PLTU Sintang Uji Coba Biomassa, Bahan Bakar Pengganti Batu Bara

PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mendukung uji coba pembakaran (firing) 100 persen Biomassa di PLTU Sintang Unit 1 selama 24 Jam Non Stop, dengan memasok bahan bakar subtitusi batu bara

oleh Septian Deny diperbarui 16 Des 2023, 19:45 WIB
Diterbitkan 16 Des 2023, 19:45 WIB
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)
PLN berhasil melakukan uji coba penggunaan 75 persen biomassa Woodchips (kepingan kayu) untuk bahan bakar pengganti batu bara (cofiring) di PLTU Bolok dengan kapasitas 2x16,5 Megawatt (MW) di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) mendukung uji coba pembakaran (firing) 100 persen Biomassa di PLTU Sintang Unit 1 selama 24 Jam Non Stop, dengan memasok bahan bakar subtitusi batu bara.

Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, Firing biomassa ini akan berlangsung selama 20 hari sejak 13 Desember 2023, PLN EPI akan memasok kebutuhan biomassa dari cangkang sawit dan woodchip dari Sintang dsk. PLN EPI menyediakan stock 1000 ton cangkang sawit dan woodchip sebesar 250 ton.

"PLN EPI sebagai Sub Holding Penyediaan Energi Primer mensupport pelaksanaan Firing Biomassa 100% ini dengan menyediakan pasokan harian cangkang sawit sebesar 150 ton dan woodchip sebesar 15 ton," kata Iwan, Sabtu (16/12/2023).

Iwan menjelaskan, pelaksanan firing biomassa ini membutuhkan total 180 ton biomassa per hari. Dengan volume penyediaan dan stok biomassa yang tersedia maka implementasi firing biomassa 100% di rencanakan selama 20 hari atau sampai dengan tanggal 2 Januari 2024.

"PLN EPI akan mendukung Program Transisi Energi PLN Grup melalui program Co-firing PLTU PLN dengan penyediaan pasokan bahan bakar biomassa dengan kualitas dan volume yang cukup," kata Iwan.

Hasil implementasi firing Biomassa 100% pada hari ke-2 menunjukkan hasil yang positif seperti pemakaian rata-rata bahan bakar turun 10 persen, biaya bahan bakar turun 20 persen dan penurunan kadar emisi SOx, NOx dan CO2.

PLTU Sintang merupakan Pembangkit Listrik tenaga Uap yang terletak di Kalimantan Barat untuk memasok kebutuhan listrik di Sistem Khatulistiwa, dengan daya terpasang pembangkit 3 x 7 MW. Mulai beroperasi sejak tahun 2018 dan telah melaksanakan Co-firing Biomassa sejak tahun 2021.

PLTU Sintang ini akan menjadi percontohan untuk implementasi Firing Biomassa 100% menggunakan biomassa berkualitas tinggi dan menjadi PLTU Hybrid yang bisa secara flexible switching dari bahan bakar batubara ke bahan bakar biomassa.

Kala Warga Ikut Jaga Pasokan Bahan Bakar PLTU

PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Liputan6.com/Nurmayanti
PLTU Paiton di Probolinggo, Jawa Timur. Liputan6.com/Nurmayanti

PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) sebagai sub holding PLN Group mendorong kesejahteraan masyarakat dan lingkungan di Gunung Kidul, D.I. Yogyakarta, dengan menjalankan program penanaman pohon yang dijadikan subtitusi batu bara sebagai bahan bakar PLTU dan pengeolaan limbah pertanian.

Direktur Utama PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) Iwan Agung Firstantara mengatakan, untuk melaksanakan program tersebut PLN EPI melakukan kajian pemetaan sosial (social mapping) telah disusun dalam kurun waktu tiga bulan sebelumnya di Kalurahan Gombang dan Karang Asem, Kabupaten Gunung Kidul Yogyakarta.

"Dari hasil kajian yang telah dilakukan, PLN EPI akan melaksanakan 16 program CSR prioritas dan 16 program pendukung pada periode 2023-2026," kata Iwan, Sabtu (16/12/2023).

Vice President (VP) Pengembangan Bisnis Pemasaran dan Perencanaan Biomassa PLN EPI, Anita Puspita Sari, mengungkapkan Program Desa Berdaya Energi ini merupakan bentuk komitmen perusahaan dalam mendorong target Net Zero Emission (NZE) dan keberlanjutan bisnis. Di Dua Kalurahan ini pada Maret lalu, PLN EPI bekerja sama dengan Keraton Yogyakarta dan Pemerintah DIY, melakukan penanaman 50 ribu bibit tanaman Kaliandra, Gmelina (jati putih), Gamal dan Indigofera di 30 hektar lahan Sultan Ground serta tanah kas desa.

"Ranting pohon tersebut dapat dimanfaatkan untuk Cofiring Biomassa PLN pada pembangkit di PLTU Pacitan dan daunnya dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak warga di Gunungkidul," tutur Anita.

Sekretaris PLN EPI Mamit Setiawan melanjutkan, selama tiga tahun ke depan di dua kalurahan, PLN EPI akan memprioritaskan pada program pemberdayaan ekonomi, program lingkungan, program sosial budaya dan program kesehatan masyarakat dan diharapkan berdampak positif bagi masyarakat.

Sebagai langkah awal program tersebut, PLN EPI melaksanakan dua program prioritas CSR Pemberdayaan Masyarakat yakni pelatihan, pendampingan dan pembuatan pakan ternak dan pupuk organik di Kelurahan Karang Asem dan Gombang, Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

 

 

Energi Primer

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menurut Mamit, kedua program ini merupakan bentuk dukungan dan komitmen PLN EPI melakukan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. PLN EPI dalam menjalankan bisnis penyediaan energi primer akan selalu mengedepankan Environmental, Social, dan Corporate Governance (ESG) dan konsisten melaksanakan Sustainable Developement Goals atau SDGs.

"Melalui program Desa Berdaya Energi ini PLN EPI berharap dapat ikut meningkatkan transaksi kegiatan pertanian dan peternakan, menjaga kualitas lingkungan hidup, mengoptimalisasi modal sosial budaya serta turut berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat," tutur Mamit.

Ketua Bebadan Pangreksa Loka Keraton Ngayogyakarta, Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo atau Gusti Marrel menyambut hangat program CSR PLN EPI yang dinilai bermanfaat bagi masyarakat. Program kerja sama dengan keraton ini memberikan manfaat secara lokal dan nasional serta mendukung energi hijau.

“Semoga terus berlanjut dan tentu saja perlu keterlibatan masyarakat, seperti pesan Ngarsa Dalem agar program ini bisa terus berjalan dan berkelanjutan. Program perintis ini mungkin masih dilakukan percobaan, maka ada yang tumbuh dan tidak, itu tidak apa-apa. Namun bagiamana caranya berkesinambungan,” katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya