau mengembangkan minat pada sesuatu melalui cara yang bijaksana dan menarik.
Apa pun hobi atau minat Anda, ceritakan pengalaman tentang hal menarik yang akan diingat oleh pewawancara.
Salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan kandidat adalah terlalu menekankan semua hal yang mereka kuasai. Bagi Hiatt, itu adalah tanda bahaya yang memberi tahu dirinya bahwa kandidat tersebut ingin berada di zona aman daripada mencari tantangan dan pengalaman baru.
2. Jelaskan kesuksesan tim
Sangat mudah untuk mengatakan bahwa Anda mampu bekerja dengan baik bersama orang lain. Tapi sayangnya, tim perekrut tidak bisa mengetahui dan memastikan apakah Anda benar-benar memiliki keterampilan kerja tim dan kolaborasi itu atau tidak.
Oleh karena itu, coba ganti dengan menjelaskan pencapaian dan kesuksesan tim Anda. Jadi, bukan hanya kesuksesan pribadi. Itu jauh lebih baik.
3. Bicara tentang ide yang belum berhasil
Dibanding merasa putus asa, lebih baik beri energi dan motivasi dari kegagalan yang pernah terjadi. Berikan contoh ketika Anda harus beralih dari proyek yang penuh gairah dan menerapkan apa yang Anda pelajari ke proyek baru. Hal tersebut justru akan dilihat sebagai aset, bukan kegagalan.
Advertisement
4. Melampaui deskripsi pekerjaan dan memiliki visi masa depan
Hal terakhir yang ingin didengar seorang tim perekrut adalah pengulangan deskripsi pekerjaan yang mereka tulis.
Hiatt sudah tiga tahun bekerja di Google. Suatu waktu dirinya sempat memasuki kantor mantan CEO Eric Schmidt dengan tujuan meningkatkan karier.
Akhirnya Hiatt mengatakan kepadanya bahwa dirinya siap untuk menjadi kepala staf. Kemauannya itu pun didukung dengan inisiatif lainnya. Salah satunya Hiatt telah menyusun peta jalan tentang seperti apa peran tersebut dan bagaimana dapat mengembangkan keterampilan untuk membawa perusahaan ke tingkat berikutnya.
Pada intinya, tunjukkan bahwa Anda memiliki visi dalam satu atau dua tahun ke depan.