Arab Saudi Perpanjang Pangkas Produksi Minyak Hingga September 2023

Arab Saudi akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan September.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Agu 2023, 09:50 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2023, 09:50 WIB
Pemimpin OPEC Arab Saudi memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah miliknya.
Pemimpin OPEC Arab Saudi memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah miliknya.. Foto: Freepik/Atlascompany

Liputan6.com, Jakarta Pemimpin OPEC Arab Saudi memperpanjang pengurangan produksi minyak mentah miliknya. Sumber resmi dari Kementerian Energi Arab Saudi mengatakan kepada kantor berita pemerintah SPA, bahwa negara itu akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak sebesar 1 juta barel per hari hingga bulan September.

Melansir CNN Business, Jumat (4/8/2023), sumber itu juga menyebut, pemangkasan dapat diperpanjang dan ditujukan untuk mendukung stabilitas dan keseimbangan pasar minyak.

Ini menandai kedua kalinya Arab Saudi memperpanjang pemangkasan produksi minyaknya, yang pertama kali diumumkan pada bulan Juni setelah pertemuan aliansi antara negara anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak atau OPEC.

Pada waktu yang hampir bersamaan, Rusia mengumumkan rencana untuk memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari, hingga bulan September mendatang.

Harga minyak AS naik 1,6 persen pada hari Kamis menjadi USD 81,05 per barel. Sedangkan harga minyak mentah Brent, yang menjadi patokan dunia, melonjak 1,5 persen menjadi USD 84,50 per barel.

Analis mengatakan pemangkasan oleh Arab Saudi dan Rusia sebagian besar sudah diperkirakan di pasar minyak, yang telah bergerak lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir.

"Pengumuman ini mendukung kenaikan tetapi tidak mungkin mendorong harga jauh lebih tinggi dengan sendirinya," kata Rick Joswick, kepala penelitian dan analisis minyak jangka pendek di S&P Global Commodity.

Pemangkasan pasokan yang berkepanjangan dari Arab Saudi dan Rusia terjadi bahkan ketika harga minyak dunia telah pulih dalam beberapa pekan terakhir, mendorong harga bensin di AS naik ke angka tertinggi dalam 9 bulan.

 

 

Respon AS Soal Arab Saudi Pangkas Produksi Minyak

Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/wirestock
Harga Minyak Dunia. Foto: Freepik/wirestock

Seorang pejabat Gedung Putih menanggapi berita pemangkasan minyak Arab Saudi dengan mencatat bahwa harga minyak telah turun secara signifikan sejak tahun lalu.

"Kami akan terus bekerja dengan produsen dan konsumen untuk memastikan pasar energi mendukung pertumbuhan ekonomi dan menurunkan harga untuk konsumen Amerika," kata pejabat itu dalam sebuah pernyataan.

Arab Saudi membutuhkan minyak mentah Brent untuk diperdagangkan sekitar USD 81 per barel untuk menyeimbangkan anggarannya, menurut Dana Moneter Internasional. 

Harga Minyak Dunia Bertambah Mahal Usai Arab Saudi dan Rusia Tahan Pasokan

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP

Harga minyak naik sekitar 2% usai Arab Saudi dan Rusia mengambil langkah-langkah untuk menjaga pasokan tetap ketat hingga September dan mungkin setelahnya.

Melansir laman CNBC, Jumat (4/8/2023), harga minyak dunia berjangka Brent naik USD 1,94, atau 2,3%, menjadi USD 85,14 per barel.

Sementara harga minyak mentah dunia West Texas Intermediate AS naik USD 2,06 atau sebesar 2,6%, menjadi USD 81,55.

Kurangnya pergerakan harga yang besar dalam beberapa minggu terakhir telah memangkas volatilitas harga minyak berjangka 30 hari untuk Brent yang secara historis masuk ke level terendah sejak Februari 2022.

Di pasar minyak lainnya, harga minyak diesel berjangka AS naik sekitar 2% ke level tertinggi sejak Januari 2023.

Arab Saudi mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar satu juta barel per hari (bpd) untuk bulan ketiga termasuk September. Kebijakan ini dapat diperpanjang lebih dari itu. Produksi minyak Saudi diperkirakan sekitar 9 juta barel per hari pada bulan September.

Sementara Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.

Pemotongan yang diumumkan itu mengikuti langkah pada bulan Juni oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, untuk membatasi pasokan minyak hingga 2024.

Para menteri OPEC+ akan bertemu pada hari Jumat untuk meninjau pasar. "Kami memperkirakan pertemuan (OPEC+) akan menghasilkan kelompok produsen melanjutkan pemotongan produksi yang awalnya dibuat pada pertemuan 5 Oktober, dan meningkat secara sukarela pada pertemuan 3 April dan 4 Juni," analis di ClearView Energy Partners, sebuah perusahaan riset, kata dalam sebuah catatan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya