Liputan6.com, Jakarta - Menurut laporan perkiraan tren Glassdoor baru-baru ini, generasi Z akan menempati porsi angkatan yang lebih banyak dibandingkan generasi baby boomers. Hal ini merupakan hal yang besar menurut seorang ekonom.
"Perubahan demografi yang akan terjadi akan memiliki “implikasi yang cukup luas terhadap prioritas perusahaan,” menurut Kepala Ekonom Glassdoor, Aaron Terrazas melansir CNBC, Jumat (8/12/2023).
Baca Juga
“Ini adalah akhir dari generasi baby boomer, generasi transformatif yang bekerja di tempat kerja. Mereka akan digantikan oleh orang-orang yang sangat berbeda dan memprioritaskan ekspektasi berbeda dalam pekerjaan,” tambah dia.
Advertisement
Tren ini didorong berdasarkan sebagian besar definisi, bahwa generasi baby boomer akan berusia antara 60 hingga 78 tahun pada tahun depan dan akan memasuki masa pensiun.
Sedangkan Gen Z yang akan berusia 12 hingga 27 tahun pada tahun depan, akan semakin banyak yang lulus sekolah dan memasuki dunia kerja.
Pada akhirnya, Gen Z juga akan menyalip Gen Z, tetapi Terrazas mengatakan, akan membutuhkan waktu lebih lama sebelum Gen Z bisa menyalip generasi milenial. “Mungkin baru akan terjadi pada awal tahun 2040-an.” lanjutnya.
Menurut Terrazas, inilah alasan mengapa peralihan penting dan yang akan terjadi pada tempat kerja di seluruh negeri.
Gen Z membawa nilai dan harapan yang berbeda di tempat kerja
Generasi Z tumbuh dewasa dalam waktu yang sangat berbeda dibandingkan baby boomer, sebuah suasana yang ditandai gejolak politik dan pandemi covid-19.
“Jadi, sikap mereka secara keseluruhan terhadap pekerjaan dan apa yang mereka harapkan akan berbeda dengan kakek-nenek mereka,” kata Terrazas.
Berdasarkan survei nasional yang dilakukan pada tahun 2022 di Amerika Serikat, para pekerja muda ini lebih memilih perusahaan yang memiliki dampak sosial, mobilitas kedepannya, dan peluang kreatif.
“Gen Z menghargai organisasi yang flat dan mereka ingin pendapat dan perspektif mereka didengar terlepas dari pengalaman atau masa jabatan mereka,” Terrazas menambahkan.
Demikian juga dibandingkan generasi lain, laporan Glassdoor mengatakan, mereka cenderung lebih ingin berpolitik dalam pekerjaan mereka dan mengharapkan pimpinan perusahaan untuk lebih vokal dengan isu-isu yang mereka pedulikan.
“Generasi Z sangat prihatin dengan trade-off antara bekerja dan bersantai,” kata Terrazas. Mereka cenderung menghargai pekerjaan fleksibel yang dapat mewujudkan work-life balance, yang mereka nggap lebih bereharga dariada keamanan kerja. Menurut survei Fiverr baru-baru ini, mereka lebih memilih interaksi kerja secara langsung.
“Tidak harus di kantor,” kata Direktur Senor Riset Pasar dan Wawasan Pelanggan Fiverr, Michal Miller.
“Hampir sepertiganya lebih suka bekerja di tempat umum seperti coffee shop, tempat mereka dapat bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang sambil tetap menjaga fleksibilitas.”
Sebagai pekerja awal karir, Gen Z menghargai peluang pengembangan dan pemasukan yang diberikan secara teratur. Survei yang diterbitkan awal tahun ini oleh perusahaan software HR StaffCircle mengatakan, 73% dari mereka bersedia berhenti dari pekerjaan mereka jika manajer tidak memberikan dua hal tersebut.
Tak hanya itu, laporan LinkedIn pada bulan Januari juga menunjukkan bahwa mereka juga tidak takut untuk berpindah pekerjaan jika situasi kerja mereka tidak memuaskan.
“Hal ini akan mendorong banyak pencarian jiwa di tingkat eksekutif tentang cara mempertahankan dan memotivasi karyawan mereka, khususnya karyawan termuda.” kata Terrazas.
Advertisement