Indonesia Perkuat Kolaborasi Mineral dan Energi Hijau dengan Amerika Serikat

Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk melakukan kerjasama di bidang pengembangan energi dan mineral berkelanjutan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Nov 2023, 18:29 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2023, 18:29 WIB
Ilustrasi turbin angin, salah satu sumber energi hijau.
Ilustrasi turbin angin, salah satu sumber energi hijau. Dok: Kedubes Inggris di Jakarta

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dan Amerika Serikat sepakat untuk melakukan kerjasama di bidang pengembangan energi dan mineral berkelanjutan. Ditandai dengan penandatanganan Memorandum of Understanding bidang kerja sama energi dan mineral berkelanjutan secara sirkuler (desk to desk), antara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Duta Besar Amerika Serikat untuk RI.

Arifin Tasrif mengatakan, penandatanganan ini mencerminkan komitmen kuat kedua negara dalam memperkuat kolaborasi dalam peningkatan kerja sama energi dan mineral berkelanjutan.

 

"Juga melengkapi kerja sama energi yang sudah eksisting antara Kementerian ESDM dengan Kementerian Energi Amerika Serikat dan Kementerian Perdagangan Amerika Serikat," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (10/11/2023).

Arifin menjelaskan, kolaborasi dengan US Department of States ini akan memayungi program Energy Resources Governance Initiatives (ERGI) dan Clean Energy Demand Initiative (CEDI).

Itu merupakan inisiatif Negeri Paman Dam untuk membantu Indonesia terkait tata kelola pengelolaan mineral berkelanjutan dengan berbagai topik. Antara lain, pertambangan dan geologi, pasokan keamanan dan ketahanan jaringan listrik, energi terbarukan, energi bersih dan transisi energi termasuk teknologinya, bahan bakar nabati (BBN) dan produk terkait, serta bidang lainnya yang akan ditentukan bersama.

Dukungan AS

Kata Arifin, Amerika Serikat telah mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia melalui berbagai platform kerjasama. Selama ini telah terjalin kerja sama program Net Zero World melalui Kementerian Energi Amerika Serikat, dan Clean Energy Working Group melalui Kementerian Perdagangan Amerika Serikat.

"Kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat ini akan memperkuat kerjasama yang ada terutama dalam hal penguatan pengembangan industri mineral untuk mendukung transisi energi," imbuh dia.

 

Energi Bersih

Menteri ESDM Arifin Tasrif buka suara soal harga BBM Pertamina turun.
Menteri ESDM Arifin Tasrif buka suara terkait keputusan PT Pertamina (Persero) untuk berani menurunkan harga jual bahan bakar minyak atau BBM nonsubsidi seperti harga BBM Pertamax.

Sementara Duta Besar Amerika Serikat untuk RI Sung Kim menyatakan, penandatanganan MoU ini akan memperkuat kerja sama energi bersih dan pengembangan sumber daya mineral berkelanjutan antara Amerika Serikat dengan Indonesia.

"MoU saya yakini akan memperkuat kemitraan dalam mempromosikan energi bersih dan pengembangan sumber daya mineral berkelanjutan. Kita akan melanjutkan upaya yang kokoh untuk mendukung masa depan energi yang lebih bersih dan mencapai tujuan bersama terkait iklim," kata Sung Kim.

MoU Kementerian ESDM dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat akan menjadi salah satu deliverables yang diumumkan di Negeri Paman Sam pada saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Washington DC dan San Fransisco, dalam rangka pertemuan bilateral dengan Presiden Biden dan APEC Leader’s Meeting pada 12-17 November 2023 mendatang.

 

Selanjutnya

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan saat ini teridentifikasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) sebanyak 2.741 lokasi dan WPR yang telah ditetapkan 1.092 lokasi.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebutkan saat ini teridentifikasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) sebanyak 2.741 lokasi dan WPR yang telah ditetapkan 1.092 lokasi.

Untuk diketahui, ERGI merupakan inisiatif dari US Department of State untuk mempromosikan isu pertambangan maupun rantai pasok sumber daya mineral Amerika Serikat.

Adapun CEDI merupakan inisiatif Amerika Serikat yang bertujuan untuk menjadi jembatan antara perusahaan-perusahaan di sana untuk dapat berinvestasi di negara-negara yang membutuhkan investor proyek energi bersih dan terbarukan. Sekitar 325 perusahaan Amerika Serikat telah bergabung dengan inisiatif ini.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya