Liputan6.com, Jakarta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau layanan angkutan massal di kota Palembang, Sumatera Selatan. Menhub terus mendorong optimalisasi layanan angkutan pengumpan (feeder) LRT, yang akan hadir di wilayah yang belum terlayani, dalam rangka memaksimalkan muatan penumpang.
“Kami akan melakukan rerouting (menata ulang rute) angkutan feeder LRT. Kita upayakan layanan feeder akan hadir di tiga tempat yang sebelumnya tidak dilayani yaitu di Plaju, Sekip dan Bumi Sriwijaya. Titik-titik itu merupakan yang konsentrasi penduduknya banyak," kata Menhub.
Baca Juga
Menurut Menhub rute feeder akan terus ditingkatkan pelayanannya. "Sekarang ini feeder itu relatif terlalu jauh, sehingga waktu tempuh dari satu titik ke titik lain terlalu lama. Oleh karenanya kita akan membuat feeder-feeder ini fokus untuk mengoptimalkan pelayanan LRT. Nanti rutenya bisa bertambah, tetapi juga bisa menghilangkan rute yang tidak maksimal," sebut Menhub.
Advertisement
Menhub menambahkan, Palembang merupakan kota yang memiliki angkutan umum massal yang lengkap, sehingga ia ingin masyarakatnya sehari-hari menggunakan angkutan umum massal dan meninggalkan kendaraan pribadi.
Sementara itu Pj. Gubernur Sumsel Agus Fatoni menyatakan masyarakat Sumsel perlu bersyukur pemerintah baik pusat maupun daerah memberikan atensi terhadap pembangunan transportasi ini sehingga ini akan memudahkan masyarakat melakukan aktivitas dan juga mendorong perekonomian yang ada di Sumsel. Ia pun turut mengajak masyarakat Sumsel untuk menggunakan angkutan umum.
"Mari kita satukan langkah kita untuk mewujudkan transportasi publik lebih baik yang Alhamdulillah didukung oleh pemerintah pusat, dan kita harus melakukan kegiatan-kegiatan dengan mengutamakan dengan transportasi publik yang telah dibangun," ucapnya.
Selain meninjau angkutan umum di Palembang, Menhub turut pula menghadiri dan Penyuluhan Kesehatan dan Pengobatan Gratis bagi Masyarakat dan Pembagian bingkisan 400 bingkisan kepada masyarakat di daerah Simpang Sungki Kertapati, Palembang.
Jokowi Resmikan LRT Jabodebek Hari Ini 28 Agustus 2023, Ini Sosok Desainer Interiornya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan kereta ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) pada Senin, 28 Agustus 2023.
Saat peresmian LRT Jabodebek, Jokowi berharap masyarakat beralih memakai transportasi umum. Adapun peresmian LRT Jabodebek tersebut dilakukan di Stasiun LRT Cawang, Jakarta.
LRT Jabodebek dijadwalkan mulai beroperasi di 18 stasiun yakni Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamulti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat dan Jatimulya, demikian dikutip dari Antara, Senin (28/8/2023).
Bicara mengenai LRT Jabodebek, untuk bagian eksterior dan interior kereta penumpang LRT Jabodebek ternyata dipercayakan kepada salah satu putra bang bangsa yaitu dosen Departemen Desain Produk Industri (Despro) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dr Agus Windharto DEA.
Selain ditunjuk merancang desain eksterior dan interior LRT Jabodebek, Agus telah mendapatkan kepercayaan desain LRT Palembang. Sebelumnya, ia dan tim mengikuti program riset inovasi Indonesia yang digelar Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti). Kemudian mendapatkan kepercayaan desain LRT. Pada 2017-2018, ia mengerjakan LRT Palembang. Sedangkan LRT Jabodebek digarap pada 2017-2019.
"Riset dilakukan selama 2 tahun dengan melihat kondisi, alternatif desain, engineering desain,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Senin (28/8/2023).
Pengerjaan desain ini diawali dengan analisis stakeholder untuk mengetahui kebutuhan dari setiap pihak yang terlibat. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui batasan-batasan yang perlu diaplikasikan ke dalam desain sehingga sesuai dengan permintaan dari target yang disasar.
"Informasi ini nantinya akan berdampak besar terhadap keseluruhan desain ataupun fitur yang akan dibuat,” tutur dia dikutip dari laman ITS.
Advertisement
Pertimbangan Desain
Agus menuturkan, saat desain LRT Jabodebek ini mempertimbangkan rute, kapasitas angkut dari kereta itu. Pertimbangkan kapasitas angkut ini juga melihat dari studi sistem transporasi dari Kementerian Perhubungan dan PT Kereta Api Indonesia (KAI).
"Desain LRT itu tidak seperti desain mobil dan bus. Desain LRT juga tergantung dari infrastruktur,” kata dia.
Ia menuturkan, pembuatan desain interior juga mengutamakan sisi ergonomis dan kenyamanan penumpang tak terkecuali bagi pengguna kursi roda. Beberapa pengaturan yakni lebar jalan dan ruang untuk pergerakan kursi roda juga menjadi salah satu penentu tata letak ruangan di dalamnya.
"Antropometri penumpang menjadi salah satu pertimbangan yang menentukan tinggi ataupun posisi peletakan akomodasi di kereta ini,” ujar dia.
Agus menegaskan, aspek keselamatan, keamanan, kenyamanan, dan keindahan menjadi pertimbangan pembuatan LRT. Pembuatan kereta penumpang ini harus memenuhi hal tersebut.
Agus menuturkan, aspek keselamatan menjadi salah satu pertimbangan utama pembuatan kereta penumpang karena menjadi penentu tata letak akomodasi dan aksesibilitas menuju ke pintu keluar.
“Bila mana terjadi kecelakaan ataupun kondisi darurat, kereta di desain agar penumpang dapat keluar dalam waktu sesingkat-singkatnya,” ujar lulusan doctoral di Universite de Technologie De Compiegne (UTC) Prancis ini.
Pakai Teknologi Terkini
Sedangkan desain eksterior, Agus menuturkan, sejumlah analisis dilakukan untuk mengetahui sifat dan kelayakan desain yang dibuatnya. Beberapa di antaranya yakni analisis aerodinamis, analisis geometri, analisis crash worthiness, hingga analisis kekuatan struktur kereta penumpang juga menjadi pengamatannya.
"Karena saling berhubungan, perbaikan desain dan pengulangan analisis terus dilakukan hingga mencapai titik ideal,” ujar dia.
Agus menuturkan, LRT Jabodebek yang merupakan kereta api ringan karena bobot lebih ringan dari kereta konvensional. Selain itu, pemakaian material aluminium extrusion pada car body atau kereta penumpang di LRT Jabodebek dapat mengurangi beban hingga 20 ton dibandingkan pemakaian material stainless steel.
"Satu car KRL (untuk kereta penumpang) beratnya bisa 50-60 ton, sedangkan LRT beratnya 40 ton, jadi lebih ringan 20 ton. Kenapa harus ringan? Agar bisa lincah, cepat, dan biaya investasi terjangkau,” kata dia.
Agus menilai, dengan LRT memakai tiang-tiang beton sehingga tidak membutuhkan pembebasan lahan dan biaya infrastruktur jauh lebih murah. “Harga moda paling 20-25 persen, investasi infrastruktur bisa 75 persen,” ujar dia.
Selain itu, menurut Agus, penerapan teknologi LRT yang dipakai juga lebih maju dan terbaru. Meski ia mengakui menemui kendala integrasi sistem untuk pengerjaan desain LRT.”Ini latest technology. Prancis sudah buat 30 tahun lalu. Dari teknologi kita lebih maju karena memakai yang terbaru,” ujar dia.
Advertisement