ISF Jadi Momentum Indonesia Kebut Agenda Global Iklim dan Pertumbuhan Berkelanjutan

Kemenko Marves siap mengusung pentingnya kolaborasi internasional untuk menggenjot pertumbuhan berkelanjutan dunia di perhelatan Indonesia Sustainability Forum (ISF) pada 7-8 September 2023 mendatang.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Agu 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2023, 20:00 WIB
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rachmat Kaimuddin.

Liputan6.com, Jakarta Selaras dengan tema Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini, Terus Melaju untuk Indonesia Maju, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) siap mengusung pentingnya kolaborasi internasional untuk menggenjot pertumbuhan berkelanjutan dunia di perhelatan Indonesia Sustainability Forum (ISF) pada 7-8 September 2023 mendatang. 

Indonesia Sustainability Forum juga merupakan bagian dari acara ASEAN-BAC Indonesia Summit 2023 yang akan digelar pada 1- 8 September 2023.

 

“Perhelatan ISF merupakan salah satu wujud nyata Indonesia sebagai negara adidaya iklim untuk memperkuat kolaborasi lintas negara, serta kemitraan publik dan swasta demi terwujudnya agenda Sustainability dunia," ujar Deputi Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves, Rachmat Kaimuddin dalam keterangan tertulis, Selasa (15/8/2024).

"Kita harus bisa mempercepat transisi pertumbuhan berbasis emisi menuju pertumbuhan berkelanjutan yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan, secara pasti dan cermat,” lanjut dia.

Momentum Bagi Indonesia

ISF juga merupakan sebuah momentum bagi Indonesia untuk mendorong dekarbonisasi global dan memacu praktik keberlanjutan dunia, imbuh Deputi Rachmat.

Di sektor usaha, Arsjad Rasjid selaku Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia) dan Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) mengungkapkan bahwa dunia usaha memiliki peran yang krusial untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan dalam transisi ekonomi hijau. 

“Dunia usaha memiliki tanggung jawab penting dalam membentuk ekosistem bisnis yang berkelanjutan dalam perjalanan menuju ekonomi hijau. Kami aktif mendorong inisiatif seperti Net Zero Hub dan Carbon Center of Excellence termasuk mobilisasi investasi hijau melalui kolaborasi lintas sektor baik di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Diharapkan melalui inisiatif ini, sektor industri dan bisnis di Indonesia dan ASEAN dapat bersatu untuk mencapai pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan kondusif,” tegas Arsjad.

 

Dihadiri Pemimpin Dunia

Momen akrab pertemuan Presiden Jokowi dengan PM Lee Hsien Loong di Istana Kepresidenan Singapura
Momen akrab pertemuan Presiden Jokowi dengan PM Lee Hsien Loong di Istana Kepresidenan Singapura. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sejumlah pemimpin dunia dari negara sahabat direncanakan akan menghadiri perhelatan resmi berskala internasional pertama Indonesia yang menyorot isu keberlangsungan (sustainability) ini, di antaranya adalah:

  • Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong
  • Presiden Filipina Ferdinand Romualdez Marcos Jr
  • Executive Director, Public Policy Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) Alice Carr. GFANZ merupakan koalisi institusi finansial terbesar di dunia, dengan lebih dari 550 mitra institutsi di 50 negara, yang memiliki komitmen mendorong transformasi ekonomi global yang rendah emisi
  • Vice President Global Energy Alliance for People and Planet (GEAPP) Kitty Bu. Secara global GEAPP mengelola dana lebih dari USD10 miliar dan memiliki misi untuk mendorong transisi energi negara-negara berkembang
  • Pendiri Climate Policy Initiative Thomas Heller yang merupakan salah satu pemikir terkemuka (thought leader) global dalam bidang pendanaan iklim, pendanaan energi serta pemanfaatan lahan.  
  • CEO Mitsubishi Power Asia Pacific Akihiro Ondo yang memiliki misi untuk menghadirkan teknologi pembangkit energi terbaik untuk mendukung kebutuhan kawasan akan keamanan energi dan pembangunan berkelanjutan.

 

Panggung Bagi Pelaku Usaha

Selain tokoh internasional, ISF pun akan memberikan panggung bagi para pelaku usaha, serta akademisi tanah air untuk mengutarakan pendapat dan aspirasi dalam menghadapi tantangan pencapaian pertumbuhan berkelanjutan yang lebih selaras dengan perlindungan lingkungan.

Acara yang mengusung tema besar “Pursuing Sustainable and Inclusive Growth” ini juga telah menggandeng beberapa institusi global sebagai Knowledge Partner, di antaranya adalah Tony Blair Institute for Global Change, McKinsey dan pelaku bisnis global seperti AstraZeneca.

Para Knowledge Partner akan memimpin sesi tematik, dengan menghadirkan dan memfasilitasi dialog konstruktif yang bertekad menghadirkan solusi untuk mendorong upaya dekarbonisasi, transisi ekonomi hijau, serta konservasi ekosistem lingkungan dan keanekaragaman hayati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya