Liputan6.com, Jakarta - Wawancara kerja sering kali menjadi tantangan terbesar dalam proses mencari pekerjaan, tetapi saat ini, kecerdasan buatan (AI) dapat memberikan dukungan bagi kandidat untuk mempersiapkan diri dengan lebih optimal.
Seorang pakar yang telah membantu banyak individu meraih pekerjaan di perusahaan-perusahaan terkemuka seperti Amazon, Apple, Google, dan McKinsey memberikan tips mengenai pemanfaatan AI untuk mencapai kesuksesan dalam wawancara kerja. Informasi ini dirangkum dari CNBC pada Kamis (5/2/2025).
Advertisement
Baca Juga
Dia menjelaskan bahwa dua kualitas utama yang dicari oleh pewawancara adalah kompetensi dan keramahan. Mereka ingin memastikan bahwa Anda mampu menjalankan tugas yang diberikan (kompetensi) dan juga apakah Anda adalah individu yang menyenangkan untuk diajak bekerja sama (keramahan). Kedua aspek ini sangat krusial dalam menciptakan kesan pertama yang positif.
Advertisement
Menonjolkan Kompetensi dengan Metode STAR
Dalam wawancara, sering kali muncul pertanyaan yang berhubungan dengan perilaku yang meminta kandidat untuk berbagi pengalaman mereka. Untuk memberikan jawaban yang efektif, pakar ini merekomendasikan penggunaan metode STAR, yang terdiri dari:
- S (Situasi): Menggambarkan konteks dari pengalaman tersebut.
- T (Tugas): Menjelaskan tanggung jawab yang Anda miliki dalam situasi itu.
- A (Aksi): Menguraikan langkah-langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah.
- R (Hasil): Menyampaikan dampak dari tindakan yang telah dilakukan.
Metode STAR memungkinkan Anda untuk menyusun jawaban yang terstruktur dan jelas, sehingga pewawancara dapat dengan mudah mengidentifikasi kompetensi Anda. AI, seperti ChatGPT, dapat membantu Anda berlatih menjawab pertanyaan dengan menggunakan metode ini, meskipun Anda tetap perlu menyesuaikannya dengan pengalaman yang sebenarnya.
Menunjukkan Sikap Ramah dengan Latihan
Pewawancara tidak hanya menilai kompetensi, tetapi juga mencari kandidat yang memiliki sikap ramah dan mampu bekerja sama dengan baik. Untuk membangun hubungan yang positif dengan pewawancara, penting untuk melakukan kontak mata, tersenyum, dan menggunakan nada suara yang bersahabat.
Sayangnya, banyak kandidat sering kali mengabaikan hal-hal tersebut karena terlalu fokus pada jawaban yang akan mereka berikan.
Untuk mengatasi masalah ini, seorang ahli merekomendasikan agar kandidat berlatih wawancara layaknya seorang atlet profesional yang berlatih secara rutin untuk meningkatkan kemampuan mereka.
Salah satu alat yang dapat dimanfaatkan adalah fitur latihan wawancara berbasis AI yang disediakan oleh LinkedIn. Fitur ini memungkinkan kandidat untuk memilih pertanyaan, merekam jawaban mereka, serta mendapatkan umpan balik mengenai aspek-aspek penting seperti kecepatan berbicara dan variasi nada suara. Dengan demikian, kandidat dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk wawancara yang sebenarnya.
Advertisement
AI Dipakai Buat Pembelajaran
Dengan memanfaatkan alat yang didukung teknologi AI, para kandidat dapat melakukan persiapan yang lebih matang, meningkatkan kemampuan komunikasi, serta mengurangi rasa cemas saat menjalani wawancara. Latihan yang dilakukan secara teratur memungkinkan terbentuknya kebiasaan positif, sehingga para pelamar dapat tampil dengan percaya diri dan bersikap ramah tanpa perlu memikirkan setiap gerakan tubuh atau intonasi suara mereka.
“Dengan bantuan AI, calon pekerja dapat lebih siap dan percaya diri saat menghadapi wawancara di perusahaan-perusahaan besar.” Hal ini merupakan langkah signifikan dalam proses persiapan untuk mencapai pekerjaan yang diimpikan. Ketika kandidat merasa lebih siap, mereka akan lebih mampu menunjukkan kualitas diri yang terbaik dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan posisi yang diinginkan.