Harga Minyak Dunia Mulai Jinak, Pantas Harga BBM di Indonesia Turun

Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,92 atau 2,3% menjadi USD 84,89 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun USD 1,95 atau 2,4% menjadi USD 80,51 per barel.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Nov 2023, 08:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2023, 08:00 WIB
lustrasi tambang migas
Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,92 atau 2,3% menjadi USD 84,89 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun USD 1,95 atau 2,4% menjadi USD 80,51 per barel. (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak turun lebih dari 2% pada perdagangan Jumat (Sabtu waktu Jakarta) karena kekhawatiran pasokan minyak yang didorong oleh ketegangan di Timur Tengah  antara Israel dan Hamas Palestina mereda. Sementara data pekerjaan meningkatkan ekspektasi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga di negara konsumen minyak terbesar di dunia.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (4/11/2023), harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,92 atau 2,3% menjadi USD 84,89 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS turun USD 1,95 atau 2,4% menjadi USD 80,51 per barel.

Kedua patokan harga minyak dunia tersebut turun lebih dari 6% pada pekan ini.

Pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah, berbicara untuk pertama kalinya sejak perang Israel-Hamas meletus, memperingatkan pada hari Jumat bahwa konflik yang lebih luas di Timur Tengah mungkin terjadi namun tidak berkomitmen untuk membuka front lain di perbatasan Israel dengan Lebanon.

Pasokan Minyak Dunia

“Pasar menghadapi konflik ini dengan tenang, karena tampaknya ini bukan gangguan permintaan atau pasokan yang signifikan,” kata John Kilduff, Partner di Again Capital LLC di New York.

Pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan Oktober, data resmi menunjukkan, sementara inflasi upah melambat, menunjukkan adanya pelonggaran dalam kondisi pasar tenaga kerja.

Data tersebut memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve tidak perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut.

The Fed mempertahankan suku bunga stabil pada minggu ini, sementara Bank of England mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 15 tahun, mendukung harga minyak dunia karena selera risiko kembali ke pasar.

 

Aktivitas Ekonomi China

Bendera China
Ilustrasi (iStock)

Namun survei sektor swasta pada hari Jumat menunjukkan bahwa meskipun aktivitas jasa Tiongkok tumbuh sedikit lebih cepat pada bulan Oktober, penjualan tumbuh pada tingkat paling lambat dalam 10 bulan dan lapangan kerja mengalami stagnasi karena kepercayaan dunia usaha melemah.

Data tersebut mengikuti pembacaan dari Biro Statistik Nasional pada hari Rabu yang menunjukkan aktivitas manufaktur Tiongkok secara tak terduga mengalami kontraksi pada bulan Oktober.

Di sisi pasokan, Arab Saudi diperkirakan akan mengkonfirmasi kembali perpanjangan pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar 1 juta barel per hari hingga Desember, berdasarkan ekspektasi analis.

Dewan Perwakilan Rakyat AS dengan mudah mengesahkan rancangan undang-undang untuk meningkatkan sanksi terhadap minyak Iran melalui pemungutan suara bipartisan yang kuat, namun tidak jelas seberapa efektif undang-undang tersebut jika ditandatangani menjadi undang-undang.

 

China Terus Impor Minyak

Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Meskipun Kongres dapat meloloskan undang-undang sanksi, tindakan tersebut sering kali disertai dengan keringanan keamanan nasional yang memungkinkan presiden memiliki keleluasaan dalam menerapkan undang-undang tersebut.

Tiongkok juga dapat terus mengimpor minyak meskipun ada sanksi baru.

Perusahaan-perusahaan energi AS minggu ini memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi ke level terendah sejak Februari 2022, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Jumat.

Harga BBM Pertamina Turun Padahal Minyak Dunia Meroket

Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten. Pemerintah masih terus menggodok aturan untuk membatasi pembelian BBM subsidi dan kompensasi di SPBU.(merdeka.com/Dwi Narwoko)
Petugas SPBU mengisi bahan bakar jenis pertalite kepada pengguna sepeda motor di Pamulang, Tangerang Seatan, Banten. Pemerintah masih terus menggodok aturan untuk membatasi pembelian BBM subsidi dan kompensasi di SPBU.(merdeka.com/Dwi Narwoko)

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif buka suara terkait keputusan PT Pertamina (Persero) untuk berani menurunkan harga jual bahan bakar minyak atau BBM nonsubsidi seperti harga BBM Pertamina jenis Pertamax.

Meskipun, harga minyak dunia saat ini tengah melambung akibat ketegangan geopolitik dunia. Terbaru adanya konflik antara Israel dan Hamas di pihak Palestina.

Menteri Arifin menjelaskan, skema penetapan harga BBM nonsubsidi mengikuti pergerakan harga pasar minyak mentah dunia. Hal ini berbeda dengan penetapan harga BBM subsidi yang sepenuhnya berada di bawah pemerintah melalui Kementerian ESDM.

Dia menyebut, harga minyak di pasar internasional sendiri dalam beberapa waktu mengalami tren pelemahan berkisar USD 86 per barel. Namun, diakuinya harga minyak tersebut masih tergolong tinggi dibandingkan harga saat situasi normal.

"Ya jadi minyak kan sekarang 92, 90 kan pernah ya, sekarang balik lagi 86 jadi fluktuasi. Jadi ini (BBM non subsidi) juga turun," katanya kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (3/11).

Harga Minyak Mentah Dunia

Akan tetapi, harga minyak mentah dunia saat ini masih bersifat fluktuasi. Sehingga, Pertamina dapat melakukan penyesuaian harga BBM non subsidi kapanpun.

"Fluktuasi harga minyak internasional ya," tekannya.

Menteri Arifin sendiri enggan merespon lebih lanjut pertanyaan awak media terkait kemungkinan penyesuaian harga BBM nonsubsidi. Diketahui, saat ini harga Pertalite tetap dibanderol Rp10.000 per liter dalam kurun waktu yang cukup lama. 

 

Infografis SKK MIgas
Di tengah kebutuhan energi nasional yang terus meningkat, menemukan minyak dan gas bumi (migas) menjadi semakin sulit
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya