Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina EP (PEP) Regional Jawa Subholding Upstream Pertamina menemukan tambahan sumber daya hidrokarbon dari pengeboran dua sumur eksplorasi di Provinsi Jawa Barat.
Baca Juga
Kedua sumur tersebut yakni East Akasia Cinta (EAC)-001 di wilayah kerja PEP Jatibarang Field, Kabupaten Indramayu dan Sumur East Pondok Aren (EPN)-001 di wilayah kerja PEP Tambun Fild, Kabupaten Bekasi.
Advertisement
Melalui Uji Alir Produksi (Drill Stem Test/DST) sumur EAC-001 diperoleh hasil laju alir minyak sebesar 30 BOPD, gas mencapai 2,08 MMSCFD dan kondensat setara 15,05 BCPD.
Sumur EAC-001 ditajak pada tanggal 4 September 2023 dengan objektif utama di Reservoir Batupasir konglomeratik Formasi Jatibarang dan Reservoir batugamping Formasi Upper Cibulakan yang merupakan proven play atau konsep yang menghasilkan hidrokarbon di Lapangan Jatibarang dan Akasia Prima, Sub-Cekungan Jatibarang. Pengeboran ini mencapai kedalaman akhir di 2520 mMD.
Rig dinyatakan release dari Sumur EAC-001 pada tanggal 28 November 2023 dengan total realisasi hari operasi sebanyak 85 hari serta keberhasilan secara operasional ini juga tercermin dengan penerapan Budaya HSSE yang tinggi dengan capaian 155.016 jam kerja selamat.
Lokasi Lain
Serupa di Kabupaten Bekasi, tepatnya di PEP lapangan Tambun, pengeboran sumur eksplorasi East Pondok Aren (EPN)-001 yang ditajak pada 18 Agustus 2023 menyasar target reservoir Carbonate Formasi Lower Cibulakan berhasil mengalirkan minyak dan gas pada DST kedua dengan rate minyak sebesar 402 BOPD dan rate gas mencapai 1,09 MMSCFD di kedalaman 2.590 mMD.
Temuan migas ini merupakan manifestasi dari implementasi strategi eksplorasi Perusahaan yang massif dan agresif. Pengeboran sumur EPN-001 sekaligus sebagai pembuktian play atau konsep baru berupa stratigraphic trap di Formasi Lower Cibulakan, Sub Cekungan Ciputat.
“Pengeboran ini menjadi salah satu pionir dalam pembuktian konsep eksplorasi yang berbeda untuk menemukan serta membuka potensi akumulasi migas yang baru di area onshore Jawa Barat Utara,” ungkap VP Explorations Pertamina EP, Indra Yuliandri, dikutip Sabtu (16/12/2023).
Pengeboran Eksplorasi
Direktur Utama Pertamina EP, Wisnu Hindadari menyampaikan bahwa Pertamina EP konsisten mendorong pengeboran eksplorasi di wilayah kerjanya untuk memastikan Reserve to Production Ratio di Regional Jawa tetap terjaga dengan baik pada tahun-tahun mendatang.
“EAC-001 dan EPN-001, merupakan sumur Eksplorasi yang bisa menguatkan optimisme pencarian sumber daya baru di area yang tergolong mature untuk dapat segera berkontribusi dalam menjaga daya dukung produksi minyak dan gas dalam beberapa waktu ke depan,”tambah Wisnu.
Temuan cadangan ini sekaligus sebagai bagian penting dari program pemerintah di sektor energi nasional untuk mencapai target produksi gas 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) dan produksi minyak 1 juta barel per hari pada tahun 2030.
Selama periode Januari hingga akhir November 2023, Pertamina EP menyumbang produksi minyak bumi nasional sebesar 69.624 BOPD, dan gas bumi sebesar 838,6 MMSCFD.
Advertisement
Menengok Perkembangan Proyek Biometana Bisnis Green Energy di Pertamina, Sejauh Mana?
Indonesia melalui PT Pertamina (Persero) saat ini tengah menggarap proyek biometana dari limbah pabrik kelapa sawit guna menghasilkan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) sebagai produk energi baru terbarukan yang ramah lingkungan dan rendah emisi.
Berdasarkan data PT Pertamina Gas Negara (PGN) Tbk, dikutip Jumat (15/12/2023), biometana adalah bisnis green energy di Pertamina dalam rangka mendukung target Net Zero Emission 2060
Pertamina berkomitmen dalam mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission 2060, atau lebih cepat dengan mengembangkan roadmap dekarbonisasi aset dan green business.
Diketahui, pengembangan proyek biometana merupakan kerja sama lintas negara antara PT Pertamina (Persero) dan tiga perusahaan gas asal Jepang yakni Osaka Gas, JGC Holdings, dan Inpex Coorporation.
Untuk desain pengembangan biometana, diantaranya telah dilakuka joint Study antara PGN bersama dengan Konsorsium Jepang terkait pengembangan biomethane.
Kemudian, model Bisnis yang digunakan yakni PGN dan Konsorsium membentuk Joint Venture Company untuk pendirian Biomethane Plant (JV).
Distribusi
JV kemudian membawa Biomethane ke injection point di Stasiun Gas Pagardewa. Selanjutnya PGN membawa biomethane tersebut melalui pipa SSWJ dan pipa distribusi ke pelanggan yang ingin menggunakan Biomethane.
Estimasi Permintaannya sebanyak 1,2 – 5,2 Million Standard Cubic Feet per Day atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari.
Saat ini status pengembangan biometana, telah dilakukan studi Kelayakan Pemanfaatan Biomethane dari Palm Oil Mill Effluent (POME) sebagai Upaya Dalam Reduksi Emisi Karbon di Indonesia dan Studi Kelayakan Pembangunan Fasilitas Injection Point di Area Stasiun Gas Pagardewa pada 15 Februari 2023.
Selain itu, Head of Agreement (HoA) dengan Konsorsium telah ditandatangani pada 11 Agustus 2023.
Advertisement